Pedagang Daging Pasar Ciledug dan Meruya Mogok Jualan: Kelewatan Naik Harganya


Pedagang daging di Pasar Ciledug, Tangerang dan Pasar Meruya, Jakarta Barat mogok jualan selama tiga hari, dimulai hari ini Rabu (20/1) hingga Jumat (22/1). (Foto: MP/Asropih)
MerahPutih.com - Sejumlah pedagang daging di Pasar Ciledug, Tangerang dan Pasar Meruya, Jakarta Barat mogok berjualan selama tiga hari, dimulai hari ini Rabu (20/1) hingga Jumat (22/1).
Aksi tidak berjualan sementara itu mereka lancarkan semata-mata sebagai protes perihal naiknya harga daging sapi.
Pedagang daging sapi Pasar Ciledug Julfi (38) mengatakan, kenaikan harga daging sapi terjadi mulai dari tingkat rumah jagal karena pasokan menurun. Hal ini mengakibatkan pedagang kesulitan menjualnya kepada konsumen dikarenakan tidak dapat lagi menaikkan harga jual.
Baca Juga:
Julfi menuturkan, tak tanggung-tanggung, satu ekor sapi mengalami kenaikan sebesar Rp5 juta di tingkat rumah jagal.
Harga jual di rumah jagal mengalami kenaikan sebesar Rp13.000 per kilogram atau dari Rp83.000 menjadi Rp96.000 per kilogram saat ini.
Sedangkan harga jual daging sapi di tingkat eceran mencapai Rp125.000 hingga Rp130.000 per kilogram dari normalnya Rp100.000 hingga Rp110.000 per kilogramnya.
Kondisi ini membuat pedagang harus menanggung kerugian, terlebih sekarang ini daya beli masyarakat masih menurun di tengah wabah corona.
"Soalnya kelewatan naik harga dari pusatnya," ungkap Julfi kepada Merahputih.com, Rabu (20/1).

Julfi pun berharap kepada pemerintah untuk dapat menurunkan lagi harga daging sapi di Indonesia. Sehingga, para pedagang bisa kembali berjualan melayani konsumen.
"Kita sih berharap pemerintah cepet turun tangan. Balikin lagi semua, jangan malah kayak gini," paparnya.
Mogok penjual daging sapi terjadi juga di Pasar Meruya, Jakarta Barat. Ada sebanyak tiga lapak penjual daging, tapi hanya ada satu yang masih berjualan.
Baca Juga:
Kedua pedagang tersebut tak menjajakan daging ke warga karena protes dengan melonjaknya harga daging di Indonesia.
"Pada demo gak jualan dulu selama tiga hari. Sampai Jumat," ucap Rudi (43), pedagang daging sapi yang masih berjualan.
Rudi menyampaikan, dirinya berjualan karena menghabiskan stok-stok daging yang ada saat berjualan hari kemarin. Stok yang dijajakan ini bukan bagian daging, melainkan sisa daging yang melekat di tulang seperti urat, lemak, dan tulang.
"Ada cuma tetelan ini. Ini mah buat sop doang, tetelan," ucap Rudi sambil memotong tulang daging yang tersisa. (Asp)
Baca Juga:
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Gubernur Pramono: Lomba Digitalisasi Pasar Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Jakarta 5,18 Persen

Harga Daging Tinggi, Asosiasi Pedagang Dorong Penguatan Peran BUMN

Stok Diklaim Melimpah Tapi Harga Daging Tinggi, Asosiasi Pedagang Curiga Ada Permainan

4 Pasar Tradisional di Jakarta Bakal Direvitalisasi, Bulan Depan Digarap

Pemprov DKI Bakal Revitalisasi Empat Pasar dengan Pendekatan Modern

Legislator PDIP Harap Ada UU yang Batasi Pergerakan Ritel Modern

Awal Agustus Harga Beras, Daging, dan Telur Merangkak Naik

4 Alasan Belanja di Pasar Tradisional

Pj Heru Minta Pedagang Pasar Berinovasi dalam Jualan dengan Konsep Terkini

DPR Bikin Aturan Berjualan di Medsos untuk Menjaga Eksistensi Pedagang Pasar
