Kesehatan Cuma dapat 18% dari Stimulus COVID-19 Rp405 T, PKS: Pantes Ketinggalan

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Rabu, 13 Mei 2020
Kesehatan Cuma dapat 18% dari Stimulus COVID-19 Rp405 T, PKS: Pantes Ketinggalan

Alat tes swab virus Corona berupa Polymerase Chain Reaction diagnostic kit (PCR) di Laboratorium Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj. (ANTARA FOTO/M R

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengkritik kebijakan Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan dana penanganan COVID-19 yang tak merata alokasinya. Sorotan terbesar soal porsi anggaran kesehatan hanya Rp75 triliun, atau sekitar 18 persen dari total stimulus dana COVID-19 Rp405 triliun.

"Bidang kesehatan dapat porsi lebih kecil dibanding sektor lain khususnya ekonomi. Tak salah jika prioritas pemerintah dalam menangani COVID-19 dipertanyakan, kesehatan atau ekonomi?" kata Politikus PKS Mardani Ali Sera dalam keteranganya, Rabu (13/5).

Baca Juga:

Pemerintah Batasi Ventilator Hanya Buat Pasien Kondisi Berat

Jika dirinci dari Rp75 triliun itu, kata Mardana, diarahkan untuk menyediakan APD, ventilator, upgrade RS rujukan, insentif dokter dan santunan kematian tenaga medis. "(Tentu saja) Angka Rp75 triliun amat kecil untuk menghadapi kondisi yang sudah masuk skala pandemi," kritik dia.

Mardani memahami kondisi ekonomi juga perlu mendapat prioritas. Namun di tengah pandemi maupun darurat kesehatan, keselamatan masyarakat harus jadi yang utama.

"Analoginya jika ada kebakaran, fokus untuk padamkan api yakni laju penyebaran Covid-19, bukan membersihkan puingnya," imbuh Mardani.

Mardani Ali Sera
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera. Foto: MP/Ponco

PKS juga menyoroti tingkat tes COVID-19 Indonesia sampai 10 Mei rasionya hanya 0.41 orang per 1000 penduduk. Mardani membandingkan dengan dengan Malaysia yang rasio tes hampir 8 orang per 1000 org, lalu Thailand 1.39 per 1000 orang, dan India 1.17 per 1000 orang.

"Setidaknya 20 kali lipat untuk sejajar dengan Malaysia. Pantes jauh tertinggal dari negara Asia lainnya," sindir petinggi PKS itu.

Baca Juga:

Perintah Jokowi Tes Massal PCR Sehari 10 Ribu Cuma Butuh Biaya Rp5 M

Sebagai solusi, Mardani meminta anggaran kesehatan Rp75 triliun yang ada sekarang harus ditambah. Apalagi, kata dia, potensi kasus yang bakal terus melonjak jika melihat penerapan PSBB yang tidak efektif atau bahkan ingin dilonggarkan.

"Mengingat Indonesia diperkirakan belum memasuki puncak kasus Covid-19, ada peluang pasien positif yang kian bertambah," ungkap anggota DPR ini seraya pemerintah mengoptimalkan industri farmasi dalam negeri.

Seperti diketahui, pemerintah mengucurkan anggaran stimulus Rp405,1 triliun terdiri atas Rp150 triliun anggaran itu untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional. Termasuk dalamnya restrukturisasi kredit dan penjaminan serta pembiayaan untuk UMKM dan dunia usaha.

Kemudian, Rp75 triliun untuk bidang kesehatan, meliputi perlindungan tenaga kesehatan, pembelian alat kesehatan, perbaikan fasilitas kesehatan, dan insentif dokter. Anggaran Rp110 triliun untuk jaring pengaman sosial (social safety net). Pemerintah pun menambah anggaran kartu sembako, kartu prakerja, dan subsidi listrik. Terakhir, Rp70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat (KUR). (Knu)

Baca Juga:

Jokowi Tuntut Produksi Massal PCR dan Alkes COVID-19 Lokal Beres Akhir Mei

#Mardani Ali Sera
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Indonesia
PKS: Bendera One Piece Bukan Anarkis, Itu Kritik Kreatif
Rakyat Indonesia, terutama generasi muda, adalah kelompok yang cerdas dan punya kepekaan terhadap situasi yang terjadi
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 05 Agustus 2025
PKS: Bendera One Piece Bukan Anarkis, Itu Kritik Kreatif
Indonesia
Geger Bendera Bajak Laut One Piece Jelang HUT RI, Mardani: Nikmati Saja
Rakyat itu cerdas dan punya hati
Angga Yudha Pratama - Senin, 04 Agustus 2025
Geger Bendera Bajak Laut One Piece Jelang HUT RI, Mardani: Nikmati Saja
Indonesia
Legislator Ungkap Keuntungan dari Pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal
Selain itu, pemisahan pemilu juga dinilai akan memperkuat otonomi daerah
Angga Yudha Pratama - Selasa, 29 Juli 2025
Legislator Ungkap Keuntungan dari Pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal
Indonesia
Banjir Jakarta Parah Sampai 2,7 Meter! Mardani Tegaskan Solusi Banjir Bukan Sekadar Tambal Sulam
Politisi PKS ini mendorong pemerintah untuk menyusun peta jalan penanganan banjir yang jelas, solusinya teruji, dan pembagian anggarannya transparan dengan pola multi-tahun
Angga Yudha Pratama - Kamis, 10 Juli 2025
Banjir Jakarta Parah Sampai 2,7 Meter! Mardani Tegaskan Solusi Banjir Bukan Sekadar Tambal Sulam
Indonesia
Prabowo Subianto Bakal Hadiri Pembukaan Konferensi PUIC 2025, Fokus Tata Kelola Pemerintahan
Pesannya sama, Indonesia siap menjadi negara penghubung bagi semua, menuju kemakmuran dan perdamaian bersama
Angga Yudha Pratama - Selasa, 13 Mei 2025
Prabowo Subianto Bakal Hadiri Pembukaan Konferensi PUIC 2025, Fokus Tata Kelola Pemerintahan
Indonesia
Delegasi Palestina di Sidang PUIC: Dalam Sejarah Manusia, Tak Pernah Ada Kejahatan Seperti Ini
Solidaritas terhadap Palestina adalah bagian dari perjuangan global dalam melawan ketidakadilan dan penindasan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 13 Mei 2025
Delegasi Palestina di Sidang PUIC: Dalam Sejarah Manusia, Tak Pernah Ada Kejahatan Seperti Ini
Indonesia
DPR Akan Bawa Isu Palestina dalam Konferensi Parlemen OKI
PUIC di Indonesia kian mengokohkan peran diplomasi parlemen Indonesia di kancah internasional
Angga Yudha Pratama - Jumat, 09 Mei 2025
DPR Akan Bawa Isu Palestina dalam Konferensi Parlemen OKI
Indonesia
Semangat Kasih dan Solidaritas Paus Fransiskus Hidup di Tengah Dunia, DPR: Perjuangannya Harus Kita Lanjutkan
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera mengenang kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia.
Frengky Aruan - Selasa, 22 April 2025
Semangat Kasih dan Solidaritas Paus Fransiskus Hidup di Tengah Dunia, DPR: Perjuangannya Harus Kita Lanjutkan
Indonesia
Kritik Program Golden Visa, Legislator PKS Minta Jaminan Tidak Menimbulkan Konflik Agraria
Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera mengkritik program Golden Visa untuk menarik investor besar asing.
Frengky Aruan - Jumat, 02 Agustus 2024
Kritik Program Golden Visa, Legislator PKS Minta Jaminan Tidak Menimbulkan Konflik Agraria
Indonesia
Akronim Program Pemerintah Dibuat Nyeleneh, Mardani Minta Penggantian Nama
Nama-nama program nyeleneh ini diinisiasi pemerintahan daerah dan kementerian.
Dwi Astarini - Senin, 08 Juli 2024
Akronim Program Pemerintah Dibuat Nyeleneh, Mardani Minta Penggantian Nama
Bagikan