Mencegah Kanker Kolorektar dengan Makanan Sehat

Buah-buahan sangat direkomendasikan (Foto: Pixabay/PublicDomainPictures)
KANKER memang menjadi momok yang menakutkan, tanpa terkecuali kanker kolorektal. Kanker ini menyerang usus besar (kolon) atau bagian di bawah usus besar yang terhubung dengan anus (rektum). Risiko panker kolorektal semakin meningkat ketika usia bertambah.
Oleh karena itu, tindakan pencegahan harus dilakukan. Caranya yakni dengan gaya hidup sehat dan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Dilansir dari Antaranews.com, Senin (6/1), peneliti dari South Dakota State University, Brookings mengungkapkan flavoboid berperan menurunkan risiko kanker kolorektal.
Baca juga:
Kenapa Makanan Mewah Sering Dihidangkan dalam Porsi Kecil? Ini Jawabannya
Flavonoid terkandung di dalam buah dan sayur seperti blueberry, blackberry, apel, anggur merah, bawang merah, brokoli, delima, stroberi, aprikot, kol merah dan kulit terong ungu. Kandungan tersebut juga terdapat di cokelat dan teh.
Dikatakan kalau asam 2,4,6-trihydroxybenzoic (2,4,6-THBA) dapat menghambat enzim yang terlibat dalam pembelahan sel. 2,4,6-THBA sendiri hanya bisa dihasilkan saat bakteri bak di usus memecah flavonoid. Temuan itu muncl ketika peneliti sedang mempelajari aspirin.
Baca juga:
Sering Pilek Setelah Naik Pesawat? Cara Sederhana Ini Dapat Mencegahnya
"Didorong oleh temuan ini, kami berhipotesis 2,4,6-THBA mungkin menjadi kontributor sifat pencegahan kanker dari flavonoid. Eksperimen selanjutnya membuktikan senyawa ini menghambat pertumbuhan sel kanker," kata Jayarama Gunaje, salah satu peneliti seperti dilansir Medical News Today.
"Karena mikroflora usus berkontribusi terhadap degradasi flavonoid dalam usus, kami sedang dalam proses mengidentifikasi spesies bakteri spesifik yang dapat menghasilkan 2,4,6-THBA. Bakteri ini kemudian dapat digunakan sebagai probiotik bersama dengan suplemen flavonoid untuk pencegahan kanker," lanjutnya.
Di setiap tahunnya, di seluruh dunia terdapat satu juta orang yang didiagnosisi terserang kanker kolorektal. Penyakit ini muncul karena banyak faktor, termasuk diet yang kaya daging merah, seperti daging sapi, domba atau babi dan daging olahan. Obesitas atau kelebihan berat badan juga menjadi salah satu faktornya.
Baca juga:
Mengenal PTSD, Gangguan Psikologis yang Dipicu Bencana Banjir
Bagikan
Berita Terkait
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan

Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang

Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang

Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan

5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena

Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker

Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker

Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker

Cek Kesehatan Gratis Dinilai Langkah Maju untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat
