Kanker dan Mitosnya di Masyarakat


Dr. dr Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM (Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)
SEMUA penyakit kronik umumnya tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan dengan pengobatan, termasuk kanker. Berdasarkan data WHO, kanker adalah salah satu penyakit penyebab morbiditas dan mortalitas terbanyak di dunia.
Sebanyak 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian terjadi pada 2018. Sementara berdasarkan data nasional, Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,79% per 1000 penduduk. Hal itu berarti terjadi kenaikan dari tahun 2013.
Baca juga:

Di samping tingginya insiden kanker yang terus meningkat di seluruh dunia, masih banyak terdapat mitos menyesatkan tentang kanker. Misalnya, mengonsumsi pare dapat menghilangkan kanker. Ketika pare dianggap tidak mampu mengontrol penyebaran kanker, pada akhirnya pasien menemui dokter.
"Biasanya, pasien baru menemui dokter kalau sel kankernya sudah menyebar dan stadium lanjut. Ini tentu menyulitkan dokter dalam hal pemeriksaan lanjutan," ujar Dr. dr Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, Ahli Hematologi Onkologi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, ditemui di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.
Baca juga:

Ia juga menyesalkan banyaknya pasien kanker yang lebih memilih pengobatan kanker yang tidak terstandar. Hal tersebut dikarenakan mereka cemas akan prosedur yang akan ditempuh oleh dokter seperti biopsi, operasi, kemoterapi dan radioterapi.
"Mereka awalnya pergi ke pengobatan alternatif lalu baru ke dokter. Jujur, kami bingung karena kami tidak punya ilmu dasar tentang pengobatan semacam itu. Semua penanganan kami sesuai standar kesehatan medis," jelasnya.
Dirinya berharap, ke depannya orang lebih peduli akan penanganan kanker sejak dini. "Kalau penanganan sudah dilakukan sejak awal akan lebih mudah untuk dikontrol sel kankernya. Kemungkinan sembuhnya pun akan lebih besar," tukasnya. (Avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan

Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang

Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang

Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan

5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena

Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker

Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker

Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker

Cek Kesehatan Gratis Dinilai Langkah Maju untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat
