PDIP Harus Berkoalisi Jika Ingin Menangi Pemilu 2024
PDIP menggelar tumpengan perayaan HUT ke-61 Presiden Jokowi, yang bertepatan dengan Rekernas II partai, Selasa (21/6). Foto: Dok PDIP
MerahPutih.com - Peluang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk menang dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan kecil bila ngotot tidak berkoalisi.
Pengamat Politik, Jamiluddin Ritonga mengungkapkan, bahwa sejak reformasi 1998 dengan sistem pemilihan langsung belum ada partai di Indonesia yang menang tanpa berkoalisi. Semua presiden yang duduk di Istana Negara pasti mendapat dukungan dari sejumlah partai politik.
Baca Juga:
FX Rudy Duga Ada Upaya Menjatuhkan Gibran dan Pembusukan PDIP
"Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo yang negatif sangat populer saja tetap diusung koalisi partai," kata Jamiluddin Senin (13/2).
Maka dari itu, ucap Jamiluddin, bila PDI Perjuangan ingin menang tiga kali berturut-turut mesti bersatu dengan beberapa partai lain. Banyak keuntungan bila berkoalisi, sebab di masing-masing partai, pasti ada sosok kader yang militan sebagai mesin menaikan elektabilitas calon.
"Jadi, kalau PDIP mau hattrick, pilihannya harus berkoalisi. Tentu partai koalisinya harus yang punya mesin partai militan sehingga dapat meningkatkan capres yang didukung," terangnya.
Apalagi, kata dia, melihat elektabilitas capres yang ada saat ini terlihat relatif berimbang. Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo tidak memiliki perbedaan elektabilitas yang signifikan.
Baca Juga:
Gibran Nyatakan Ingin Bertemu Fraksi PDIP DKI Menyoal Bursa Cagub
"Kalau pun PDIP mengusung Ganjar, tentu elektabilitasnya tidak cukup untuk dengan mudah mengalahkan Anies dan Prabowo," cetusnya.
Lebih lanjut, ia beranggapan, jika mesin partai PDIP tidak cukup kuat untuk mendongkrak elektabilitas capres yang diusungnya. Karena itu, PDIP perlu partai lain untuk membantu meningkatkan elektabilitas capresnya. Ini artinya, koalisi dengan partai lain sulit untuk dihindari.
Apalagi digdayanya PDI Perjuangan 10 tahun terakhir tidak bisa terlepas dari populernya sosok Joko Widoso (Jokowi).
"Namun hal itu tampaknya tidak diperoleh lagi oleh PDIP pada Pilpres 2024. Sebab, Jokowi effect sudah memudar sehingga tidak berpengaruh banyak lagi untuk mendongkrak capres yang diusung PDIP," tutupnya. (Asp)
Baca Juga:
Legislator PDIP Harap Pers Tetap Jadi Penjaga Keseimbangan Negera
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
FX Rudy Mundur Plt Ketua DPD PDIP Jateng, PDIP Solo Duga Ada Kaitannya dengan Konferda
Megawati Perintahkan Donasi Rp 2 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra, Pramono: Sami'na wa Atho'na
FX Rudy Temui Megawati Jelang Konferda PDIP, Pasrah Ditempatkan di Mana Saja
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
Aria Bima Ingatkan Mahasiswa Penggugat UU MD3 Soal Sistem Pengambilan Keputusan di Lembaga Legislatif
DKPP Ungkap 31 Perkara Politik Uang di Pemilu dan Pilkada 2024, Perlunya Sinergi Kuat dari Bawaslu hingga KPU
Ariel Noah Bersama Vibrasi Suara Indonesia Sambangi Fraksi PDIP Bahas Royalti
Bupati Ponorogo Ditangkap KPK, PDIP: Kami Minta Maaf karena Dia tak Amanah
Implementasi PP 47/24 Masih Rendah, Pemerintah Didesak Percepat Penghapusan Piutang Macet UMKM
Sumpah Pemuda Harus Jadi Semangat Kepeloporan Anak Muda