Laut Penuh Sampah, Produksi Oksigen Berkurang


Sampah di laut membuat produksi oksigen berkurang. (Foto: Pexels/Catherine Sheila)
MERAHPUTIH.COM - JUMLAH sampah laut yang terus meningkat akan menghambat proses produksi oksigen atau fotosintesis di laut. Sebagai akibtanya, produksi oksigen dari orgnanisme laut akan berkurang. Hal itu diungkap peneliti dari Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Handy Chandra.
“Jika ada marine debris (sampah laut), tidak akan terjadi fotosintesis karena sinar matahari tertutup oleh sampah-sampah plastik, artinya suplai oksigen ke manusia akan berkurang," kata Handy dalam diskusi daring, seperti dilansir ANTARA.
Ia mengungkapkan organisme laut seperti fitoplankton, mikroalga, dan lamun (sea grass) menjadi penyumbang 50 persen oksigen di bumi melalui proses fotosintesis. Organisme laut dapat melakukan fotosintesis hingga di kedalaman 50 meter. Itu merupakan batas jangkauan sinar matahari di kedalaman laut. "Terutama dinoflagellata, ini merupakan salah satu produsen oksigen paling banyak di laut dengan populasi yang melimpah dan ini sampai kedalaman 50 meter," jelasnya.
Namun, sampah kini kian mencemari laut dan terus bertambah. Sebanyak 80 persen sampah plastik yang tidak terkelola berasal dari Asia yang kemudian melewati aliran sungai hingga akhirnya menumpuk di lautan seluruh dunia. Ia menyebut dua sumber sampah laut yakni dari darat antara lain limbah aktivitas di permukiman, pertanian, industri, dan peternakan yang terbuang ke sungai, lalu terbawa hingga lautan lepas. Kedua yakni limbah dari aktivitas di atas air atau pinggir pantai, seperti pelayaran, pariwisata, industri minyak dan gas, serta sampah dari kota-kota pesisir.
Baca juga:
Peneliti Sebut Kemasan Guna Ulang Bantu Kurangi Sampah Plastik
“Marine debris (sampah laut) ini akan merusak ekosistem perairan. Kalau ekosistem perairan rusak artinya jasa-jasa atau kontribusi ekosistem kepada manusia itu juga akan rusak, contohnya oksigen," kata dia.
Tidak hanya memengaruhi proses fotosintesis, menurut Handy, sampah laut juga dapat mengganggu suplai makanan makhluk hidup yang bergantung pada ekosistem laut serta memengaruhi siklus hidrologi dan perubahan iklim.
"Jika semua air di laut tertutup oleh sampah plastik, siklus hidrologi akan terganggu, penguapan akan terganggu, dan pasti iklim akan terganggu dan itu yang harus ditangani masyarakat dunia," tegasnya.(*)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Sarinah Jakarta E-Prix Sukses Kelola 21,4 Ton Sampah, Diubah Jadi Bahan Baku Baru dan Kompos

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
