Pakar Astronomi ITB Raih Penghargaan dari Royal Astronomical Society


Teropong bintang Bosscha yang berada di Lembang. (ITB)
KABAR gembira datang dari salah seorang ilmuwan astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Premana W. Premadi. Dia meraih penghargaan bergengsi dari Royal Astronomical Society (RAS) 2023 berupa Honorary Fellowship.
Perempuan bergelar doktor yang kini menjabat Direktur Observatorium Bosscha di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, ini mendapat penghargaan atas kepemimpinan dalam pengembangan astronomi di Indonesia.
Baca Juga:

Tak hanya itu, kiprah Dr. Premana dinilai berperan penting dalam mempromosikan astronomi sebagai sarana pendidikan.
"Selamat kepada Ibu Nana, kami sangat bangga dengan pencapaian ini. Penghargaan ini sekaligus sebagai kado bagi Seabad Observatorium Bosscha," tulis Observatorium Bosscha dalam unggahan Instagram, dikutip Selasa (24/1/2023).
Menurut keterangan dari Royal Astronomical Society, Premana atau akrab dipanggil Bu Nana, telah mengembangkan kurikulum astronomi di Institut Teknologi Bandung. Ia juga sempat memimpin Himpunan Astronomi Indonesia periode 2001-2010.
Baca Juga:
Pemeriksaan Genomik untuk Mengetahui Potensi Penyakit Langka

Pengumuman tersebut disampaikan dalam Ordinary Meeting of the Society yang digelar pada Jumat 13 Januari 2023. RAS banyak memberikan penghargaan kepada ilmuwan astronomi dan geofisika, salah satu tokoh yang pernah meraih penghargaan gold medal termasuk Albert Einstein, Edwin Hubble, Arthur Eddington dan Stephen Hawking.
Karya terbaru Dr. Premana di bidang astronomi adalah menggabungkan pendidikan astronomi dan pelatihan STEM, dengan fokus pada energi bersih dan sumber energi terbarukan, serta sistem pengelolaan air di wilayah terpencil di Timor. Para proyek tersebut, pemerintah Indonesia telah mendanai pembangunan baru observatorium di Kupang.
Dr. Premadi telah banyak terlibat dalam pengembangan astronomi di Indonesia, menjalankan proyek Universe Awareness for Children (UNAWE) Indonesia, menjadi bagian dari proyek UNAWE internasional yang bertujuan untuk memperkenalkan pengetahuan dasar astronomi kepada anak usia 4-10 tahun. Dia bekerja secara ekstensif dengan rekan kerja di Inggris pada proyek-proyek yang didukung oleh UK Newton Fund. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
