Hari Santri 2025, Megawati Titip 3 Pesan Resolusi Jihad untuk Tanamkan Cinta Tanah Air

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Rabu, 22 Oktober 2025
Hari Santri 2025, Megawati Titip 3 Pesan Resolusi Jihad untuk Tanamkan Cinta Tanah Air

Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto. (Foto: Dok. PDIP)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang dilakukan setiap 22 Oktober, dimaknai PDI Perjuangan (PDIP) sebagai momentum untuk membangkitkan kekuatan moral dan rasa percaya diri bangsa.

Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, menyampaikan hal tersebut dengan menitipkan tiga pesan penting dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengenai relevansi Resolusi Jihad di masa kini.

Hal itu disampaikan Hasto dalam acara peringatan Hari Santri 2025 bertema 'Santri Berjuang: Ajaran Bung Karno, Warisan Kemerdekaan, dan Kontribusi Generasi Muda' di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (22/10).

“Kami berharap dengan merayakan dan memperingati resolusi ini, tiga pesan dari Bu Mega betul-betul dapat kita pegang sepenuhnya,” ujar Hasto.

Hasto kemudian menyampaikan tiga pesan inti dari Megawati Soekarnoputri terkait makna Resolusi Jihad.

Pesan pertama, Resolusi Jihad dimaknai sebagai moral force atau kekuatan moral. Menurut Megawati, kekuatan ini digerakkan oleh keyakinan, rasa cinta tanah air yang luar biasa, serta fondasi nilai-nilai keagamaan yang kokoh.

Pesan kedua, peristiwa bersejarah tersebut harus menjadi fondasi untuk membangun rasa percaya diri bangsa.

“Kita ini, ketika bersatu, bisa menghadapi pemenang Perang Dunia Kedua,” pesan Megawati seperti disampaikan Hasto.

Baca juga:

22 Oktober Memperingati Hari Apa? Ini Makna Hari Santri Nasional dan Peringatan Dunia Lainnya

Hasto menambahkan, dengan semangat persatuan dan nasionalisme, rasa percaya diri sebagai bangsa yang hebat dengan cita-cita 'membangun tata dunia baru' (to build the world anew) dapat diwujudkan, sebagaimana pernah dipidatokan oleh Bung Karno pada 30 September 1960.

Pesan ketiga, seluruh anak bangsa diajak untuk merayakan Resolusi Jihad sebagai bentuk kesadaran historis atas cita-cita Indonesia untuk berkontribusi bagi dunia.
Megawati juga mengajak untuk mengambil spirit Resolusi Jihad, Konferensi Asia Afrika, dan Gerakan Non-Blok.

“Dengan patriotisme yang menyala-nyala, kita berani berhadapan dengan siapa pun yang menjajah kita, baik di bidang politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya,” tegas Hasto menyampaikan pesan Megawati.

Lebih lanjut, Hasto menegaskan bahwa pesan-pesan tersebut diharapkan mampu mempersatukan seluruh anak bangsa dalam membela kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran tanpa rasa takut.

“Tantangan yang kita hadapi tidaklah ringan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya semangat hubbul wathon minal iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman) sebagai perpaduan kekuatan moral dan spiritual yang sangat dibutuhkan dalam situasi saat ini.

Dalam konteks tersebut, PDIP dengan semangat Islam berkemajuan bertekad mengukuhkan diri sebagai 'rumah besar' bagi seluruh warga bangsa.

Baca juga:

Hari Santri 2025, Gubernur Pramono Anung: Santri Adalah Penjaga Moral dan Motor Peradaban Bangsa

Dalam kesempatan itu, Hasto juga mengungkapkan kilas balik penetapan Hari Santri Nasional.
Ia mengenang peran Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah, yang pada masa menjelang Pilpres 2014 mengusulkan pentingnya mengingat peristiwa heroik Resolusi Jihad sebagai bagian dari kesadaran ideologis dan historis bangsa.

“Dan kemudian Hari Santri sekaligus Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945 kita jadikan sebagai upaya untuk meluruskan sejarah itu,” jelas Hasto.

Setelah berkonsultasi dan mendapat izin dari Megawati, perjuangan bersama akhirnya berhasil menghadirkan Hari Santri yang dikaitkan dengan kelahiran Pancasila. Hal ini menegaskan bahwa santri merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan bangsa.

Hasto menegaskan bahwa Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 bukan sekadar titik temu antara agama dan nasionalisme.
Peristiwa tersebut menunjukkan bagaimana seluruh rakyat Indonesia, bersama para pemimpinnya, bersatu padu dan berdiri kokoh menghadapi pemenang Perang Dunia Kedua — Inggris dan sekutunya — yang datang ke Surabaya.

“Rupanya memang sejak awal ada suatu visi yang luar biasa tentang Republik ini,” pungkas Hasto, mengutip perjuangan Bung Karno yang menyatukan gagasan nasionalisme, Islam, dan sosialisme sebagai realitas peradaban dunia. (Pon)

#Hari Santri Nasional #PDIP #Hasto Kristiyanto #Megawati Soekarnoputri
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
Ariyadi menegaskan bahwa menyeret-nyeret PDIP dalam narasi yang tidak berdasar hanya menunjukkan upaya memutarbalikkan fakta
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 22 November 2025
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
Indonesia
Aria Bima Ingatkan Mahasiswa Penggugat UU MD3 Soal Sistem Pengambilan Keputusan di Lembaga Legislatif
Politisi PDIP ini menduga tuntutan tersebut lahir dari narasi dan persepsi negatif di publik mengenai kinerja DPR
Angga Yudha Pratama - Jumat, 21 November 2025
Aria Bima Ingatkan Mahasiswa Penggugat UU MD3 Soal Sistem Pengambilan Keputusan di Lembaga Legislatif
Berita Foto
Ariel Noah Bersama Vibrasi Suara Indonesia Sambangi Fraksi PDIP Bahas Royalti
Ketua Fraksi PDIP DPR Utut Adianto (kanan), Anggota Fraksi Banyu Biru (kedua kanan), menerima audiensi pengurus asosiasi Vibrasi Suara Indonesia (VISI) di antaranya Armand Maulana (kiri) dan Ariel NOAH (tengah), di Ruang Fraksi PDIP, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Didik Setiawan - Senin, 10 November 2025
Ariel Noah Bersama Vibrasi Suara Indonesia Sambangi Fraksi PDIP Bahas Royalti
Indonesia
Bupati Ponorogo Ditangkap KPK, PDIP: Kami Minta Maaf karena Dia tak Amanah
PDI Perjuangan Jawa Timur menghomati kewenangan dan proses hukum terhadap kadernya itu yang sedang dilakukan KPK.
Dwi Astarini - Sabtu, 08 November 2025
Bupati Ponorogo Ditangkap KPK, PDIP: Kami Minta Maaf karena Dia tak Amanah
Indonesia
Implementasi PP 47/24 Masih Rendah, Pemerintah Didesak Percepat Penghapusan Piutang Macet UMKM
Dalam praktiknya, para PKL yang tergabung dalam asosiasi tersebut banyak menemui kendala ketika mengakses permodalan ke institusi keuangan milik pemerintah (Himbara).
Dwi Astarini - Jumat, 31 Oktober 2025
Implementasi PP 47/24 Masih Rendah, Pemerintah Didesak Percepat Penghapusan Piutang Macet UMKM
Indonesia
Sumpah Pemuda Harus Jadi Semangat Kepeloporan Anak Muda
Makna Sumpah Pemuda tidak hanya soal persatuan teritorial, tetapi juga semangat kebangsaan dan kesadaran geopolitik yang menjadi fondasi kuat Indonesia.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Sumpah Pemuda Harus Jadi Semangat Kepeloporan Anak Muda
Indonesia
Peringatan Sumpah Pemuda, PDIP Tegaskan Komitmen Politik Inklusif bagi Generasi Muda
Generasi muda tidak boleh hanya menjadi objek pembangunan.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Peringatan Sumpah Pemuda, PDIP Tegaskan Komitmen Politik Inklusif bagi Generasi Muda
Indonesia
Ribka Tjiptaning Nilai Soeharto tak Pantas Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Dianggap Pelanggar HAM
Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning, menolak usulan pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto. Ia menilai, bahwa Soeharto merupakan sosok pelanggar HAM.
Soffi Amira - Selasa, 28 Oktober 2025
Ribka Tjiptaning Nilai Soeharto tak Pantas Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Dianggap Pelanggar HAM
Indonesia
Soal Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, PDIP: Kita Dukung KPK, Diperiksa Saja
PDIP menyerahkan kasus dugaan korupsi proyek Whoosh kepada KPK. Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning.
Soffi Amira - Selasa, 28 Oktober 2025
Soal Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, PDIP: Kita Dukung KPK, Diperiksa Saja
Indonesia
PDIP Sebut Ada Niat Jahat jika Utang KCJB Dikaitkan dengan APBN
Meminta agar penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dilakukan secara business to business (B2B).
Dwi Astarini - Senin, 27 Oktober 2025
PDIP Sebut Ada Niat Jahat jika Utang KCJB Dikaitkan dengan APBN
Bagikan