Kondisi Amerika Bikin Mata Uang Rupiah Alami Pelemahan
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Mata uang rupiah mengalami pelemahan sebesar 21 poin atau 0,13 persen menjadi Rp 15.870 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.849 per dolar AS pada Rabu (26/10).
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi tanda-tanda ketahanan ekonomi Amerika Serikat (AS) pasca data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS sebesar 51 dari perkiraan 49,8.
Baca Juga:
Melemahnya Kurs Rupiah Bisa Berdampak Pada Subsidi BBM
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mewaspadai tantangan di lingkungan perekonomian global kendati Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) hingga saat ini masih dalam posisi baik.
"Indikatornya adalah risiko dan ketidakpastian, terutama dari global meningkat dan itu memberikan dampak rembesan atau spillover ke dalam negeri yang berpotensi bisa mempengaruhi mulai dari nilai tukar, kemudian inflasi, dan pertumbuhan ekonomi kita. Karena volatilitas atau gejolak dari pasar keuangan ini memiliki dampak di sektor riil," ujarnya.
Ia mengatakan, di Amerika Serikat (AS), terjadi gejolak dari imbal hasil (yield) US Treasury tenor 10 tahun yang mengalami lonjakan hingga di atas 5 persen, tertinggi sejak tahun 2007.
Selain itu, tingkah laku dari US Treasury menjadi sangat tidak bisa ditebak dan tidak stabil sehingga menyebabkan gejolak di negeri tersebut dan di seluruh dunia mengingat banyak investor dari berbagai negara yang membeli Surat Berharga Negara (SBN) AS.
"Inilah yang kami sampaikan, tantangan bergeser. Kalau dulu kita ngomongin pandemi, pandemi, pandemi, namun kini sekarang muncul dalam bentuk volatilitas di pasar keuangan, terutama di Amerika Serikat yang makin tidak predictable," katanya.
Selain itu, di Amerika juga memiliki masalah internal politik seperti kongresnya yang tidak memiliki pimpinan, dan masih belum bisa menentukan siapa pimpinan.
"Ini pasti menentukan kecepatan legislasi dan pemerintahan di Amerika Serikat di dalam respons masalah-masalahnya,” ungkap Sri Mulyani. (Asp)
Baca Juga:
KJRI Minta WNI Berobat di Penang Bayar Dengan Mata Uang Rupiah
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Nilai Tukar Rupiah Melemah Seiring Periode Blackout The Fed
Faktor Yang Bisa Bikin Redenominasi Rupiah Gagal Versi Analis Ekonomi Politik
Begini Tahapan Redenominasi, Butuh Waktu 6 Tahun
Banggar DPR Ingatkan Pemerintah Tak Tergesa Laksanakan Redenominasi Rupiah
Menkeu Purbaya: Kewenangan Pelaksanaan Redenominasi Rupiah Berada di Bank Sentral
Istana Tegaskan Waktu Pemberlakuan Redenominasi Rupiah Masih Jauh
Target RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027, BI Tegaskan Butuh Persiapan Matang
Menko Airlangga Malah Senang Emas Sumbang Inflasi Terbesar, Ini Alasannya
Harga Emas Perhiasan Picu Lonjakan Inflasi RI, Tertinggi dalam 26 Bulan
Indonesia Inflasi 0,28 di Oktober, Sumut Alami Inflasi Tertinggi Capai 4,97 Persen