Masih Banyak Warga Tangerang Manfaatkan Kali Sebagai MCK


Mandi, cuci dan kakus (MCK) di sepanjang bantaran kali masih menjadi pilihan warga (Foto: MP/Widi)
Tradisi mandi, cuci dan kakus (MCK) di sepanjang bantaran kali masih menjadi pilihan sebagian masyarakat di Desa Kampung Kelor, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang. Ironisnya, dalam melakukan aktivitas di kakus kali yang lokasinya berada tepat di pinggir jalan ini dilakukan siang bolong dan hampir menjadi bagian dari pemandangan setiap orang yang melintas.
Ibu Aisah (55) misalnya, setiap hari ia dengan beberapa warga di sekitar kali Kampung Kelor memanfaatkan air yang keruh itu untuk kebutuhan mandi, cuci, bahkan kakus.
”Udah tradisi, lebih enak, praktis. Kan langsung hanyut,” ujar Aisah kepada merahputih.com, Sabtu (15/10).
Ia juga mengungkapkan, tidak semua warga di wilayah sepanjang bantaran kali tersebut memiliki sarana sanitasi yang memadahi. Kalau pun ada, kata Aisah jaraknya terlalu jauh dan hanya untuk rame-rame, sehingga mereka memilih kali sebagai sarana MCK. “Ya, kalau dibuatkan satu-satu, enggak buat ramean, mungkin enggak di kali lagi. Tapi kalau masih rame-rame, enakan di kali, enggak usah ngantri,” katanya.
Tidak hanya di wilayah Desa Kampung Kelor, di sepanjang Kali Cadas, yaitu dari wilayah Kecamatan Sepatan hingga perbatasan Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, puluhan pangkalan kakus dan tempat-tempat mandi dan cuci pun berderet. Setiap pagi atau dan sore hari, puluhan ibu rumah tangga beraktivitas mencuci di sepanjang kali tersebut. Anak-anak dan orang tua pun, terlihat mandi di kali yang airnya berwarna kecoklatan tersebut.
Begitupun di kali di sepanjang wilayah Teluknaga, tepatnya dari Desa Kampung Melayu hingga perbatasan arah Bandara Soekarno Hatta. Setiap pagi dan sore hari, warga mandi dan mencuci di kali tersebut.
Kepala Seksi (Kasi) Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Sri Indri Lestari, saat ditemui merahputih.com dalam sebuah acara di Kantor Desa Kampung Kelor, Kecamatan Sepatan mengakui hal ini. Namun demikian, kata Indri sejauh ini pihaknya sudah berupaya melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait pentingnya berperilaku hidup sehat.
“Pemkab Tangerang sudah berusaha yang salah satunya adalah program sanitasi, baik di sekolah maupun di masyarakat. Tapi memang masih harus bertahap. Dan yang paling penting adalah bagaimana kita bisa membangun pola hidup masyarakat,” katanya. (Wid)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Mayoritas Kawasan Industri di Indonesia Dalam Kategori Merah Proper, Tidak Patuh Dikenai Sanksi

Dinas LH DKI Ingatkan Pelaku Usaha Wajib Kantongi Persetujuan Lingkungan

Menhut Raja Juli Ditantang Buka Kembali Kasus Pembalakan Liar Aziz Wellang

Komisi IV DPR Sesalkan Menhut Raja Juli Foto Bareng Tersangka Pembalakan Liar

4 Hotel di Puncak Cemari Ciliwung Disegel, 18 Lainnya Masih Diperiksa KLH

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Progres Fisik Stasiun Jatake Telah Capai 92,78 Persen

Komisi IV DPR Desak Investigasi Pemberi Izin Tambang Nikel di Raja Ampat

Rekam Jejak PT ASP Pengelola Nikel Raja Ampat, Terafiliasi dengan Raksasa Tambang Asal China yang Punya Proyek Besar di Indonesia

Komisi XII DPR Singgung Pemulihan Kawasan setelah Izin 4 Perusahaan Tambang di Raja Ampat Dicabut
