Headline

Komnas HAM Akui Eksekusi Rekomendasi Terkait Kasus Kudatuli Masih Sumir

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 27 Juli 2018
Komnas HAM Akui Eksekusi Rekomendasi Terkait Kasus Kudatuli Masih Sumir

Komisioner Komnas HAM di Kantor Komnas HAM Jakarta (Foto: ANTARA)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.Com - Upaya membuka lagi penyelidikan dan pemeriksaan kasus Kerusuhan 27 Juli 1996 atau lebih dikenal dengan nama Kudatuli oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tampaknya bakal memicu kontroversi baru.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meminta Komnas HAM untuk menyelidiki keterlibatan sejumlah tokoh termasuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam peristwa penyerbuan di Kantor DPP PDI Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat.

Kasus Kudatuli sebetulnya sudah diselidiki oleh Komnas HAM dan sejumlah rekomendasi terkait peristiwa berdarah itu telah diberikan kepada pemerintah. Beberapa rekomendasi sudah eksekusi pemerintah melalui pemeriksaan dan penyilidkan sejumlah tokoh yang terlibat.

Namun, rekomendasi tersebut menurut Komisioner Komnas HAM Amirudin tidak semuanya dilaksanakan pemerintah saat itu alias masih sumir.

"Itu sudah dilakukan oleh pemerintah waktu itu sesuai dengan rekomendasi Komnas HAM waktu itu," ujar Amiruddin di Jakarta, Jumat (27/7).

Hasto Kristiyanto Sekjen PDIP
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Kantor Komnas HAM (Foto: MP/Fadhli)

Untuk rekomendasi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan pemerintah era Soeharto itu, Amiruddin menuturkan perlu mempelajari kembali dokumen terkait peristiwa 22 tahun lalu itu.

Ia menuturkan pada 1996, para anggota Komnas HAM telah melakukan satu kebijakan setelah melakukan pemantauan pada peristiwa itu dan telah direkomendasikan kepada pemerintah, namun eksekusinya sumir.

Berdasarkan catatan Komnas HAM, dalam peristiwa itu ditemukan paling tidak lima orang meninggal, sekitar 100 orang luka-luka dan beberapa orang dinyatakan hilang yang tidak didalami lebih lanjut.

"Sehingga waktu itu 1996 Komnas HAM meminta kepada pemerintah harus dilakukan tindakan hukum terhadap pihak bertanggung jawab yang terlibat," tutur Amiruddin sebagaimana dilansir Antara.

Untuk kini, Komnas HAM masih mempelajari dan memeriksa dokumen pemeriksaan yang pernah dilakukan pada 1996 terkait kasus tersebut dalam konteks ada tidaknya pelanggaran HAM atau pelanggaran HAM berat.

Selain dengan menelusuri dokumen, Komnas HAM juga akan mewawancarai orang-orang yang diduga bertanggung jawab atau menjadi saksi peristiwa itu.

Sebelumnya, perwakilan PDI Perjuangan menyambangi kantor Komnas HAM mengajukan agar Komnas HAM membuka kembali kasus Kudatuli.

Dalam kesempatan tersebut, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sempat menyebut bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat itu menjabat Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) Jaya adalah saksi peristiwa tersebut.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Puji Novel, Eks Pimpinan KPK: Pangkat Mayor Kelakuan di atas Jenderal

#Hasto Kristiyanto #PDI Perjuangan #Susilo Bambang Yudhoyono #Komnas HAM
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Luhut Puji Kekompakan SBY, Jokowi Hingga Prabowo di Tengah Ketidakhadiran Megawati
Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum Partai PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri merayakan HUT ke-80 RI di Sekolah Partai PDIP
Angga Yudha Pratama - Minggu, 17 Agustus 2025
Luhut Puji Kekompakan SBY, Jokowi Hingga Prabowo di Tengah Ketidakhadiran Megawati
Indonesia
Hasto Tegaskan Prabowo Masih Percaya Ke Megawati
Kepercayaan ini terlihat dari posisi Megawati yang tetap menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)
Angga Yudha Pratama - Minggu, 17 Agustus 2025
Hasto Tegaskan Prabowo Masih Percaya Ke Megawati
Indonesia
Jadi Sekjen PDIP Lagi, Hasto Tegaskan Bakal Selalu Loyal ke Megawati
PDIP, kata ia, akan berdiri di depan dalam memelopori kebijakan-kebijakan pro rakyat sesuai arahan dari Megawati pada saat Kongres Ke-6 PDIP di Bali.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 17 Agustus 2025
Jadi Sekjen PDIP Lagi, Hasto Tegaskan Bakal Selalu Loyal ke Megawati
Indonesia
Prabowo Kasih Pujian dari Soekarno hingga Jokowi, Berhasil Jaga Keutuhan NKRI hingga Selamatkan Indonesia dari Krisis
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pPresiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pembangunan berbagai infrastruktur penting meningkatkan konektivitas antara sentra-sentra ekonomiembangunan berbagai infrastruktur penting meningkatkan konektivitas antara sentra-sentra ekonomi
Angga Yudha Pratama - Jumat, 15 Agustus 2025
Prabowo Kasih Pujian dari Soekarno hingga Jokowi, Berhasil Jaga Keutuhan NKRI hingga Selamatkan Indonesia dari Krisis
Indonesia
SBY Datang Bersama Anaknya Saat Tiba di Gedung DPR, Jokowi Hadiri Sidang Tahunan MPR Tanpa Sambutan Istimewa
Sidang tahunan kali ini menjadi sorotan karena Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka peringatan HUT ke-80 RI
Angga Yudha Pratama - Jumat, 15 Agustus 2025
SBY Datang Bersama Anaknya Saat Tiba di Gedung DPR, Jokowi Hadiri Sidang Tahunan MPR Tanpa Sambutan Istimewa
Indonesia
Ganjar Ungkap Momen Megawati kembali Tunjuk Hasto Jadi Sekjen PDIP
Penunjukan sekjen partai menjadi kewenangan ketua umum.
Dwi Astarini - Kamis, 14 Agustus 2025
Ganjar Ungkap Momen Megawati kembali Tunjuk Hasto Jadi Sekjen PDIP
Indonesia
Anggota DPR Harap 3 Presiden sebelum Prabowo Hadiri HUT ke-80 RI di Istana Negara
Kehadiran 3 akan memberikan pesan kuat tentang arti penting persatuan dan kebersamaan di tengah keberagaman bangsa.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 14 Agustus 2025
Anggota DPR Harap 3 Presiden sebelum Prabowo Hadiri HUT ke-80 RI di Istana Negara
Indonesia
Struktur Kepengurusan Terbaru PDIP: Hasto Kristiyanto Kembali Jabat Posisi Sekjen
Posisi sekjen sempat diambil alih oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 14 Agustus 2025
Struktur Kepengurusan Terbaru PDIP: Hasto Kristiyanto Kembali Jabat Posisi Sekjen
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Amnesti hingga Abolisi untuk Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto Ternyata Diberikan Atas Perintah Jokowi
Sebuah unggahan informasi menyebut pemberian kebebasan untuk dua tokoh politik itu karena jasa Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 08 Agustus 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Amnesti hingga Abolisi untuk Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto Ternyata Diberikan Atas Perintah Jokowi
Indonesia
Menkum Ungkap Alasan Utama Presiden Beri Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong
Abolisi adalah hak presiden untuk menghapuskan tuntutan pidana atau menghentikan proses hukum dengan persetujuan DPR
Angga Yudha Pratama - Kamis, 07 Agustus 2025
Menkum Ungkap Alasan Utama Presiden Beri Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong
Bagikan