Kanker dan Mitosnya di Masyarakat

Muchammad YaniMuchammad Yani - Kamis, 30 Januari 2020
Kanker dan Mitosnya di Masyarakat

Dr. dr Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM (Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

SEMUA penyakit kronik umumnya tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan dengan pengobatan, termasuk kanker. Berdasarkan data WHO, kanker adalah salah satu penyakit penyebab morbiditas dan mortalitas terbanyak di dunia.

Sebanyak 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian terjadi pada 2018. Sementara berdasarkan data nasional, Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,79% per 1000 penduduk. Hal itu berarti terjadi kenaikan dari tahun 2013.

Baca juga:

Cabai dapat Membunuh Sel Kanker

Dr. dr Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, Ahli Hematologi Onkologi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)
Dr. dr Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, Ahli Hematologi Onkologi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)

Di samping tingginya insiden kanker yang terus meningkat di seluruh dunia, masih banyak terdapat mitos menyesatkan tentang kanker. Misalnya, mengonsumsi pare dapat menghilangkan kanker. Ketika pare dianggap tidak mampu mengontrol penyebaran kanker, pada akhirnya pasien menemui dokter.

"Biasanya, pasien baru menemui dokter kalau sel kankernya sudah menyebar dan stadium lanjut. Ini tentu menyulitkan dokter dalam hal pemeriksaan lanjutan," ujar Dr. dr Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, Ahli Hematologi Onkologi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, ditemui di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.

Baca juga:

Earphone Bluetooth Penyebab Kanker

Dr. dr Ikhwan Rinaldi menyebutkan banyak yang salah kaprah tentang penanganan kanker (Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)
Dr. dr Ikhwan Rinaldi menyebutkan banyak yang salah kaprah tentang penanganan kanker (Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)

Ia juga menyesalkan banyaknya pasien kanker yang lebih memilih pengobatan kanker yang tidak terstandar. Hal tersebut dikarenakan mereka cemas akan prosedur yang akan ditempuh oleh dokter seperti biopsi, operasi, kemoterapi dan radioterapi.

"Mereka awalnya pergi ke pengobatan alternatif lalu baru ke dokter. Jujur, kami bingung karena kami tidak punya ilmu dasar tentang pengobatan semacam itu. Semua penanganan kami sesuai standar kesehatan medis," jelasnya.

Dirinya berharap, ke depannya orang lebih peduli akan penanganan kanker sejak dini. "Kalau penanganan sudah dilakukan sejak awal akan lebih mudah untuk dikontrol sel kankernya. Kemungkinan sembuhnya pun akan lebih besar," tukasnya. (Avia)

Baca juga:

Teh-Teh Korea ini Membangkitkan Kebugaran Tubuh

#Kanker #Info Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
ShowBiz
Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan
Pada September, ia mengumumkan telah menyelesaikan kemoterapi dan melakukan apa yang ia bisa untuk tetap bebas dari kanker.
Dwi Astarini - Jumat, 04 Juli 2025
Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan
Dunia
Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang
Kanker Joe Biden telah menyebar hingga ke tulang.
Wisnu Cipto - Senin, 19 Mei 2025
Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang
Indonesia
Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang
Angka survival rate para pasien yang sudah menjalani operasi cangkok sumsum tulang naik mencapai 50 persen.
Wisnu Cipto - Selasa, 15 April 2025
Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang
Dunia
Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan
Ikuti kisah inspiratif Richard Scolyer dalam perjuangannya melawan kanker otak.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 12 Maret 2025
Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan
Fun
5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena
Kanker darah bukan cuma penyakit orang tua.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 10 Maret 2025
5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena
Indonesia
Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker
Cristiano Ronaldo nanti bersama dengan Yayasan Graha Kasih Indonesia membantu penderita-penderita kanker di Kupang
Wisnu Cipto - Senin, 17 Februari 2025
Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker
Lifestyle
Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker
Gaya hidup sehat menjadi salah satu faktor yang bisa mencegah kemunculan kanker.
Dwi Astarini - Selasa, 11 Februari 2025
Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker
Fun
Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker
Anak penyintas kanker memiliki banyak harapan.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 10 Februari 2025
Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker
Indonesia
Cek Kesehatan Gratis Dinilai Langkah Maju untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat
Program ini bertujuan memberikan pemeriksaan kesehatan kepada masyarakat secara cuma-cuma
Angga Yudha Pratama - Senin, 10 Februari 2025
Cek Kesehatan Gratis Dinilai Langkah Maju untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat
Bagikan