Makna Positif di Balik Kirab Apeman

Muchammad YaniMuchammad Yani - Senin, 22 Mei 2017
Makna Positif di Balik Kirab Apeman
Kirab Apem Kaloran di Undaan Lor, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (21/5) (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Jika di lereng Gunung Merapi terdapat tradisi Sadranan, di Kudus, Jawa Tengah Ada tradisi Kirab Apeman untuk menyambut bulan suci Ramadan. Di Undaan Lor, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (21/5), ribuan warga memadati jalan yang dijadikan rute kirab.

Pada Kirab Apeman, kue apem yang merupakan makanan tradisional ini disusun sedemikian rupa menjadi gunungan. Nantinya, gunungan tersebut dibawa keliling kampung dan dibagikan ke warga.

Banyak makna positif yang terkandung pada Kirab Apeman ini. Apem menjadi simbol saling memaafkan setiap warga Desa Undaan Lor. Selain apem, warga juga mengarak hasil bumi sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah.

Usai keliling kampung, para warga anak menuju makam Syekh Abdullah, keturunan Adipati Kaloran. Di makam tersebut, para warga yang dipimpin pemuka agama memanjatkan doa memohon ampunan dari Allah Swt.

Setelah merampungkan doa, gunungan tersebut diserbu oleh warga. Kirab Apeman juga mengajarkan kerukunan antar warga. Pasalnya, pada tradisi ini warga akan saling maaf memaafkan.

Selain artikel ini Anda juga bisa baca Kerik Gigi, Rahasia Kecantikan Gadis Mentawai

#Tradisi Unik #Tradisi Ramadan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu
Bagikan