Stok Diklaim Melimpah Tapi Harga Daging Tinggi, Asosiasi Pedagang Curiga Ada Permainan


Pedagang daging. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga daging sapi murni Rp 133.234 per kg, daging kerbau beku (impor) di harga Rp 103.013 per kg turun dan daging kerbau segar lokal Rp 135.313 per kg.
Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) mendorong pemerintah memperkuat peran Badan Usaha Milik Negara untuk stabilisasi harga daging yang melonjak tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Kehadiran perusahaan negara dinilai dapat menjamin kepastian harga.
Ketua Umum APDI, Asnawi, menyatakan, sejauh ini peran BUMN, yaitu PT Berdikari dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), hanya sebagai fasilitator. Dampaknya, tata niaga dikuasai oknum swasta sehingga harga daging di pasaran tidak terkendali.
"Sekarang importir swasta sub ke dia (PT Berdikari dan PT PPI, red), tapi Berdikari dan PPI enggak punya orang (untuk tata niaga). Kalau BUMN cuma jadi fasilitator, buat apa? Cuma terima fee-fee," ucapnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (13/8).
Baca juga:
Harga Daging Jelang Ramadan Tembus Rp 200 Ribu Per Kilogram, Biasanya Hanya Rp 120 Ribu Per Kilogram
Asnawi menyampaikan, tingginya harga daging di pasaran dalam beberapa bulan terakhir disinyalir karena permainan oknum swasta yang menguasai rantai distribusi. Sebab, stok daging sejatinya melimpah.
"Tingginya harga daging di pasar ketika stoknya melimpah karena adanya oknum yang memonopoli dari hulu sampai hilir," jelasnya.
Ia menerangkan, masuknya produk daging olahan impor ke Indonesia dengan harga lebih murah membuat persaingan tidak kompetitif.
Oleh karena itu, muncul desakan kepada pemerintah agar membuka keran impor daging segar agar persaingan lebih sehat, seperti daging kerbau dari India.
Pemerintah pun akhirnya membuka keran impor tersebut dengan memberikan penugasan kepada dua BUMN, PT Berdikari dan PT PPI.
"Setelah harga bagus, masuklah kepentingan oknum swasta ini," katanya.
Pernyataan senada disampaikan Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri. Ia berpendapat, pemerintah harus berperan untuk mengendalikan harga daging di pasaran.
"Kami mendorong agar pemerintah melakukan upaya-upaya penguatan untuk daging sapi bisa lebih maksimal," ucapnya saat dihubungi terpisah.
Kenaikan harga daging sapi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir tidak lazim. Kondisi diperparah belum pulihnya daya beli masyarakat sehingga banyak pedagang daging sapi yang beralih dagangan.
"Memang daging sapi ini kenaikannya mulai tidak lazim dan daya beli masyarakat belum pulih sehingga banyak pedagang yang beralih dagang ke dagangan yang lain, seperti ayam, ikan, dan seterusnya. Kuota daging kerbau juga tidak banyak yang disuplai ke pasar dan harganya lebih mahal sehingga kenaikan harga daging sapi tidak bisa dikendalikan," pungkasnya. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Harga Beras di Penggilingan Jawa Barat Merangkak Naik, Nilai Tukar Petani Juga Meningkat

ID FOOD Gelontorkan Rp 1,75 Triliun Buat Serap dan Stabilkan Harga Gula Petani

Kabar Gembira di Akhir Pekan! Harga Beras Medium dan Cabai Rawit Merah Kompak Anjlok Signifikan

Harga Pangan Hari Ini, 25 September 2025: Beras, Cabai, Hingga Minyak Goreng Turun Drastis

Pemprov DKI Jelaskan Alasan Kenaikan Harga Cabai pada Pekan Ketiga September

Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus

Harga Gula di Tingkat Produsen Rendah, BUMN ID FOOD Percepat Pembelian

Harga Pangan Hari Ini Selasa (23/9): Beras & Daging Kompak Turun, MinyaKita Naik Tipis

Harga Komoditas Pangan Hari Ini, Kamis 18 September 2025: Beras, Minyak dan Cabai Makin Terjangkau

Mayoritas Harga Pangan pada Rabu (17/9) Turun, Beberapa Komoditas Justru Meroket
