Keseringan Mendapat Mainan Bisa Bikin Anak Overwhelmed atau Overstimulated


Anak-anak yang mempunyai mainan lebih sedikit cenderung memiliki imajinasi lebih luas dibandingkan anak-anak yang memiliki banyak mainan. (Foto: Pexels)
MerahPutih.com – Tiap orangtua memiliki cara berbeda dalam mendidik anak. Tidak sedikit dari mereka selalu menuruti apa kemauan dari anak untuk sekedar membuatnya merasa senang, seperti membelikan mainan misalnya.
Terkadang banyak orangtua mungkin beranggapan bahwa anak yang memiliki banyak mainan memiliki kemampuan kreativitas lebih maju dibandingkan dengan anak sedikit mainan. Padahal, sebetulnya kondisi ini tidak disarankan lho, karena dapat membuat anak overwhelmed atau overstimulated.
Dokter Spesialis Anak, Mesty Ariotedjo, menjelaskan penelitian yang menyebut bahwa anak-anak yang mempunyai mainan lebih sedikit cenderung memiliki imajinasi lebih luas dibandingkan anak-anak yang memiliki banyak mainan.
Baca juga:
“Jadi, ternyata ada penelitiannya bahwa anak-anak yang punya mainannya dibandingin nih punya empat mainan sama punya 16 mainan atau lebih, ternyata anak yang punya mainannya lebih sedikit cenderung mereka imajinasinya tuh lebih jalan, (karena) terus mengulik mainannya tuh lebih sampai imajinasinya yang kesekiannya karena dia bosan,” kata Mesty dikutip dari Channel YouTube Nikita Willy Official, Kamis (25/4).
Oleh karena itu, Mesty menyarankan anak-anak yang memiliki mainan disarankan untuk terlebih dahulu diberikan hingga ia terlihat bosan dengan satu mainannya, sehingga jika ia sudah terlihat bosan orangtua diperbolehkan membelikan atau mengganti mainan yang ia punya.
Baca juga:
Komunikasi Terbuka, Langkah Utama Edukasi Seksual pada Anak di Era Digital
“Jadi, sering kali untuk anak biarin aja bosan, karena di saat dia bosan dia daydreaming, dia bengong memikirkan imajinasi atau kreativitasnya lebih terbangun. Sedangkan kalau dia terlalu banyak mainan di satu waktu ya udah berpindah dari satu mainan ke mainan lain akhirnya ya enggak terbentuk tuh stimulasi kreativitasnya dia,” ucap Mesty.
Karena anak yang terlalu banyak mainan hanya membuatnya kewalahan dan terstimulasi berlebih dan pada akhirnya merasa jadi orang yang serba tahu padahal ia tidak memainkan mainan itu secara tuntas. (chn)
Baca juga:
Psikolog Sarankan Orangtua Bikin Aturan Penggunaan Ponsel untuk Anak
Bagikan
Chindy Aprilia Pratiwi
Berita Terkait
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!

IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif

Pembakaran 13 Rumah karena Game, DPR Minta Kebijakan Ruang Digital Anak Diperkuat

Kolaborasi Cow Play Cow Moo Bersama Carstensz Mall Tebarkan Semangat Berbagi

Ruang Baru, Sumber Inspirasi Anak-anak SOS Children's Village untuk Raih Harapan

Mengapa Anak Menjadi Posesif? Ini Penjelasan Psikologisnya

Mengintip Aktivitas Anak-anak Main Skateboard Manfaatkan Trotoar Jakarta

Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Media Sosial

Ingin Dampingi si Kecil Main di Laboratorium Chaos Lab? Sediakan Dana Segini
