Pengamat Nilai Pilihan Golput Tepat Hanya Pada Masa Rezim Soeharto


Pengamat Politik UI Ari Junaedi (Foto: youtube/net-tv)
MerahPutih.Com - Kontroversi golongan putih (Golput) atau pemilih yang enggan menggunakan hak pilihnya masih terus berlanjut. Gerakan golput dinilai menjadi ancaman serius dalam Pemilu 2019.
Lantas, apakah golput itu pilihan politik yang tepat atau sekadar ungkapan keputusasaan terhadap sistem politik di Tanah Air?
Pengamat politik Ari Junaedi menilai gerakan golput sekarang ini sudah tidak relevan lagi. Sebab, menurut dia, golput hanyalah sikap yang tidak bertanggung jawab dan irasional.

Lebih lanjut, Ari menegaskan pilihan golput hanya bisa berlaku pada masa rezim Soeharto dimana pilihan politik didikte sedemikian sehingga perlu dilawan dengan cara tidak memilih.
"Andai mereka pernah mengalami kekejaman dan kooptasi Soeharto yang luar biasa tidak beradab, maka cara golput adalah tepat," kara Ari Junaedi kepada merahputih.com di Jakarta, Jumat (5/4).
Menurut pengajar Universitas Indonesia ini, golput di zaman Orde Baru baru bisa disebut benar dan terpuji karena pemenang pemilu sudah ditentukan Cendana sebelum pemilu berlangsung dan presidennya pasti Soeharto.
BACA JUGA: Pelaku Golput Tidak Mudah Ditindak
BPN Temukan Jejak Digital Megawati Pernah Serukan Golput
Kaum Milenial Diminta Jangan Golput
"Nah di era sekarang sungguh sangat naif dan tidak relevan ketika ada dua alternatif. Pilih saja yang terbukti kerja atau yang terbukti "omdo". Jika mereka kecewa dengan kinerja parpol yang wakilnya di parlemen tidak kapabel toh kan bisa memilih partai lain. Bukan berarti harus "puasa" mencoblos," beber Ari Junaedi.
Ari menganggap, pernyataan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri soal kecaman golput, sebaiknya dicerna dengan jernih sebagai bentuk tanggungjawab seorang tokoh bangsa yang selalu optimis melihat NKRI tegak berdiri.(Knu)
Bagikan
Berita Terkait
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah

Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan

Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029

Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power

Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh

Donald Trump Menangi Pilpres AS, Pengamat: Indonesia Diprediksi Dapat Untung

Timnas Dirugikan Wasit, Pengamat Minta PSSI Lapor ke FIFA untuk Selidiki Dugaan Kecurangan

Tunjuk Calon Menteri, Pengamat Politik Sarankan Prabowo Ikuti Cara Soeharto

Pengamat Tak Setuju Anggaran Rp 10 Miliar Kominfo untuk Makan Bergizi Gratis

Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer untuk Sosialisasikan Program Pemerintahanya
