Kesehatan

Kenali Jenis Glaukoma dan Penyebabnya

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 23 Juli 2024
Kenali Jenis Glaukoma dan Penyebabnya

Penting melakukan pemeriksaan mata untuk mendeteksi gejala glaukoma.(foto: pexels-pavel-danilyuk)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM - GLAUKOMA jadi penyebab kebutaan terbesar kedua setelah katarak. Data WHO pada 2010 menyebut setidaknya ada 3,2 juta orang yang mengalami kebutaan akibat glaukoma.

Glaukoma merupakan kelompok penyakit mata yang merusak saraf optik dan merupakan penyebab utama kebutaan pada orang berusia di atas 60 tahun. “Saraf optik bertanggung jawab mengirimkan sinyal dari mata ke otak. Jika saraf optik rusak, itu dapat menyebabkan gangguan penglihatan,” jelas Dr Maria Magdalena Purba, SpM, dokter mata dari KMN EyeCare, dalam keterangan resmi yang diterima Merahputih.com.

Secara umum, menurut Maria, glaukoma diklasifikasi menjadi dua, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.

Baca juga:

Mengenal Glaukoma, Penyakit Mata yang Bisa Sebabkan Kebutaan

Galukoma Sudut Terbuka

Bisa dikatakan bahwa ini merupakan jenis glaukoma yang paling umum terjadi. “Berdasarkan data prevalensi, sebagian besar kasus glaukoma yang terjadi merupakan glaukoma sudut terbuka,” ujar Maria.

Glaukoma sudut terbuka terjadi secara bertahap. Cairan mata yang diproduksi tidak bisa dikeluarkan atau seperti saluran air yang tersumbat. Kondisi seperti ini membuat tekanan bola mata meningkat dan mulai merusak saraf optik.

“Glaukoma sudut terbuka tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak menyebabkan perubahan penglihatan pada awalnya. Sering kali baru timbul keluhan penurunan penglihatan setelah kondisi tahap lanjut. Inilah mengapa glaukoma disebut sebagai ‘pencuri penglihatan yang diam-diam’,” jelasnya.

Glaukoma Sudut Tertutup

Glaukoma sudut tertutup terjadi ketika iris mata sangat dekat atau menempel dengan sudut drainase mata. Iris dapat menghalangi sudut drainase sehingga terjadi peningkatan tekanan bola mata secara tiba-tiba.

“Ibaratnya seperti selembar kertas yang meluncur di atas saluran pembuangan. Ketika sudut drainase tersumbat, tekanan bola mata meningkat dengan sangat cepat,” jelas Maria.

Orang yang berisiko terkena glaukoma sudut tertutup biasanya tidak menunjukkan gejala sebelum serangan. Beberapa gejala awal serangan mungkin termasuk penglihatan kabur, lingkaran cahaya atau banyangan seperti pelangi saat melihat lampu, sakit kepala ringan, atau sakit mata.

Glaukoma sudut tertutup dapat bersifat akut dan penderitanya harus segera menghubungi dokter mata untuk segera dilakukan tindakan.

Baca juga:

Kenali Glaukoma sebelum Terlambat

Berikut tanda-tanda serangan akut pada glaukoma sudut tertutup:

•Penglihatan tiba-tiba kabur

•Sakit pada mata dan area sekitar mata

•Sakit kepala

•Mual dan muntah

•Melihat cincin atau lingkaran cahaya berwarna pelangi di sekitar lampu.

Pada beberapa kasus, glaukoma sudut tertutup berkembang secara perlahan dan tidak ada gejala pada awalnya. Acap kali penderita tidak menyadarinya sampai kerusakannya parah atau terjadi serangan yang tiba-tiba.

Glaukoma sudut tertutup dapat menyebabkan kebutaan jika tidak segera ditangani.

Oleh karena itu, Maria menyarankan pemeriksaan mata rutin dan konsultasi dengan profesional kesehatan mata untuk deteksi dini dan pengelolaan glaukoma. “Semakin dini glaukoma terdeteksi, semakin baik peluang untuk mencegah kerusakan penglihatan yang permanen,” tutupnya.(*)

Baca juga:

Kemenkes: Glaukoma Penyebab Kedua Kebutaan di Indonesia setelah Katarak

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Bagikan