Mengenal Sindroma Gianotti-Crosti yang Diidap Anak Lelaki Mandy Moore
Mandy Moore perlu mendatangi instalasi darurat, dokter anak, dokter kulit dan dokter kulit anak untuk mencari tahu penyebabnya. (Foto: Instagram/@mandymooremm)
MANDY Moore, bintang film Hollywood sekaligus penyanyi asal AS, sedang gundah. Dia mendapati putranya tetiba memiliki ruam yang menutupi tubuhnya.
Melalui unggahan di akun Instagramnya, Mandy Moore sempat bingung dengan apa yang menimpa anaknya. “Hal mengasuh anak ini aneh dan sulit dan terkadang Anda merasa sangat tidak berdaya. Selama dia tersenyum, kita baik-baik saja,” tulis Moore di Instagram pada (28/7).
Kemudian Mandy Moore mengunjungi instalasi darurat, dokter anak, dokter kulit dan dokter kulit anak untuk mencari tahu apa yang menyebabkan dia gatal di seluruh lengan, kaki, dan telapak kakinya. Penyebabnya? Sindroma Gianotti-Crosti.
"Penyakit kulit ini kondisi langka dan masuk akal jika banyak dokter sulit mengidentifikasinya," kata dokter kulit Dr. Melissa Levoska, asisten profesor dermatologi di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai, New York City, AS, seperti dikutip edition.cnn.com.
Sindrom Gianotti-Crosti adalah ruam jinak yang biasanya terjadi pada wajah, bokong, lengan dan kaki. "Tetapi biasanya tidak melibatkan kulit kepala, dada, atau punggung," terang profesor dermatologi klinis Dr. Shari Lipner dari Weill Cornell Graduate School of Medical Sciences, New York City.
Ruam ini ditandai dengan benjolan keras berwarna merah muda yang seringkali terasa gatal. Benjolan itu biasanya rata di bagian atas.
Baca juga:
Rekomendasi Popok dengan Anti-Bakteri dan Anti-Inflamasi Untuk Mencegah Iritasi Ruam Pada Kulit Bayi
Kondisi ini kadang-kadang disebut sebagai akrodermatitis papula pada masa kanak-kanak. Biasanya terlihat pada anak-anak di bawah usia empat tahun, tetapi tidak terlalu umum.
Karena ruam biasanya akibat virus, maka kondisi itu mungkin disertai dengan gejala seperti demam, sakit tenggorokan, batuk, diare atau sakit perut.
Para ahli mengatakan, mereka tidak tahu mengapa beberapa anak terkena sindrom Gianotti-Crosti dan yang lainnya tidak.
Namun, anak-anak yang menderita ruam dianggap sebagai akibat respons hipersensitif terhadap infeksi yang mendasarinya. Begitu menurut National Institutes of Health.
Di Amerika Serikat, infeksi yang mendasari biasanya adalah virus Epstein-Barr, yang berhubungan dengan infeksi mononukleosis.
Secara global, penyebab paling umum adalah virus hepatitis B, tetapi itu bukan pemicu yang besar di AS karena kebanyakan orang telah divaksinasi untuk melawannya.
Kondisi tersebut dikenal sebagai virus exanthem, atau ruam kulit yang meletus. Biasanya terkait dengan infeksi virus.
Eksantema virus lainnya termasuk campak, rubella, dan penyakit tangan, kaki, dan mulut.
“Secara umum pada anak-anak, ketika kami melihat ruam itu, salah satu hal pertama yang kami pikirkan adalah virus,” kata Levoska.
Biasanya sindrom Gianotti-Crosti sembuh dengan sendirinya seiring waktu. Waktunya bisa beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Jika ruam tidak memudar, dokter kulit mungkin akan meresepkan steroid topikal. Pelembab, hidrokortison yang dijual bebas, dan antihistamin juga dapat membantu.
Dokter kulit tidak perlu melakukan biopsi atau pemeriksaan darah untuk mendiagnosis ruam, tetapi mungkin sulit bagi tenaga medis yang tidak berpengalaman dengan Gianotti-Crosti. Mereka biasanya tidak mengetahui dengan tepat apa yang mereka lihat karena penyakit ini sangat jarang.
Baca juga:
“Saya akan mengatakan bahwa secara umum ruam ini mungkin sedikit lebih rumit untuk didiagnosis oleh non-dokter kulit. Saya rasa tidak semua dokter sering melihatnya,” tambah Levoska.
Levoska menyarankan orangtua untuk datang ke pusat perawatan darurat atau unit gawat darurat rumah sakit jika anak mengalami ruam dan kemudian mulai mencari tahu dari sana.
“Namun, setiap kali orangtua melihat ruam pada anak mereka, saya merekomendasikan agar mereka membuat janji dengan dokter kulit mereka, terutama yang berspesialisasi dalam pediatri atau yang melihat banyak anak dalam praktik mereka,” katanya.
Meskipun banyak contoh kasus pada anak-anak cukup jinak, dan mereka akan membaik seiring waktu, tapi selalu baik untuk diperiksa untuk memastikan itu bukan sesuatu yang lebih serius.
"Jangan terlalu khawatir jika bintik-bintik gelap atau terang tertinggal di area yang terkena ruam," tambah Levoska.
Setiap kali ada peradangan pada kulit atau iritasi, seperti ruam, terkadang dapat menyebabkan beberapa perubahan pigmen. Namun, bintik-bintik itu perlahan akan memudar seiring waktu. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan