'Kartu As' TNI AD Berantas Radikalisme dan Intoleransi di Jakarta
Dandim 0501/JP BS Kolonel (Inf) Wahyu Yudhayana. Foto: MP/Kanu
MerahPutih.com - Peran masyarakat untuk menangkal radikalisme dan intoleransi dinilai paling kuat. Sebab, merekalah yang dianggap sebagai garda terdepan dalam menyebarkan ajaran kebaikan, alias kartu As dalam memberantas radikalisme, khususnya di Ibu Kota DKI Jakarta.
"Radikalisme di kota besar seperti Jakarta ini niscaya bisa terjadi. Karena kita sangat heterogen," kata Dandim 0501/JP BS Kolonel (Inf) Wahyu Yudhayana, dalam acara Binter Terpadu TNI AD di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (21/11).
Baca Juga
Wahyu melanjutkan, seperti kota Jakarta yang kerap didatangi banyak orang dari luar seperti Tangerang, Bekasi dan Depok hanya untuk bekerja.
"Apa itu tak rentan. Kalau masyarakat atau penduduknya sendiri tak kuat atau paham indikasi itu. Itu sangat berbahaya," jelas Wahyu.
Baca Juga
Tito Sengaja Dijadikan Mendagri Berantas ASN Bandel dan Terpapar Radikalisme
Wahyu mengatakan, pemerintah tengah berjuang menuju kesehjateraan yang lebih baik. Sehingga, tak boleh diganggu dengan isu-isu yang bisa memecah belah bangsa.
"Kami waktunya untuk mengingatkan selalu kepada masyarakat bahwa perbedaan sudah ada sejak dulu. Sejak kemerdekaan. Itu harus jadi sarana kita memperkuat bersama demi kemajuan bangsa," jelas Wahyu.
Dalam kegiatan Binter Terpadu TNI AD ini, aparat berusaha untuk memberikan edukasi menggunakan beberapa cara. Seperti penyuluhan kesehatan, pembagian obat-obatan gratis hingga diskusi.
Baca Juga
Berantas Radikalisme, Kemenag Dinilai Jangan Hanya Fokus Urus Haji
"Kami libatkan tokoh agama, masyarakat dan kepemudaan. Pembinaan teritorial juga diisi wawasan kebangsaan dengan melibatkan pelajar. Narasumbernya ada dari BNN dan dari TNI sendiri. Nanti komunikasinya dua arah," jelas Wahyu.
Baca Juga
Disinggung Basmi Radikalisme, Menag: Enggak Tiba-Tiba Ngantemin Orang
Nantinya, mereka bisa menjadi penyambung kepada masyarakat sekitar soal ancaman radikalisme, intoleransi dan bahaya narkoba.
"Mengingatkan mereka untuk lebih bersatu. Mereka juga bisa menjadi agen penyampaian pesan karena melalui orang terdekat, pesannya akan lebih mudah tercapai," tutup Wahyu. (Knu)
Bagikan
Berita Terkait
Wagub Kalbar Gandeng Imigrasi Buru 15 WNA China Penyerang TNI di Area Tambang Ketapang
Duduk Perkara Belasan WNA China Serang TNI Pakai Parang di Ketapang Versi Kodam XII/Tanjungpura
Prajurit TNI AD Raih Emas di Cabor Menembak SEA Games 2025, Pasang Target Lolos Olimpiade 2028
Harumkan Indonesia, 3 Prajurit TNI AD Raih Medali Perak SEA Games 2025 di Cabor Equestrian Eventing
17 Senior Prada Lucky Namo Dituntut 9 Tahun dan Langsung Dipecat dari TNI AD, Restitusi Capai Rp 544 Juta
Viral Beras Bantuan TNI Jatuh Berceceran dari Helikopter dan Dipungut Korban Bencana, Begini Penjelasan Panglima TNI
Helikopter Mi-17 dan Bell 412 Bawa Misi Krusial Bantuan Banjir Longsor Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat
DPR Sebut Mengirim TNI ke Gaza Tanpa Jaminan Kesejahteraan Keluarga yang Ditinggalkan Merupakan Keputusan Zolim
Empat Syarat Wajib Jenderal Bintang Tiga Pimpin Misi Gaza, Apa Saja?
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah