Legislator NasDem Sebut Kenaikan UMP 2023 Tak Mencerminkan Rasa Keadilan


Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani. (Foto: DPR RI)
MerahPutih.com - Kenaikan upah minimum provinsi (UMP) tahun 2023 di sejumlah provinsi yang telah diputuskan pada Senin, (29/11) kemarin, mendapat sorotan dari wakil rakyat di Senayan.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago menilai, kenaikan UMP yang bervariasi di seluruh Indonesia dengan patokan maksimal 10 persen belum mencerminkan rasa keadilan
Baca Juga:
“Kenaikan UMP yang bervariasi di seluruh Indonesia yang dipatok maksimal 10 persen belum menunjukkan rasa keadilan diseluruh provinsi,” kata Irma kepada wartawan, Selasa (29/11).
Irma memberikan pandanganya soal UMP tahun 2023 secara gamblang. Menurut Irma, UMP rata-rata pabrikan yang bukan UMKM saat ini masih berada di bawah Rp 2.000.000.
“Sebaiknya dipatok menjadi rata-rata Rp 2.500.000,” ujarnya.
Sementara itu, kata Irma, bagi para buruh yang sudah memiliki gaji di atas UMP tak perlu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pasalnya, kenaikan UMP setiap tahun akan memberatkan perusahaan.
"Apalagi dunia masih dalam pemulihan dari side effect pendemi. Tetapi kenaikanya bisa berupa tunjangan atas kenaikan inflasi,” kata Irma menambahkan.
Lebih lanjut Irma menjelaskan, kenaikan gaji bagi para buruh bisa dilakukan 3 tahun sekali. Menurut Irma, dengan cara demikian para pengusaha juga bisa bernafas.
“Investor kembali masuk dan lapangan kerja tercipta,” ujarnya.
Baca Juga:
Partai Buruh Tolak Kenaikan UMP DKI Tahun 2023 Jadi Rp 4,9 Juta
Irma mengakui, kenaikan gaji setiap setahun sekali berdampak pada ketidaknyamanan berinvestasi. Pasalnya, pabrik- pabrik akan hengkang dan yang dirugikan bukan hanya yang sudah bekerja.
“Karena pabriknya pindah negara, tetapi angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan juga terkena imbasnya,” bebernya.
Oleh karena itu, Irma meminta para buruh menimalisir demo setiap setahun sekali. Namun, Irma mengingatkan, diperlukan regulasi yang win-win solution yang dikawal oleh Kementerian Ketenagakerjaan secara berkeadilan.
Selain itu, Irma berharap para buruh dapat bersabar lantaran efek dari pandemi COVID-19 belum benar-benar pulih. Ia pun memahami alasan para buruh yang menolak kenaikan UMP di sejumlah daerah lantaran tak sesuai inflasi.
Terlebih, lanjut Irma, saat ini krisis global di depan mata. Atas dasar itu, anak buah Ketum Partai NasDem Surya Paloh ini meminta, para buruh untuk menunggu recofery ekonomi terlebih dahulu dan membiarkan semua pihak bernafas.
“Kenapa iklim investasi harus dijaga ? Karena hanya dengan itu kita dapat menyediakan lapangan kerja baru bagi angkatan kerja yang belum tertampung. Sementara untuk yang sudah bekerja perlu dilindungi dengan regulasi keamanan pekerjaan agar mereka merasa aman dalam bekerja tanpa takut dengan adanya PHK,” tutup Irma. (Pon)
Baca Juga:
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Stok Gula Nasional Menumpuk dan Mafia Pangan Bergentayangan, Pemerintah Didesak Setop Impor Rafinasi Hingga Prioritaskan Petani Tebu Lokal

Pemerintah Diharap Prioritaskan Kembali Program Pembangunan Rusun Pesantren di RAPBN 2026

BPJPH dan BPOM Didesak Usut Tuntas Status Kehalalan Ompreng Program MBG yang Diduga Mengandung Minyak Babi

Koperasi Desa Merah Putih Dinilai Bisa Penuhi Poin Penting Visi Astacita, Dorong Kemandirian Ekonomi Hingga Berantas Kemiskinan

DPR RI Buka Kesempatan Publik Berikan Masukan dan Pandangan Terhadap Calon Hakim Agung dan Calon Hakim Ad Hoc HAM MA

Bahan Bakar di SPBU Shell dan BP Langka, Kualitas BBM Pertamina Justru Jadi Sorotan

Gaji DPR RI 2025 Usai Pemangkasan: Berapa Take Home Pay-nya Sekarang?

Aktivis Sebut Penonaktifan 5 Anggota DPR RI Bodohi Rakyat, Gaji Tetap Diterima

DPR Soroti Ketergantungan Impor Minyak dan Pangan, Pemerintah Diminta Segera Panggil Produsen untuk Pastikan Komitmen Ketersediaan dan Harga yang Terjangkau

Legislator Tekankan Tiga Prioritas Utama dalam Pendidikan Nasional: Kesejahteraan Guru, Akses Merata, dan Sarana Prasarana Memadai
