Kesehatan

Kenali Potensi Alergi Pada Anak

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Minggu, 27 Juni 2021
Kenali Potensi Alergi Pada Anak

Kenali alergi pada si kecil. (Sumber: Pexels/Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KEINGINAN dan harapan terbesar setiap orang tua yakni ingin anaknya tumbuh kembang secara optimal, termasuk anak dengan kondisi alergi. Orang tua perlu mengetahui anak yang alergi tetap dapat tumbuh optimal dan berprestasi jika alerginya diatasi dengan deteksi secara dini.

Penyakit alergi seperti asma, rinitis alergi, alergi makanan, dermatitis atopik, serta alergi protein susu sapi merupakan kasus alergi yang paling banyak diderita oleh anak. Prof. Dr. dr Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes, dokter Konsultan Alergi Immunologi Anak menjelaskan alergi susu sapi merupakan salah satu alergi makanan yang paling sering dialami anak-anak di Asia.

Baca juga:

Buah Bisa Bikin Alergi

Kejadian alergi susu sapi pada anak-anak di Indonesia yaitu 0,5 persen - 7,5 persen. Meskipun sebagian besar anak-anak pulih dari gejala saat meninggalkan periode balita, tetapi bukan berarti alergi ini bisa disepelekan.

"Jika kondisi alergi terdiagnosis sejak awal dan segera dikonsultasikan ke dokter maka dapat dilakukan tata laksana yang tepat sehingga tumbuh kembangnya optimal. Sebaliknya, jika terlambat didiagnosis dan orang tua mendiagnosis sendiri, maka bisa muncul dampak-dampak tidak diinginkan, yaitu dampak kesehatan yaitu tumbuh kembang anak, serta meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi atau sakit jantung di kemudian hari," urainya.

Alergi pada bayi
Lindungi Nanak dari Potengi hipertensi. (Sumber: Pexels/Andreas Wohlfahrt)

Selain dampak untuk kesehatan, ada pula dampak ekonomi dan dampak psikologis yang timbul dari hal ini. Dari segi ekonomi tentu saja membengkaknya pengeluaran karena harus sering berobat ke dokter. Sementara dampak psikologis karena bisa timbul stres pada ibu dan anaknya.

Ia juga mengatakan gejala yang bisa terjadi jika anak mengalami alergi susu sapi sangatlah beragam. Gejala alergi susu sapi dapat muncul dengan gejala ringan, sedang sampai berat, dan dapat mengenai tiga organ. Kejadian yang paling sering yaitu keluhan di saluran cerna seperti diare sebanyak 53 persen, kemudian kolik 27 persen.

Baca juga:

Ini Perbedaan Alergi Biasa dan COVID-19

Gejala alergi susu sapi bisa juga bisa mengenai di saluran napas, misalnya batuk-batuk di malam hari ke arah pagi hari. Kejadian gejala di saluran napas yaitu asma 21 persen, rinitis 20 persen.

"Gejala alergi bisa muncul di kulit, organ ketiga, kebanyakan berupa eksim atau dermatitis atopik sebanyak 35 persen, sedangkan biduran atau urtikaria sebesar 18 persen. Gejala yang berat berupa sistemik yaitu timbulnya anafilaksis sebesar 11 persen," urai Profesor Budismos.

ASI
ASI Eksklusif. (Sumber: Pexels/Jonathan Borba)

Faktor risiko berkembangnya alergi pada si kecil dapat berasal dari faktor genetik atau keturunan yaitu dari keluarga dengan riwayat alergi. Adapun kasus alergi protein susu sapi umumnya terjadi pada si kecil yang tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI). Oleh karena itu, pencegahan alergi protein susu sapi dapat dilakukan dengan cara memberikan ASI eksklusif bagi anak.

Namun, jika ibu tidak memungkinkan untuk memberikan ASI dan si kecil berbakat alergi tapi belum muncul gejala alerginya, maka dapat diberikan susu yang telah diformulasikan secara khusus seperti susu dengan protein hidrolisa parsial (PHP).

"Jika gejala alergi sudah muncul dapat diatasi dengan nutrisi medis khusus yaitu susu dengan protein terhidrolisa ekstensif, susu dengan isolat protein kedelai (soya) atau susu asam amino,” jelas Profesor Budi. (avia)

Baca juga:

Sayang Hewan Tapi Punya Alergi? Pelihara Saja

#Kesehatan #Info Kesehatan #Tips Kesehatan #Risiko Kesehatan #Gizi Anak #ASI
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Sanksi Penutupan SPPG Bermasalah Jangan Sampai Rugikan Hak Gizi Harian Siswa
Keputusan pemerintah menutup sementara SPPG yang bermasalah dalam program MBG sebagai langkah korektif yang perlu diapresiasi.
Wisnu Cipto - Jumat, 03 Oktober 2025
Sanksi Penutupan SPPG Bermasalah Jangan Sampai Rugikan Hak Gizi Harian Siswa
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan