Miliaran Kepiting Hilang di Alaska karena Suhu Air Hangat


Ilustrasi kepiting. (Foto: Usplash/simon peel)
MerahPutih.com - Para nelayan dan ilmuwan terkejut ketika miliaran kepiting menghilang dari Laut Bering dekat Alaska pada 2022. Para ilmuwan kini telah menemukan penyebabnya dan menjelaskan bahwa hal tersebut bukanlah karena penangkapan ikan yang berlebihan.
Kemungkinan besar suhu air sangat hangat yang membuat metabolisme kepiting menjadi berlebihan dan membuat mereka mati kelaparan.
Namun, kehancuran mereka yang mengerikan tampaknya hanya salah satu dampak dari transisi besar di kawasan tersebut.
Penelitian dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional menemukan kondisi yang lebih hangat dan bebas es di tenggara Laut Bering.
Baca juga:
"Seberapa besar ekosistem Laut Bering ini telah berubah dari apa yang terjadi bahkan dalam masa hidup seorang nelayan kepiting salju," kata Michael Litzow, penulis utama studi tersebut dan direktur laboratorium Kodiak Alaska untuk NOAA Fisheries, seperti diberitakan CNN, Kamis (22/8).
Kepiting salju, spesies Arktik yang hidup di air dingin, tumbuh subur di daerah dengan suhu air di bawah 2 derajat Celsius, meskipun mereka dapat berfungsi secara fisik di perairan hingga 12 derajat Celsius.
Gelombang panas laut pada tahun 2018 dan 2019 sangat mematikan bagi kepiting. Air yang lebih hangat menyebabkan metabolisme kepiting meningkat, tetapi tidak ada cukup makanan untuk mengimbanginya.
Miliaran kepiting akhirnya mati kelaparan, menghancurkan industri perikanan Alaska pada tahun-tahun berikutnya.
Baca juga:
Fitur SOS Apple Bantu Selamatkan Orang Terjebak Salju di Alaska
"Bagaimana kita akan menjalankan bisnis secara berbeda sementara proses ini makin memburuk bagi perikanan kepiting salju?" kata Litzow. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
