Pengamat Militer Susaningtyas Bantah Tuduh Agama Islam sebagai Embrio Terorisme

Andika PratamaAndika Pratama - Rabu, 08 September 2021
Pengamat Militer Susaningtyas Bantah Tuduh Agama Islam sebagai Embrio Terorisme

Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. Foto: Istimewa

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengklarifikasi sehubungan dengan simpang siurnya pemberitaan soal penjelasannya di webinar bertema 'Taliban Bermuka Dua ke Indonesia?' yang diadakan Medcom.id di Jakarta, beberapa waktu lalu

Perempuan yang akrab disapa Nuning ini perlu meluruskan beberapa pernyataan yang disalahartikan.

Baca Juga

Taliban Umumkan Pemerintahan dan Menteri Baru Afghanistan

"Saya sebagai Muslim secara sadar sangat menghormati Islam sebagai agama saya. Ajaran Islam yang saya pelajari adalah agama yang cinta sesama bahkan juga dengan umat beragama lain." ucap Nuning dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (8/9).

Alumni Universitas Indonesia (UI) tersebut menuturkan, Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Sehingga, ia tidak mungkin menuduh agama Islam sebagai embrio terorisme.

"Saya pun menyampaikan apa adanya berbagai temuan terkait dengan embrio terorisme (radikalisme), termasuk cikal bakalnya yang tumbuh berkembang diawali dari dunia pendidikan di negara kita. Hal ini yang saya utarakan pada webinar tersebut," tegasnya.

Mantan anggota DPR RI ini melanjutkan, tentu saja tidak semua lembaga pendidikan berbasis Muslim, bisa dikatakan sebagai embrio radikalisme, atau bahkan terafiliasi dengan Taliban.

"Masih ada yang mengikuti peraturan perundangan yang berlaku. Soal pendidikan itu, sudah ada banyak lembaga yang sudah meriset hal ini," ujarnya.

Pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. | Foto: Istimewa
Pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. | Foto: Istimewa

Adapun, kata Nuning, permasalahan meruncing karena ada media yang menulis tidak lengkap atas pernyataannya. Sehingga, hal itu menyulut kemarahan serta kesalahpahaman kepadanya

"Perlu saya tambahkan, saya sangat menjunjung tinggi adat budaya Indonesia yang adhiluhung dan rasa cinta Tanah Air Indonesia. Sehingga tentu apa yang saya sampaikan tidak lain tidak bukan, karena saya ingin mengajak serta bangsa ini memiliki patriotisme dalam bela negara," katanya.

Terkait dengan bahasa Arab, dia mengaku, sangat respek dengan bahasa tersebut. Dia menegaskan, ada perbedaan konteks bahasa Arab sebagai alat komunikasi resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan penggunaannya sebagai bahasa sehari-hari dalam pergaulan suatu bangsa yang sudah memiliki bahasa nasional, seperti halnya bahasa kita bahasa Indonesia

"Dalam hal ini mohon maaf bila ada yang tidak sependapat dengan saya," tutur Nuning.

Sebagai catatan, dia memang sangat mengkhawatirkan terjadi glorifikasi menangnya Taliban di Afganistan oleh sel-sel tidur terorisme di Indonesia. Terkait hal itu, tentu juga sudah sering dibahas oleh para ahli terorisme yang ada di negeri ini.

"Jadi bukan hanya saya saja. Demikian keterangan saya. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT dan sehat walafiat. Amin," pungkasnya. (Pon)

Baca Juga

Pemerintah Indonesia Temui Taliban di Qatar, Apa yang Dibahas?

#Susaningtyas Kertopati #Pengamat Intelijen Susaningtyas #Islam #Agama Islam #Terorisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Indonesia
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan pentingnya kerapian data agar program pemerintah menjangkau pihak yang benar-benar membutuhkan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 12 Juli 2025
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Bagikan