Kritik Ma'ruf Amin, Gerindra: Lebih Cocok Sandi Disebut Santri Ketimbang Jokowi


Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid (Foto: Twitter @sodikmjhd)
MerahPutih.Com - Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid buka suara menanggapi pernyataan cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin yang mengaku mendapat cerita bahwa capres pendampingnya Joko Widodo dianggap sebagai santri Situbondo.
Anggota Komisi VIII DPR ini mengaku heran saat Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menyebut Sandiaga Uno sebagai santri banyak pihak yang memprotes.
"Dulu ketika Hidayat Nur Wahid mengatakan Sandi dengan perilaku-perilaku yang soleh dikatakan santri, itu diprotes. Sekarang cawapres, ulama besar, mantan Ketua Majelis Ulama, untuk sosok Jokowi saja itu dianggap santri," ujar Sodik di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (13/11).

Sodik berpendapat sebutan santri lebih cocok jika disematkan pada Sandi. Pasalnya, berdasarkan sejarah dan keluarga, dia menilai Sandi cenderung dekat dengan Islam ketimbang Jokowi.
"Padahal kalau jujur, melihat sejarahnya, melihat keluarganya, rasanya lebih cocok Sandi disebut santri. Karena lahir dari keluarga yang dekat dengan Islam dan aktivis Islam," ujar dia.
Sodik menyebut harus ada batasan yang jelas soal definisi santri.
"Tapi terlepas dari itu berarti kita harus sepakat sekarang, memberikan batasan baru terhadap definisi santri," jelas dia.
Menurut Sodik definisi seorang santri itu bukan hanya yang paham ilmu agama, fiqih, mondok di pesantren, dan bisa baca kitab kuning.
"Tapi mereka adalah lahir dari budaya Islam, mereka punya komitmen kepada Islam, mereka punya akhlak yang islami, mereka punya akhlak kepada bangsa," bebernya.

Dengan batasan baru tersebut, lanjut dia, nantinya tidak sembarang orang bisa disebut sebagai santri. Termasuk Jokowi dan Sandi.
"Ya kalau bikin batasan baru, lahir batasan baru. Kalau batasan lama ya tentu tidak, dong. Karena Sandi kemarin pun di protes. Kalau batasan lama itu lebih cocok Sandi, kecuali jika ada batasan baru yang bisa mengakomodasi seorang sosok Jokowi masuk santri. Tapi batasan baru ini kemudian jangan mendegradasi bobot seorang santri, bobot seorang ulama," pungkas Sodik.
Sebelumnya, Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin menjelaskan alasan Jokowi memberi perhatian lebih kepada kiai, santri dan pondok pesantren. Menurut Ma'ruf, itu semua dilakukan karena Jokowi pernah belajar agama di pondok pesantren Situbondo, Jawa Timur.
"Jokowi itu ternyata santri dari Situbondo," kata Ma'ruf Amin di hadapan ulama, kiai, santri dan masyarakat Kabupaten Lebak, Senin (12/11).
Ma'ruf juga baru mengetahui bahwa Jokowi salah satu santri saat melakukan pertemuan bersama kiai di Sukorejo. Dalam pertemuan itu para kiai menyebut bahwa Jokowi adalah santri di Situbondo dan belajar agama di Ponpes KH As'ad Samsul Ali.(Pon)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Pengamat Sesalkan Kampanye Pilpres Lebih Fokus Saling Serang Ketimbang Adu Visi Misi
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Fraksi Partai Gerindra DPR RI Nonaktifkan Rahayu Saraswati Buntut Ucapan Sakiti Banyak Pihak

Arahan Prabowo untuk Anggota DPR Fraksi Gerindra: Harus Mawas Diri dan Jaga Ucapan serta Perilaku

Legislator Gerindra Malam Ini Kumpul di Kertanegara, Akses Jalan Depan Rumah Prabowo Ditutup untuk Umum

Prabowo Subianto Tak Menyangka Ucapannya di Sidang MPR Jadi Nyata, Ada Kader Partai Gerindra Ditangkap KPK

Habiburokhman Usulkan Anggaran Snack Rapat Dihapus Demi Efisiensi, Cukup Air Putih Saja

PDIP: Hubungan Megawati dan Prabowo Ibarat Kakak-Adik, Jangan Dimaknai Ajakan Koalisi

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Alasan Kenapa Prabowo Ingin Rakyat Indonesia 'Dompetnya Tebal', Sekjen Gerindra Bocorkan Semuanya

Gerindra Tegaskan Komunikasi Pemerintahan Prabowo akan Terus Dievaluasi, Masukan Masyarakat Diperhatikan untuk Perbaikan Sistem

Didit Datangi Megawati saat Idul Fitri, Pengamat: Mengarah ke Rujuk Politik
