Parasocial Relationship Berujung Obsesi

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Minggu, 10 September 2023
Parasocial Relationship Berujung Obsesi

Parasocial relationship dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. (Foto: Pixabay/arc-fotos)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SIAPA di sini yang suka berkhayal kalau sang idola menjadi kekasih di dunia nyata? Wah, sepertinya hampir semua orang pernah bermimpi menjadi pasangan hidup dari seleb tercinta ya. Apalagi internet memudahkan siapa saja untuk mengakses seluruh informasi mengenai selebriti selama 24 jam penuh.

Semakin dalam kamu menggali informasinya, semakin berasa dekat deh dengan sang idola. Tapi kamu juga perlu waspada karena semakin tinggi khayalanmu tentang sang idola, kamu berisiko terkena sindrom parasocial relationship yang lama-lama bisa berubah menjadi obsesi toksik.

Baca juga:

Mengungkap Transformasi Sasaeng, Penggemar Fanatik Idola Korea

Selebritas sangat mengkhawatirkan keberadaan stalker. (Foto: Pixabay/Shutterbug75)

Menurut laman Nsucurrent, parasocial relationship dengan seleb-seleb kecintaan sebenarnya bisa membawa dampak positif jika masih dalam batas wajar. Kamu bisa meniru nilai positif dari idolamu misalnya ikut kegiatan sosial, menjalani kegiatan sehari-hari dengan terorganisasi dan tertata rapi, atau sekadar menjadikan konten-konten kesehariannya yang dibagikan ke media sosial sebagai hiburan.

Menjadikan idola sebagai barometer dalam mencari pasangan sah-sah saja seperti misalnya ingin mencari pasangan yang wajahnya agak mirip, atau yang tinggi badannya sama dengannya. Tetapi jika sudah menjadikan sang idola sebagai obsesi tersendiri, kamu sudah mengalami gangguan kejiwaan yang berisiko merugikan banyak orang termasuk dirimu sendiri.

1. Depresi

Terlalu menjadikan idola sebagai kekasih khayalan pada akhirnya akan mengantarkanmu pada jurang depresi. Pada dasarnya dirimu sadar betul bahwa berpacaran dengan sang idola hanya terjadi di dalam khayalanmu saja. Tetapi hati menolak kenyataan dan akhirnya kamu mengalami depresi berat.

Baca juga:

Obsesi pada Selebriti Gejala Awal Erotomania

Meniru hal-hal positif dari sang idola yang dibagikan melalui media sosial. (Foto: Pixabay/Peggy_Marco)

2. Menjadi stalker

Satu hal yang paling membuat para seleb ketakutan adalah jika ada fans yang sudah obsesi dan menjadi stalker di dalam hidupnya. Bagaimana tidak? Selebriti sama-sama manusia seperti orang biasa pada umumnya. Ada hari di mana ia ingin pergi ke supermarket sendirian tanpa diganggu fans dan paparazi.

Terkadang mereka juga ingin sekadar me-time di kafe sendirian tentunya tanpa gangguan dari siapapun. Pengidap parasocial relationship sudah pasti menjadi stalker dalam kehidupan pribadi sang idola hingga akhirnya mangganggu privasi idolanya tersebut.

3. Fanatik

Kamu pasti pernah membaca ketikan-ketikan fans fanatik di kolom komentar media sosial seorang seleb. Ada komentar dari fans dan dilengkapi dengan komentar balasan dari para haters. Ketika kamu mengidolakan seseorang dalam batas wajar, komentar negatif dari para haters tidak akan menggubris dirimu sejengkal pun.

Tetapi ketika kecintaanmu pada sang idola sudah berubah menjadi parasocial relationship, kemungkinan besar kamu akan menyerang para haters dari idolamu tanpa lelah. (Mar)

Baca juga:

Penggemar Harus Miliki Batasan

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.

Berita Terkait

Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Bagikan