Korban Pelecehan dan Kekerasan Seksual Enggan Speak Out, Ini Penyebabnya

Andrew FrancoisAndrew Francois - Kamis, 22 September 2022
Korban Pelecehan dan Kekerasan Seksual Enggan Speak Out, Ini Penyebabnya

Pelecehan dan kekerasan seksual bisa terjadi pada dan oleh siapa saja. (Foto: Pexels/Kat Smith)

Ukuran:
14
Audio:

TINDAK pelecehan, kekerasan seksual, pemerkosaan, bahkan yang mengarah ke pembunuhan bukanlah barang baru dan masih terjadi hingga saat ini. Namun, tidak banyak korban pelecehan dan kekerasan seksual yang berani bersuara atau melaporkan insiden mengerikan yang mungkin pernah dialaminya.

Pelaku dan korbannya bisa siapa saja. Tak jarang juga lokasi kejadiannya justru di tempat-tempat yang tak disangka. Seperti di lembaga pendidikan bertitel keagamaan, bahkan tempat-tempat ramai seperti transportasi umum.

UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada 12 April 4 2022, dan diharapkan mampu memberikan rasa aman bagi warga negara. Sayang, penanganan kasus kekerasan dan pelecehan seksual masih kerap terkendala, hal ini sering terjadi karena korban enggan melaporkan kasusnya.

Lantas, apa sekiranya yang mungkin menjadi penyebab korban pelecehan dan kekerasan seksual enggan untuk speak out?

Baca juga:

Jangan Takut, Hadapi Pelaku Pelecehan Seksual

Rasa malu menyertai korban pelecehan dan kekerasan seksual. (Foto: Pexels/Kat Smith)

Mengutip laman Sex and Relationship, Anne Robinson, seorang terapis yang bekerja dengan orang-orang yang telah diserang secara seksual, mengatakan alasan utama para korban enggan untuk berbicara disebabkan oleh ketakutan terhadap pengalaman traumatis atas pelecehan yang mereka alami tersebut.

Pengalaman pahit di masa lalu itu, menurut Robinson, dapat memengaruhi kemampuan korban untuk merespons di masa sekarang, dan kemungkinan besar hal itu yang menjadi penyebab para korban enggan berbicara. Rasa malu juga menurutnya menjadi penyebab para korban memilih menyembunyikan rasa takut dan sakit yang mereka alami.

Rasa malu datang dengan rasa ketidakberdayaan serta keyakinan bahwa kita pada dasarnya cacat. Begitu banyak orang yang menurut Robinson merasa bahwa mereka tidak akan dipercaya atau bahwa insiden itu bisa terjadi karena kesalahan mereka.

Pendapat itu diperkuat Olin Monteiro dari Rappler Indonesia yang mengungkapkan, kasus-kasus kekerasan seksual masih sangat sulit diselesaikan melalui sistem hukum di Indonesia. Ia menilik buruknya penanganan kasus kekerasan seksual serta stigma negatif terhadap korban mungkin berakar dari budaya kerajaan nusantara di masa lalu.

Baca juga:

Berhentikan Terduga Pelaku, KPI Janji Dampingi Korban Perundungan dan Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Misalnya, sejak zaman Majapahit, penguasa atau raja memiliki kebebasan seksual yang mutlak. Orang yang berkuasa bisa mengambil istri, selir, atau perempuan manapun yang mereka inginkan. Mereka bisa membangun relasi bahwa perempuan berada di bawah laki-laki secara hierarki, dan perempuan wajib patuh pada situasi itu.

Budaya itu dianggapnya masih terbawa hingga kini. Tak mengherankan bila ada perempuan yang protes terhadap sesuatu justru dianggap mencari masalah dan membuat keributan saja. Akhirnya, pelecehan seksual dianggap hal biasa, dan perempuan dilihat sebagai barang yang bisa dipandang atau dilihat dengan mata laki-laki sebagai pemuas hasrat dan keinginan.

Bila kamu ingin mendengar lebih banyak pendapat Olin Monteneiro terkait masalah pelecehan dan kekerasan seksual, bisa mengikuti webinar "Sexual Harassment, Speak Out!" yang dihelat merahputih.com pada Sabtu, 24 September 2022 mendatang.

Webinar itu akan digelar secara daring dan tidak dipungut biaya apapun alias gratis. Kamu bisa melakukan pendaftaran melalui link berikut. (waf)

Baca juga:

Edukasi Anak Laki-laki untuk Cegah Pelecehan Seksual

#Pelecehan Seksual #Kekerasan Seksual
Bagikan
Ditulis Oleh

Andrew Francois

I write everything about cars, bikes, MotoGP, Formula 1, tech, games, and lifestyle.

Berita Terkait

Indonesia
Guru Anggota TPPK Lakukan Kekerasan Seksual, DPR: Harus Dihukum Berat
Wakil Ketua Komisi X DPR RI menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanah dan kepercayaan yang diberikan kepada seorang guru.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 28 Agustus 2025
Guru Anggota TPPK Lakukan Kekerasan Seksual, DPR: Harus Dihukum Berat
Dunia
Korban Kekerasan Seksual Anak Minta Elon Musk Hapus Tautan ke Gambarnya, Pihak Penjual Terdeteksi Berlokasi di Jakarta
X mengatakan pihaknya tak menoleransi materi pelecehan seksual anak dan menegaskan bahwa pemberantasan pelaku eksploitasi anak tetap menjadi prioritas utama.
Dwi Astarini - Selasa, 26 Agustus 2025
Korban Kekerasan Seksual Anak Minta Elon Musk Hapus Tautan ke Gambarnya, Pihak Penjual Terdeteksi Berlokasi di Jakarta
Indonesia
Rektor Universitas Negeri Makassar Terseret Dugaan Pelecehan Seksual Ajak Dosen Cewek ke Hotel
Ada catatan pembicaraan terkait ajakan bertemu di hotel oleh terlapor, tetapi pelapor menolak.
Wisnu Cipto - Selasa, 26 Agustus 2025
Rektor Universitas Negeri Makassar Terseret Dugaan Pelecehan Seksual Ajak Dosen Cewek ke Hotel
Indonesia
Terancam Masuk ‘Daftar Hitam’ Jika Terlibat, Penumpang Kereta Api Diminta Tanda Tangan Petisi Tak Lakukan Aksi Pelecehan Seksual
Kegiatan Sosialisasi Anti Pelecehan Seksual berlangsung di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Minggu (24/8).
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 24 Agustus 2025
Terancam Masuk ‘Daftar Hitam’ Jika Terlibat, Penumpang Kereta Api Diminta Tanda Tangan Petisi Tak Lakukan Aksi Pelecehan Seksual
Olahraga
Thomas Partey Bebas dari Tuduhan Pemerkosaan, Kok Bisa?
Thomas Partey dibebaskan dari tuduhan pemerkosaan. Ia juga membantah semua tuduhan tersebut. Sebelumnya, ia didakwa atas lima kasus pemerkosaan.
Soffi Amira - Rabu, 06 Agustus 2025
Thomas Partey Bebas dari Tuduhan Pemerkosaan, Kok Bisa?
Olahraga
Jadi Tersangka Kasus Video Asusila, Raul Asencio Hadapi Hukuman 2,5 Tahun Penjara
Bek Real Madrid, Raul Asencio, menghadapi tuntutan 2,5 tahun penjara. Ia diduga terlibat dalam kasus penyebaran video asusila.
Soffi Amira - Senin, 04 Agustus 2025
Jadi Tersangka Kasus Video Asusila, Raul Asencio Hadapi Hukuman 2,5 Tahun Penjara
Indonesia
Menteri PPPA Bakal Kawal Pemulihan dan Restitusi Santri Korban Kekerasan Seksual Pengasuh Pondok
Negara, berkomitmen hadir dan bertindak atas setiap kasus kekerasan, karena Kementerian PPPA meyakini tidak satu pun perempuan dan anak boleh menjadi korban kekerasan, terlebih kekerasan seksual.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Juli 2025
Menteri PPPA Bakal Kawal Pemulihan dan Restitusi Santri Korban Kekerasan Seksual Pengasuh Pondok
Olahraga
Thomas Partey Didakwa 5 Kasus Pemerkosaan, Arsenal Malah Enggan Berkomentar
Thomas Partey didakwa atas lima kasus pemerkosaan. Namun, Arsenal enggan berkomentar soal mantan pemainnya itu.
Soffi Amira - Selasa, 22 Juli 2025
Thomas Partey Didakwa 5 Kasus Pemerkosaan, Arsenal Malah Enggan Berkomentar
Dunia
Tanpa Alasan Jelas, Departemen Kehakiman AS Pecat Jaksa dalam Kasus Diddy dan Epstein
Departemen Kehakiman diketahui telah memecat sejumlah pengacara yang menangani kasus-kasus yang membuat marah Presiden Trump.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Tanpa Alasan Jelas, Departemen Kehakiman AS Pecat Jaksa dalam Kasus Diddy dan Epstein
Indonesia
Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma
Aksi pelecehan terjadi di dalam pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG 9669 rute Denpasar-Jakarta pada hari Senin (14/7) malam
Wisnu Cipto - Rabu, 16 Juli 2025
Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma
Bagikan