Ketua DPR: Perkuat Literasi Keuangan Digital
Ketua DPR RI Puan Maharani. (ANTARA/HO-DKISPD.)
MerahPutih.com - Pemerintah diminta serius memperhatikan pentingnya untuk memperkuat literasi keuangan digital. Program-program sosialisasi mengenai keuangan digital harus makin digalakkan untuk menghindari praktik-praktik penipuan, khususnya penipuan berkedok investasi.
“Pemerintah harus secara masif memfasilitasi literasi keuangan digital, terlebih kepada anak-anak muda yang sedang gandrung dengan aset digital, mata uang digital, kripto dan sebagainya,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani di Jakarta, Senin (7/3).
Baca Juga
Puan menilai budaya keuangan digital yang sedang marak banyak dimanfaatkan pelaku kejahatan. Sebab, kata Puan, kini bisnis digital bukan lagi menjadi peluang usaha tapi sedikit banyak telah menjadi gaya hidup kelompok-kelompok tertentu.
“Literasi penting untuk mencegah terjadinya berbagai kasus penipuan berkedok investasi, terlebih dengan melibatkan sejumlah publik figur sebagai influencer,” tuturnya.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019, indeks literasi keuangan di Indonesia ada sebesar 38,03 persen. Dengan survei itu artinya baru sekitar 108 juta dari 285 juta penduduk Indonesia yang melek keuangan.
Meski begitu, belum dapat dipastikan apakah 108 juta orang yang sudah melek keuangan itu juga telah melek digital. Oleh karena itu, kata Puan, Pemerintah diharapkan lebih banyak menyediakan berbagai sarana literasi keuangan digital mengingat kini teknologi digital sudah melingkupi banyak aspek kehidupan.
“Literasi digital sangat penting sebagai langkah pencegahan mengingat penipuan digital kerap sulit diungkap dan ditindak master mind-nya, karena melibatkan para pelaku lintas negara tanpa menggunakan identitas asli,” ungkap Puan.
Baca Juga
Punya Bonus Demografi, Indonesia Tetap Kesulitan Cari Talenta Digital
Ditambahkannya, literasi keuangan digital yang penting digencarkan adalah mengenai manajemen risiko. Puan pun mengingatkan masyarakat, setiap investasi pasti memiliki risiko sekecil apapun itu.
“Maka saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia, jangan mudah percaya dengan tawaran investasi dengan iming-iming tanpa risiko dan dengan keuntungan yang di luar batas kewajaran,” tuturnya.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan OJK pun diminta untuk meningkatkan pengawasan mengingat maraknya kasus penipuan belakangan ini.
“Bappebti dan OJK agar terus aktif mengawasi perdagangan berjangka komoditi dan juga kegiatan jasa sektor keuangan,” ucap mantan Menko PMK itu.
Puan menyadari bisnis digital perlu dimanfaatkan sebagai wadah untuk menyalurkan peluang investasi industri digital. Namun pengetahuan dan keterampilan dinilai harus menjadi modal agar dapat memahami manfaat dan risiko dari produk dan jasa keuangan.
“Apalagi pembatasan pergerakan manusia di masa pandemi COVID-19 membuat transaksi digital makin diminati dan makin dibutuhkan. Kesadaran masyarakat terhadap literasi keuangan digital ditambah gencarnya sosialisasi dari pihak berwenang harus dilakukan maksimal,” tutup Puan. (Pon)
Baca Juga
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
DPR Desak BMKG Lakukan Pembenahan Total untuk Kirim Peringatan Dini Sampai ke Pelosok
Beri Efek Jera, DPR Minta Menhut Ungkap 12 Perusahaan Penyebab Banjir Bandang Sumatra
6 RUU Dicabut, ini Daftar 64 RUU yang Masuk Prolegnas Prioritas 2026
DPR Minta Riset Kebencanaan Harus 'Membumi', Kesiapsiagaan Bencana Melalui Pendidikan dan Riset
Puan-Dasco Kompak Enggan Bahas soal Usulan Koalisi Permanen
DPR Setujui Prolegnas Prioritas 2026: 6 RUU Jadi Fokus Legislasi
DPR Sentil Kemenhut Soal Loyonya Penegakan Hukum Kehutanan, Taubat Ekologi Bisa Jadi Solusi
Pemerintah Didesak Bentuk BRR Ad Hoc untuk Pemulihan Cepat Pasca Bencana Sumatera
Ketua DPR Puan Maharani Sampaikan Refleksi Akhir Tahun 2025
DPR Serukan 'Taubat Ekologi' ke Menhut Raja Juli Sebagai Refleksi Kerusakan Lingkungan