Pakar Intelijen Ungkap Banyak 'Penumpang Gelap' di Balik Aksi Demonstrasi Belakangan Ini

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 15 Oktober 2019
Pakar Intelijen Ungkap Banyak 'Penumpang Gelap'  di Balik Aksi Demonstrasi Belakangan Ini

Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta. (FOTO: Kiriman Stanislaus Riyanta/Dok-Pribadi).

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta menyebut gerakan demonstrasi yang berujung kebrutalan memiliki tujuan ingin mengganggu pemerintah dan ujung-ujungnya melengserkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Jadi kemarin (aksi brutal) itu tidak ada faktor tunggal tetapi menggangu Pemerintah. Ujung-ujungnya turunkan Jokowi," ungkap Stanislaus dalam diskusi publik bertema "Demokrasi yang Beradab" yang diinisiasi Jaringan Aktivis Nusantara dan Garda Nawacita di Apollo Cafe, Hotel Ibis Cikini Menteng Jakpus, Selasa (15/10).

Baca Juga:

Jelang 20 Oktober Situasi Politik Seharusnya Diwarnai Dengan Perayaan

Menurutnya, demo yang dilakukan beberapa kelompok memiliki aspirasi yang berbeda-beda dan ada juga yang ikut-ikutan bahkan parahnya ada kelompok yang dipersiapkan untuk kerusuhan.

Diskusi Publik terkait aksi demonstrasi jelang pelantikan Jokowi-Ma'ruf di Jakarta
Pakar Intelijen Stanislaus Riyanta (kedua dari kanan) dalam sebuah diskusi publik di Jakarta, Selasa (15/10) (MP/Kanu)

Dan situasi tersebut dinilai sangat rawan berpotensi jadi celah masuknya ancaman yang sangat besar dan dimanfaatkan kelompok yang tidak suka dengan pemerintah.

"Lihat saja, jangankan mahasiswa, dosen saja ditangkap karena menyiapkan bom molotov. Ada barisan sakit hati yang menungganginya sehingga perlu diperiksa ke psikiater, untuk memastikan ada gangguan jiwa atau tidak," sambungnya.

Hal senada juga dikemukakan Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) Willy Prakarsa agar barisan sakit hati yang berusaha menunggangi aksi mahasiswa agar terjadi kerusuhan itu memeriksakan dirinya ke psikiater.

"Iya setuju, supaya diperiksa kejiwaannya," ucapnya.

Dia menuding ada jaringan yang masih belum bisa menerima kenyataan dan belum bisa legowo untuk berdemokrasi dengan baik sehingga tidak ingin Indonesia damai.

"Ada yang tidak menerima kenyataan dan belum bisa legowo," tambah Willy.

Ditempat yang sama, mantan Presma Jayabaya Ismail Marasabessy sepakat bahwa ada pihak-pihak yang masih belum dewasa dalam berpolitik dan disarankan untuk datang berobat kejiawaannya.

Baca Juga:

Pakar Intelijen Percaya Mahasiswa Bisa Dilobi Lancarkan Pelantikan Jokowi

"Sepakat sekali ada baiknya mereka yang masih belum dewasa dalam berpolitik segera datang cek kejiwaan," sebut Ismail.

Ismail meminta agar mahasiswa maupun pelajar yang ingin turun ke jalan benar-benar teliti dengan melakukan kajian secara matang.

"Kaji secara matang agar memahami benar aspirasi yang disuarakan. Kita sudah mempunyai pemimpin yang baru dan bagi yang sakit hati dendam, bisa lah bertarung di periode 2024," pungkasnya.(Knu)

Baca Juga:

Prabowo Redakan Situasi Politik Jelang Pelantikan Jokowi-Ma'ruf

#Demo Rusuh #Demo Mahasiswa #Presiden Jokowi #Aksi Unjuk Rasa
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Polda Metro Segera Paparkan Temuan 2 Mayat Hangus Terbakar di Gedung ACC Kwitang
Seperti diketahui, Kwitang menjadi salah satu titik demonstrasi yang berung rusuh pada akhir agustus 2025. Di kabarkan beberapa orang sempat hilang dalam demo tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Polda Metro Segera Paparkan Temuan 2 Mayat Hangus Terbakar di Gedung ACC Kwitang
Indonesia
Desak Polisi Usut Tuntas Temuan 2 Kerangka Manusia di Kwitang secara Profesional, DPR: Jangan Sampai Menimbulkan Banyak Spekulasi
Penemuan 2 kerangka manusia diduga berkaitan dengan peristiwa kebakaran gedung saat demonstrasi besar pada akhir Agustus 2025 lalu.
Frengky Aruan - Senin, 03 November 2025
Desak Polisi Usut Tuntas Temuan 2 Kerangka Manusia di Kwitang secara Profesional, DPR: Jangan Sampai Menimbulkan Banyak Spekulasi
Indonesia
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Mantan Wali Kota Solo ini mendapatkan rumah pensiun hadiah dari negara di bangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 Oktober 2025
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Berita Foto
Aksi Teaterikal Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta
Aksi teaterikal mahasiswa dalam demo peringatan satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran di Jl Merdeka Selatan, Silang Monas, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Didik Setiawan - Senin, 20 Oktober 2025
Aksi Teaterikal Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta
Berita Foto
Aksi Demo Mahasiswa Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta
Aksi massa mahasiswa membakar ban bekas dalam peringatan satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran di Jl Merdeka Selatan, Silang Monas, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Didik Setiawan - Senin, 20 Oktober 2025
Aksi Demo Mahasiswa Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta
Indonesia
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
Aksi demonstrasi oleh kelompok Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat Papua (AMPPTAP) yang berlangsung di kawasan traffic light Abepura, Kota Jayapura, pada Rabu (15/10) siang, berakhir ricuh dan anarkis.
Frengky Aruan - Sabtu, 18 Oktober 2025
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
Berita Foto
Aksi Unjuk Rasa Emak-emak Tolak MBG di Depan Gedung Badan Gizi Nasional Jakarta
Aksi emak-emak membawa poster menolak program MBG (Makan Bergizi Gratis) di depan kantor Badan Gizi Nasional (BGN), Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 15 Oktober 2025
Aksi Unjuk Rasa Emak-emak Tolak MBG di Depan Gedung Badan Gizi Nasional Jakarta
Indonesia
17 Aktivis Ditahan Polisi Minta Perlindungan, LPSK Ngaku Punya Wewenang Terbatas
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, LPSK hanya berwenang melindungi saksi, korban, pelapor, ahli, dan saksi pelaku yang bekerja sama atau justice collaborator.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 14 Oktober 2025
17 Aktivis Ditahan Polisi Minta Perlindungan, LPSK Ngaku Punya Wewenang Terbatas
Indonesia
Ketua MPR dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tinjau Renovasi Mess MPR yang Dibakar Massa, Salah Satu Bangunan Heritage Bandung
Gedung tersebut memiliki nilai historis tinggi sehingga perlu dilakukan perbaikan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Ketua MPR dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tinjau Renovasi Mess MPR yang Dibakar Massa, Salah Satu Bangunan Heritage Bandung
Indonesia
DPR Nilai Unjuk Rasa Anarkis Bukti Kegagalan Intelijen dan Koordinasi TNI-Polri Akibat Ego Sektoral
Lebih jauh, ia menekankan bahwa penyampaian aspirasi adalah hak konstitusional warga negara
Angga Yudha Pratama - Rabu, 08 Oktober 2025
DPR Nilai Unjuk Rasa Anarkis Bukti Kegagalan Intelijen dan Koordinasi TNI-Polri Akibat Ego Sektoral
Bagikan