Ketua PB HMI Bantah Desak Kapolri dan Kepala BIN Mundur


Massa aksi yang tergabung dalam HMI membawa rekannya yang terjatuh akibat dibubarkan paksa oleh petugas kepolisian saat aksi Refleksi 20 tahun Reformasi di Jakarta (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
MerahPutih.Com - Aksi unjuk rasa peringatan 20 Tahun Reformasi di depan Istana Negara beberapa waktu lalu masih berbuntut panjang. Sejumlah aktivis HMI diduga menjadi korban kekerasan aparat. Bahkan, sempat terbetik kabar, ada anggota HMI yang meninggal dalam aksi tersebut.
Kasus kekerasan terhadap aktivis HMI sempat heboh di lini masa media sosial. Buntutnya, muncul tuntutan agar Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala BIN Budi Gunawan mundur dari jabatan.
Simpang siur informasi terkait aksi unjuk rasa para anggotanya, Ketua Umum PB HMI Zuhad Aji Firmantoro membantah ada kader HMI yang meninggal. Meski demikian, Zuhad membenarkan adanya sejumlah kader HMI yang terluka dan mendapat perawatan di rumah sakit.

Zuhad menambahkan bahwa aksi unjuk rasa depan istana dilakukan aktivis-aktivis HMI MPO Cabang Jakarta.
"Dari insiden di Istana kemarin kami konfirmasi tidak ada kader HMI yang meninggal dunia," kata Zuhad di Jakarta, Minggu (27/5).
Tak hanya itu, HMI pun bantah adanya tuntutan terhadap Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala BIN Budi Gunawan untuk mundur dari jabatannya pasca aksi demo di kawasan Monas tersebut.

Namun, mantan ketua Komisi Hukum dan Hak Asasi Manusia PB HMI ini meminta Kapolri untuk bisa mengusut tindakan represif oknum polisi saat rusuhnya demo memperingati 20 tahun reformasi itu.
"Bahwa PB HMI (MPO) tidak meminta Kapolri dan Kepala BIN untuk berhenti dari jabatannya, tetapi meminta Kapolri untuk mengusut tuntas oknum pelaku tindakan represif," tuturnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan tidak ada satu pun anggota HMI yang meninggal dunia saat aksi unjuk rasa di wilayah Monas tersebut. Hal ini pun sekaligus membantah kabar yang beredar di media sosial (medsos) menyebutkan ada yang meninggal dunia saat aksi. Menurut dia, kabar itu berupa berita bohong.

"Itu hoax (berita yang beredar di medsos soal anggota HMI meninggal dunia)," ujar Argo Yuwono.
Mantan Kabid Humas Jawa Timur ini juga mengakui ada anggota HMI yang mengalami luka-luka dalam aksi tersebut. Namun, mereka sudah mendapatkan perawatan medis.
"Mahasiswa HMI MPO yang unjuk rasa ditangkap pada malam itu, tidak ada yang ditangkap tapi kita obati, dibawa ke RS lalu dipulangkan," ungkapnya.(Asp)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Kebersihan Air Danau Toba Terancam Limbah Perusahaan Nakal
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Kondisi Nepal Memanas akibat Kerusuhan, Kemlu Jamin 134 WNI Tak Ada yang Jadi Korban

[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
![[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan](https://img.merahputih.com/media/f8/df/4d/f8df4dcb1b53087a074e35b53dcecbd4_182x135.png)
DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu

Gedung DPRD DKI Jakarta Digeruduk Demonstran, Tuntut Transparansi hingga Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Publik

Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan

Bukti Kerusuhan Dilakukan ‘Penumpang Gelap’ saat Demo Buruh dan Mahasiswa, Polda Metro: Datang dan Langsung Menyerang Polisi

Jadikan Direktur Lokataru Foundation sebagai Tersangka, Polisi: Sudah Sesuai SOP

Dari Jilbab Merah Muda hingga Jaket Hijau: Warna Simbol Perlawanan di Jalanan dan Media Sosial
