Kesehatan

PB IDI dan Good Doctor Ajak Pemuda Perangi COVID-19

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 30 Oktober 2020
PB IDI dan Good Doctor Ajak Pemuda Perangi COVID-19

IDI dan Good Doctor akan edukasi kaum muda untuk ;awan COVID-19. (foto: ilustrasi/pexels/gustavo fring)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PANDEMI yang berlangsung sejak awal 2020 telah membawa perubahan drastis di tatanan masyarakat. Kita dituntut untuk mampu menjalani gaya hidup sehat demi mencegah penyebaran virus. Sayangnya, perilaku masyarakat dalam memahami kedaruratan COVID-19 masih perlu mendapat perhatian.

Survei terbaru dari Badan Pusat Statistik di September 2020 menunjukkan kelompok usia muda (17-30 tahun) cenderung lebih abai jika dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Mereka meyakini tidak akan mungkin terinfeksi atau tertular COVID-19. Kesadaran rendah tersebut diiringi dengan mobilitas tinggi. "Energi yang besar pada kelompok usia muda membuat mereka memiliki mobilitas tinggi dan itu meningkatkan resiko pemaparan virus COVID-19," jelas Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng M Faqih.

BACA JUGA:

Selain Indah, Biji Bunga Matahari Ternyata Bermanfaat Bagi Kesehatan

Di Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober, PB IDI mengajak pemuda untuk bersama mengkampanyekan pencegahan penyebaran virus COVID-19.

Ada alasan khusus mengapa IDI dan Good Doctor Technology Indonesia mengajak pemuda dalam kampanye #PesanPemuda (Program Edukasi Kesehatan) untuk Pemuda melawan COVID-19. "Dengan mobilitas tinggi kaum muda kami harap dapat mengubah dari risiko tinggi menjadi opportunity," ujarnya.

IDI
dr Daeng M Faqih ajak pemuda Indonesia untuk kampanyekan hidup sehat lawan COVID-19 (Foto: Istimewa)

Selain itu, ia juga melihat generasi muda terikat dengan dunia maya. Di internet itu ada informasi yang negatif dan positif. Kalau pemuda digerakkan maka informasi yang hoaks bisa menjadi membangun. "Terakhir, dalam diri setiap pemuda terdapat jiwa berjuang dan jiwa kepahlawanan. Untuk itu kami ingin menggugah jiwa pejuang dalam diri pemuda untuk mencegah COVID-19," ucapnya.

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa kampanye tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan generasi muda terhadap protokol kesehatan dengan mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kebiasaan Mencuci Tangan, Memakai Masker, dan Menjaga Jarak (3M) dalam kehidupan sehari-hari.

masker wajah
Kampanyekan hidup sehat dan penerapan protokol kesehatan. (foto: bostonmagazine)

Dalam menjalankan misi tersebut, IDI dan Good Doctor menargetkan mengedukasi 10 juta pemuda di Indonesia. Caranya dengan menjangkau anak muda di aplikasi TikTok.

PB IDI dan Good Doctor menciptakan koreografi singkat hanya 30 detik di platform TikTok bertemakan pesan edukasi PHBS dan 3M dalam kehidupan sehari-hari, gerakan berjudul #BaikBersama. PB IDI dan Good Doctor mengajak para pemuda, dokter muda dan masyarakat umum untuk mengikuti, merekam dan mengunggah dance TikTok #PesanPemuda melawan COVID-19 ini demi
memperluas edukasi ke seluruh penjuru Tanah Air. Periode dance TikTok #PesanPemuda resmi dimulai dari 28 Oktober 2020 sampai 13 November 2020.(Avia)

BACA JUGA:

Nikmatnya Shabu-Shabu ala Rumahan di Akhir Pekan

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan