Sains

Mantan Astronaut NASA Ceritakan Pengalaman Tidur di Angkasa Luar

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 15 Februari 2021
Mantan Astronaut NASA Ceritakan Pengalaman Tidur di Angkasa Luar

Mantan astronaut Scott Kelly bagikan pengalamannya tertidur di angkasa luar. (Foto: NASA)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

APAKAH kamu pernah membayangkan bagaimana seorang astronaut tidur di angkasa luar? Pertanyaan yang terlihat sepele ini sebenarnya patut untuk dipertanyakan. Sebab mereka berada di ruang tanpa gravitasi. Lantas, bagaimana caranya mereka tidur? Apakah ada ranjang di pesawat atau perlukah mereka mengikat diri selama tidur agar tidak terbang?

Pertanyaan ini akhirnya dijawab oleh seorang mantan astronaut NASA, Scott Kelly. Ia itu pernah menghabiskan 520 hari di angkasa luar jadi dia paham betul bagaimana rasanya tidur di atas sana.

Mengutip laman Insider, Kelly juga pernah beristirahat di beberapa tempat tak biasa. Sebut saja base camp Gunung Everest dengan suhu ekstrem, di dalam laboratorium bawah air, dan di kokpit jet tempur.

Baca juga:

Selidiki Misteri Big Bang, NASA Buat Teleskop Khusus

Setelah memimpin tiga ekspredisi di Stasiun Angkasa Luar Internasional, Kelly menambah daftar panjang tempat tidur unik yang pernah dijajalnya. Menurutnya, ada tiga pengalaman yang hanya akan kamu temukan ketika tidur di angkasa luar.

1. Tidak ada bantal dan guling

Mantan Astronaut NASA Ceritakan Pengalaman Tidur di Angkasa Luar
Di angkasa luar astronaut tidak bisa tidur telentang sehingga kantong tidur ditambatkan ke dinding. (Foto: NASA)

Ketika berada di luar Bumi, kamu tidak bisa menikmati perasaan nyaman rebahan secara horizontal. Sebab tidak ada cukup gravitasi untuk membuatmu telentang dan tetap berbaring datar di atas ranjang.

Kelly mengatakan bahwa para astronaut akhirnya beristirahat di dalam kantong tidur yang ditambatkan ke dinding agar tidak melayang. "Seumur hidup, kami tidur dengan selimut dan kamu merasakan tekanannya. Jadi saat kamu tidak memilikinya lagi, rasanya sedikit aneh," akunya.

Karena itu awak harus pintar-pintar meniru sensasi tidur seperti di Bumi. Mengenai berbaring di atas bantal, Kelly menaruh kepalanya di 'velcro' agar terasa seperti di atas bantal. Sementara guling tentunya tidak termasuk dalam daftar perlengkapan yang dibawa ke angkasa luar.

Baca juga:

Kapan Manusia Bisa Pergi ke Mars?

2. Tempat tidurnya sempit

Mantan Astronaut NASA Ceritakan Pengalaman Tidur di Angkasa Luar
Tempat tidurnya sempit kadang hanya berupa bilik seukuran kotak telepon atau bahkan tidak ada ruang tidur sama sekali. (Foto: NASA)

Angkasa luar memang tanpa batas, namun tampaknya tempat tidur di pesawat sangat terbatas. Kelly bahkan mengatakan bahwa di Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS), astronaut tidur di kamar yang kira-kira seukuran bilik telepon.

Akan tetapi kabin mungil ini adalah sebuah kemewahan jika dibandingkan dengan ruang tidur di pesawat. "Kamu tidak memiliki ruang pribadi untuk tidur. Kamu semua tidur bersama, di mana pun," jelas Kelly.

3. Kadang terlalu berisik dan terang

Mantan Astronaut NASA Ceritakan Pengalaman Tidur di Angkasa Luar
Astronaut tidur dengan kebisingan pesawat dan terang cahaya matahari yang menyilaukan. (Foto: Reuters Ho New)

Apakah kamu salah satu orang yang butuh ketenangan dan kegelapan ketika tidur? Jika iya, artinya pekerjaan astronaut tidak cocok untukmu. Meskipun di angkasa luar tidak ada suara, ada banyak suara bising di pesawat.

Mantan astronaut NASA berusia 56 tahun itu becerita bahwa dirinya selalu menggunakan earplugs dan masker. "Walaupun ada jendela, matahari di angkasa luar sangat cerah dan merembes melalui tirai," tuturnya. Perlu kamu pesawat angkasa luar mengorbit Bumi dengan kecepatan yang sangat tinggi.

DI ISS kecepatannya 17.100 mil per jam sehingga astronaut dapat melihat 15 atau 16 matahari terbit setiap harinya. Jadi sampaikan selamat tinggal pada tidur nyenyak tanpa gangguan suara dan cahaya. (sam)

Baca juga:

Astronom Temukan Lubang Hitam Supermasif Tertua di Alam Semesta

#Astronaut #NASA #Stasiun Luar Angkasa Internasional #Luar Angkasa #Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Samantha Samsuddin

Be the one who brings happiness

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan