Pemerintah Jangan Terlalu Fokus Tangani Kesehatan hingga Ekonomi Keteteran


Ketua MPR Bambang Soesatyo menyampaikan pidato pengantar dalam rangka sidang tahunan MPR, Jumat (14/8/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/pras.
MerahPutih.com - Indonesia harus mengakselerasi keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi.
Menurut Ketua MPR Bambang Soesatyo, banyak negara yang lebih mengutamakan penanganan kesehatan, pada akhirnya menghadapi persoalan ekonomi yang kompleks, bahkan sampai resesi.
Baca Juga:
DPR Ingatkan Pemerintah Jangan Gagal Fokus Saat Pulihkan Perekonomian
“Pengalaman sejumlah negara menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan penyelesaian persoalan kesehatan dan sekaligus perekonomian,” jelasnya dalam acara Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR & DPD RI 2020 di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8).
Menurutnya, COVID-19 berimplikasi tidak hanya berdampak langsung pada kesehatan masyarakat maupun pendidikan, tetapi juga dimensi lain khususnya bidang ekonomi.
“Seperti kita ketahui bahwa pada periode Maret sampai pertengahan Agustus 2020 ini menjadi fase terberat bagi perekonomian Indonesia. Badan Pusat Statistik merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2020 minus 5,32 persen dibanding triwulan II-2019,” jelasnya.

Ia lantas mencontohkan, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyebutkan ancaman krisis pangan
akibat pandemi COVID-19.
Menurut dia, pertarungan dalam memenuhi dan mengawal ketersediaan pangan akan menjadi penentu gerak bandul geopolitik global.
"Kondisi ini memaksa setiap negara merancang politik pangan, pertama-tama untuk kepentingan domestiknya," ujar Wakil Ketua Umum Golkar ini.
Baca Juga:
Dalam kaitan ini, kata Bamsoet, sebagai pimpinan MPR, pihaknya perlu mengingatkan bahwa produksi dalam negeri akan menjadi tumpuan utama bagi kita saat ini.
"Fasilitas produksi, seperti mesin dan peralatan pertanian, subsidi pupuk dan benih, serta fasilitas pendukung produksi lainnya, perlu menjadi prioritas bagi peningkatan produksi dalam negeri," katanya.
Mengingat 93 persen mayoritas petani Indonesia adalah petani kecil, maka fasilitas dan bantuan sangat dibutuhkan agar mereka terbantu untuk meningkatkan kinerja produksinya.
"Dalam situasi pandemi saat ini, selain fasilitas atau bantuan, diperlukan juga protokol produksi yang dapat menjamin kualitas dan keamanan pangan yang terbebas dari COVID-19," tuturnya. (Knu)
Baca Juga:
DPR Harap Bantuan Rp28,8 Triliun untuk UMKM Gerakkan Roda Perekonomian
Bagikan
Berita Terkait
MPR Selesaikan Rumusan Awal Pokok-Pokok Haluan Negara, Muzani Ajak Masyarakat Beri Masukan

Ketua MPR Anggap Korupsi sebagai Penghancur Harapan Masa Depan, Ajak Seluruh Bangsa Introspeksi dan Menjaga Marwah Demi Indonesia Lebih Baik

Ahmad Muzani Hormati Langkah KPK Usut Dugaan Gratifikasi di MPR

Soal Surat Pemakzulan Gibran, Ketua MPR: Saya Belum Tahu, Baru Masuk setelah Reses

Ketua MPR: Usut Kecelakaan Bus WNI Jemaah Umrah di Saudi

Pemerintah Didesak Percepat Stimulus untuk Meredam Dampak Gejolak Ekonomi

Ketua MPR Harap Parliamentary Threshold Tetap 4 Persen

Resesi bak Mimpi Buruk, Ini Dampaknya bagi Negara

Kawasan Cagar Budaya, Ketua MPR Dorong Revitalisasi Keraton Surakarta

Ketika Terjadi Resesi, inilah Langkah Ekonomi yang Harus Kamu Lakukan
