Pemeriksaan dengan CT Scan Sebabkan Kanker?


Pemeriksaan dengan CT Scan sebabkan kanker (Sumber: Medical News Today)
KANKER merupakan penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikendalikan. Mendeteksi dini persebaran sel kanker membuat penyakit ini lebih mudah dikontrol dan dijinakkan.
Berada di dalam tubuh, sel kanker bisa dideteksi dengan pemindaian tomografi komputer atau yang dikenal dengan istilah CT Scan. Tindakan ini dilakukan pada perut dan dada untuk mencari penyebaran sel kanker di hati dan paru. Sementara untuk mencari penyebaran sel kanker di tulang dilakukan dengan teknik pindai tulang atau bone scanning.
Baca juga:
"Kalau pemindaian untuk mencari penyebaran sel kanker di otak dilakukan dengan teknik pencitraan resonansi magnetik atau MRI brain," jelas pakar Hematologi Onkologi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr. dr Ikhwan Rinaldi, Sp. PD-KHOM di Jakarta Pusat.

Sementara penyebaran kanker di area hati, paru, tulang dan otak saat ini bisa digantikan dengan pemeriksaan pindai tomografi emisi positron atau PET Scan. "PET Scan dan CT Scan seringkali digunakan bersama-sama untuk meningkatkan akurasi dan pencitraan. Dengan alai itu, pencitraan kanker yang menyebar dapat terlihat berwarna," urai Dokter Ikhwan.
Meskipun proses pendeteksian sel kanker sudah canggih. Masih banyak masyarakat yang ketakutan, Mereka berasumsi bahwa pemeriksaan pindai tomografi komputer dan emosi positron mengandung radiasi yang dapat memicu kanker. Hal tersebut tentu dapat menghalangi proses pemeriksaan dan pengobatan.
Baca juga:
Jika sudah demikian, banyak pasien kanker yang lebih memilih pengobatan kanker yang tidak terstandar. Kekhawatiran mereka akan berbagai tindakan yang dilakukan dokter membuat mereka mencari jalan pengobatan alternatif. "Salah satu pasien saya ada yang melakukan hal tersebut. Akhirnya, dalam sekian bulan terjadi progresivitas penyakit karena tidak diobati sesuai dengan penyakitnya," jelas Dokter Ikhwan.

Tak hanya itu, Dokter Ikhwan membeberkan kasus pasien lainnya yang ngeyel. "Ada pasien yang tidak mau menjalani operasi, maunya hanya dikemoterapi padahal standarnya lebih baik dioperasi dulu baru dikemoterapi. Akhirnya, benjolan yang sempat hilang kembali kambuh dalam waktu singkat. Kanker muncul lagi di organ lain," bebernya.
Di lain kesempatan, Dokter Ikhwan menemukan pasien yang sudah dibiopsi pada lubang pembuangannya dan ditemukan kanker. Sayangnya, pasien tersebut tidak mau menjalani operasi. Alasannya karena harus dibuat kantong pembuangan di daerah perut.
"Pasien tersebut merasa jijik. Dia memilih untuk menjalani pengobatan dengan herbal," ujarnya. Ia pun menghargai keputusan pasiennya tersebut. Sayangnya, dalam tiga bulan terjadi progresivitas penyakit. Kanker tumbu di hati dan mau tidak mau pasien harus menjalani operasi pembuatan kantong pembuangan karena terjadi penyumbatan saluran pembuangan. "Kankernya sudah tidak bisa dioperasi," cetusnya menyayangkan.
"Jangan khawatir, penggunaan alat pendeteksi kanker sudah melewati kajian keamanan yang mendalam sehingga akhirnya dapat dipergunakan," tukasnya. (avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan

Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang

Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang

Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan

5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena

Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker

Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker

Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker

Harus Operasi Kanker, Agustiani Tio Minta Hakim Praperadilan Bantu Perizinan Berobat ke Luar Negeri

Kenal Lebih Dekat sama Vaksin Kanker yang Bakal Dibagikan Gratis pada 2025 Mendatang
