Kebutuhan Oksigen Medis Meningkat 4 Ribu Ton Per Hari


Oksigen medis. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Kebutuhan oksigen medis terus meningkat setiap harinya. Peningkatan permintaan mencapai 3 ribu sampai 4 ribu tol per hari. Kebutuhan oksigen bagi pasien COVID-19 dari semula berkisar 60 ton dan 2.200 ton oksigen tambahan telah dialokasikan untuk kebutuhan oksigen di Pulau Jawa.
"Kami minta pengusaha industri gas agar mengonversi yang tadinya untuk gas oksigen medis itu hanya 20 sampai 30 persen, sekarang dialokasikan sebanyak 50 persen untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang melonjak," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.
Baca Juga:
Polri Buka Hotline Pengaduan Harga dan Kelangkaan Obat dan Tabung Oksigen
Kementerian Kesehatan mendorong para pelaku usaha industri gas menambah alokasi produksi oksigen bagi pelayanan kesehatan di tengah situasi lonjakan pasien COVID-19 di berbagai rumah sakit.
"Itu akan kita fokuskan dulu untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah sakit," katanya di Jakarta, Rabu (7/7).
Siti Nadia mengatakan, pemerintah sedang berupaya memenuhi kebutuhan oksigen untuk pasien COVID-19 yang dirawat di fasilitas layanan kesehatan, sebab saat ini jumlah pasien positif COVID-19 bertambah sekitar enam hingga delapan kali lipat.
"Tentunya pemerintah sekarang mencukupi kebutuhan oksigen yang fasilitas pelayanan kesehatan butuhkan. Karena ini tentu upaya untuk melakukan pengobatan pasien-pasien COVID-19," katanya.
Ia menegaskan, untuk memenuhi tingginya kebutuhan, diperlukan peningkatan produksi oksigen. Produksi gas untuk industri, bisa dialihkan sebagian untuk kebutuhan oksigen pasien agar bisa menutupi kebutuhan di fasilitas layanan kesehatan.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes itu mengatakan, masyarakat bisa mengakses rumah sakit jika ada keluhan sesak nafas karena terpapar COVID-19 sebagai upaya mendapatkan pasokan oksigen.
"Kalau pasien COVID-19 dalam kondisi sesak napas sudah tidak boleh dirawat di rumah," katanya.

Siti Nadia menambahkan, pemerintah terus berkoordinasi dengan BUMN Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk pemenuhan kebutuhan oksigen.
"Ada Satgas untuk industri gas nasional. Dengan penyedia gas swasta, kami juga koordinasi," katanya.
Siti Nadia mengimbau masyarakat untuk tidak panik dalam membeli oksigen, khususnya bagi mereka yang belum membutuhkan.
"Karena itu, harga menjadi naik. Orang-orang yang betul-betul membutuhkan pun akhirnya kesulitan mendapatkan oksigen. Kalau masyarakat menyimpan tabung oksigen padahal tidak butuh, berarti akan terjadi kelangkaan, dan otomatis meningkatkan harga," ujarnya. (Asp)
Baca Juga:
Pemprov Jateng Bikin Satgas Oksigen, Kapolda: Jangan Sampai Terlambat Kirim
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
