Thong Thong Lek, Dari Alat Pembangun Sahur sampai Jadi Kesenian Khas Rembang


Seorang bapak memukul kentungan. (Foto: treme.desa.id)
MerahPutih.com - Siapa sangka bila suara kentungan untuk membangunkan orang agar bersahur bisa menjadi seni yang rancak dan asyik didengar?
Itulah yang dibuktikan oleh Nasikun dan Sugeng Sarwono, dua penduduk Rembang, Jawa Tengah, pada 1975. Mereka mengadakan lomba Thong Thong Lek, kentungan yang terbuat dari bambu dengan fungsi awal membangunkan orang sahur di Rembang.
"Setelah diadakannya lomba pada tahun 1975 banyak warga dari desa/kelurahan di Kecamatan Rembang berlomba-lomba membuat grup Thong-thong Lèk," tulis Reni Puspitasari dalam Festival Rakyat Thong-Thong Lek sebagai Arena Gengsi Masyarakat di Kabupaten Rembang.
Beberapa grup Thong Thong Lek juga mengaransemen sejumlah lagu. Salah satunya Irsema. Para pendirinya bernama Soetrisno Kempong, Soedjati, dan Ali Imron.
Baca juga:
Irsema adalah akronim Irama Sedap Malam. Mereka salah satu grup perintis Thong Thong Lek. Mereka tampil sangat ikonik mengusung lagu-lagu Koes Plus.
Soetrisno Kempong (58), Soedjati (60), dan Ali Imron (57) sempat bereuni pada 2009. Para pensiuan pegawai negeri sipil tersebut memutuskan kembali naik gelanggang di tengah merosotnya pamor Thong Lek. Mereka mengajak kaum muda menghidupkan kembali Thong Lek di Desa Sidowayah, Rembang.
“Selain reuni Irsema, kami hanya ingin mengingatkan kembali hakikat Thong Thong Klek pada masyarakat Rembang, ngentongi wong kon melek,” ujar Kempong kepada Albertus Hendriyo Widi, “Ramadhan: Gugah Sahur Rasa Koes Plus”, tersua dalam Kompas, 10 September 2009.
Baca juga:
Mereka membentuk Irsema lantaran satu kesamaan, sama-sama penggemar Koes Plus. Tak heran sejak terlahir pada 1972 hingga kembali reuni, lagu-lagu sang idola senantiasa tersaji, selain tembang pamungkas gubahan Irsema bertajuk "Irama Sedap Malam".
Kini, Irsema tak lagi was-was. Thong Lek telah menjadi gelaran festival rutin Kabupaten Rembang saban Ramadan. Tiap-tiap grup akan unjuk kebolehan di ajang tersebut untuk menjadi juara.
Tahun ini, festival Thong Thong Lek akan digelar tiga hari sebelum Idulfitri di Rembang.
Kentungan pada Thong Lek bersalin rupa mengikuti perkembangan zaman. Bilah bambu berongga tersebut memang memiliki kaitan erat dengan Islam. Tak sekadar perkara sahur, pada suatu masa kentungan menjadi pemantik sengketa argumentasi di kalangan kiai dan santri. (*)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Puasa Tasua dan Asyura 2025: Jadwal, Keutamaan, dan Niat Lengkap

Mengenal Puasa Hari-Hari Putih Menurut Kalender Hijriah

PT KAI Angkut 4,3 Juta Orang Pemudik, Ada 10 KA Jarak Jauh Jadi Favorit

Hal Unik Yang Terjadi di Tradisi Kupatan Setiap 8 Syawal di Indonesia

Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga

Prabowo Senang Menteri Kerja Keras Redam Gejolak Harga Pangan di Saat Ramadan dan Idul Fitri

Pengertian, Ketentuan, dan Besaran Fidyah Puasa yang Perlu Diketahui

5 Film Karya Sineas Indonesia Yang Bisa Jadi Pilihan Saat Nikmati Libur Lebaran

Doa Bagi Mereka Yang Amalkan Salat Kafarat
