Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Kereta cepat Jakarta-Bandung. (Foto: PT KCIC)
MerahPutih.com - Utang kereta cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) kini tengah menjadi polemik.
Apalagi, biaya akhir proyek Whoosh terkonsolidasi di kisaran 7,2 hingga 7,3 miliar dolar AS (Rp 110–Rp 113 triliun), setelah pembengkakan yang disepakati pada 2023, dari rencana awal yang lebih rendah.
Ekonom Achmad Nur Hidayat menilai, opsi pembayaran sampai 60 tahun dan wacana cicilan Rp 1,2 triliun per tahun ke China terkesan berat.
“Perpanjangan hingga 60 tahun memang merenggangkan arus kas jangka pendek, tetapi menambah beban bunga dan ketidakpastian jangka panjang,” kata Achmad kepada wartawan di Jakarta, Rabu (5/11).
Baca juga:
Ternyata, Prabowo Andalkan Duit dari Sini untuk Alokasi Bayar Utang Whoosh
Menurut Achmad, angka Rp 1,2 triliun per tahun terdengar kecil dibanding total APBN, tetapi sifatnya bukan gratis.
Ia pun khawatir, jika arus kas proyek tak menutup kewajiban, maka lubangnya bisa berbalik ke BUMN dan pada akhirnya fiskal negara.
“Ini akan menjadi bom waktu bagi fiskal Indonesia,” tutur dia.
Achmad melihat, seharusnya negosiasi bukan kepada tenor.
Baca juga:
“Melainkan kepada bunga yang lebih rendah dan rencana pengembangan yang tidak membebankan APBN,” sebut Achmad.
Selain itu, Achmad menyarankan agar pemerintah perlu mengevaluasi dan mengonversi risiko menjadi kontrak yang lebih cerdas.
Misalnya, pembayaran yang mengikuti kinerja, pembagian risiko yang lebih seimbang, dan penggerak nilai tambah di koridor Jakarta–Bandung.
Jika tidak, perpanjangan tenor 60 tahun hanya akan menunda masalah.
Baca juga:
Prabowo soal Utang Whoosh: Enggak Usah Khawatir, Saya Tanggung Jawab Semuanya
“Ini harus kita tolak,” tutur pengajar dari UPN Veteran Jakarta ini.
Sekadar informasi, Presiden RI, Prabowo Subianto, sebelumnya meminta agar urusan Whoosh tak diributkan. Prabowo menegaskan, bahwa dirinya akan bertanggung jawab. (knu)
"Kemudian tak usah khawatir apa itu ribut-ribut Whoosh. Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti Whoosh itu semuanya," ujar Prabowo saat peresmian Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta Pusat, Selasa (4/11).
Dia mengatakan pemerintah tidak menghitung untung-rugi terkait layanan publik.
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Libur Nataru, KCIC Operasikan 1.098 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh
Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban
Lidik Dugaan Korupsi Whoosh, KPK Telusuri Status Lahan di Halim Benar Tidak Milik TNI AU
Barang Bawaan Penumpang Ketinggalan dan Hilang di Kereta Whoosh, Begini Cara Urus Layanan Lost & Found
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Minta Prabowo Setop Penerimaan CPNS 2026, Anggarannya Dialihkan untuk Lunasi Bayar Utang Kereta Cepat
Jelang Angkutan Nataru 2026, Semua Awak Kereta Cepat Jakarta-Bandung Wajib Tes Urine oleh BNN
Bukan Cuma Jual Beli Tanah Negara, Penyelidikan KPK Temukan Indikasi Mark Up Dana Lahan Whoosh
[HOAKS atau FAKTA]: Gara-Gara Menkeu Purbaya Tak Mau Talangi, Luhut Ancam Rakyat Ikut Bayar Utang Whoosh Rp 119 Triliun
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Murka Terhadap Purbaya karena Ogah Lunasi Utang Kereta Cepat
KPK Duga Ada Tanah Negara Dijual ke Negara di Proyek Kereta Cepat Whoosh