Kenali Efek Kemoterapi dan Cara Mengatasinya


Efek pengobatan kanker dengan kemoterapi (Sumber: Very Well Health)
KANKER yang merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia kini hadir dengan obat penawarnya. Berdasarkan penjelasan Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp. PD-KHOM, ahli Hematologi Onkologi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, pengobatan kanker dibagi menjadi dua bagian besar, yakni pengobatan lokal dan pengobatan sistemik.
Pengobatan lokal yang sering menjadi cara pengobatan kanker adalah operasi dan radiasi. Sementara pengobatan sistemik adalah pengobatan yang dilakukan dengan memasukkan obat ke dalam tubuh lewat mulut, dimasukkan ke dalam pembuluh darah, disuntikan, atau lewat infus.
Baca juga:
Masker N95 vs Surgical Mask, Mana Lebih Efektif Cegah Penularan Virus Corona?

Meskipun ampuh menyembuhkan kanker, salah satu teknik pengobatan kanker dengan cara kemoterapi menimbulkan efek samping. Salah satu yang paling sering dialami adalah muntah.
"Obat-obatan yang dipakai untuk kemoterapi makin ke sini makin canggih sehingga mengurangi efek muntah," tutur Dokter Ikhwan.
Jika sebelumnya bisa muntah setiap hari, pasien hanya mengalami mual-mual saja. "Paling tidak, muntah tidak ada lagi. Efek muntah yang terjadi bisa dikendalikan dokter. Namun tidak bisa 100 persen," ujarnya.
Baca juga:

Efek samping lainnya yang kerap dialami oleh pasien adalah nyeri pada tubuh. "Untuk efek samping yang satu ini bisa diatasi dengan konsumsi parasetamol," ucapnya.
Pada beberapa pasien, obat kemoterapi dapat menyebabkan sariawan. "Setiap orang beda-beda. Namun kami harus menjelaskan bahwa kemungkinan ini ada," tutur Dokter Ikhwan.
Pasien kemoterapi juga sering mengalami diare. Sebanyak 50 persen pasien kanker pasti merasakan dampak ini ketika menjalani terapi kemoterapi. Namun Dokter Ikhwan memastikan hal tersebut bisa dikelola dengan baik berkat pengobatan tepat guna
"Teknologi pengobatan kanker semakin maju. Kami sebagai dokter sekaligus user dari teknologi kedokteran tersebut perlu belajar terus-menerus agar memastikan efek samping pada pasien jauh berkurang. Jadi jangan khawatir," tukasnya. (Avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan

Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang

Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang

Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan

5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena

Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker

Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker

Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker

Harus Operasi Kanker, Agustiani Tio Minta Hakim Praperadilan Bantu Perizinan Berobat ke Luar Negeri

Kenal Lebih Dekat sama Vaksin Kanker yang Bakal Dibagikan Gratis pada 2025 Mendatang
