Disinggung Basmi Radikalisme, Menag: Enggak Tiba-Tiba Ngantemin Orang
Menteri Agama Fachrul Razi di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Merahputih.com - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi angkat bicara soal langkah pemberantasan radikalisme di Indonesia.
Purnawirawan jenderal TNI dan lulusan Akademi Militer 1970 itu menyampaikan pemberantasan radikalisme tetap akan melalui tahapan-tahapan yang terukur.
“Sudah bolak-balik saya katakan itu, semua ada tahap-tahapnya, enggak tiba-tiba ngantemin orang. Enggak gitu lah ya,” kata Fachrul Razi di kantornya, Jumat (25/10).
Baca Juga
'Naik Kelas' Jadi Menteri, Tito Belum Lapor Kekayaan ke KPK Sejak 2016
Fachrul Razi menyangkal anggapan bahwa pelantikan dirinya mendapatkan penolakan dari para Kiai. Ia juga menilai penujukannya sebagai menteri agama tak ditolak oleh ormas Islam seperti Muhammadiyah, maupun pihak Nahdhatul Ulama (NU) yang biasanya mengisi jabatan tersebut.
“Jangan kalian berprasangka jelek dengan omongan orang. Masa iya beliau-beliau (kiai) menolak,” ujar Fachrul Razi
Menag juga mengatakan dirinya punya tujuan yang sama dengan organisasi seperti Muhammadiyah dan NU. Misinya yaitu membina umat dan membangun bangsa. “Kami punya misi yang sama dengan NU dan Muhammadiyah, yaitu membina umat, membangun bangsa,” ucap Fachrul Razi.
Ia pun tak menutup mata bahwa saat ini masih ada pihak yang mempertanyakan perihal pengangkatannya sebagai menteri agama.
Hal ini dianggap wajar saja terjadi, mengingat pria kelahiran Banda Aceh 72 tahun yang lalu ini, tidak memiliki latar belakang pendidikan pesantren ataupun keagamaan sebagaimana pada umumnya menteri-menteri agama sebelumnya.
“Pasti enggak (menolak) lah jadi jangan membesar-besarkan. Tapi kalau bertanya, mempertanyakan (pengangkatan sebagai Menag) ya bisa saja,” imbuhnya.
Baca Juga
Tugas Baru Jenderal Tito di Kabinet Jokowi Bersihkan ASN Radikal?
Menag pun berharap, ke depan dapat terus berkoordinasi dengan seluruh ormas-ormas keagamaan yang ada guna menjaga dan membangun toleransi kehidupan beragama di Indonesia.
“Saya pun kalau ada apa-apa nanti pasti koordinasi ke NU dan Muhammadiyah. Begitu juga dengan organisasi-organisasi Katolik. Protestan, Hindu, Budha, Konghucu,” tuturnya. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Menag Tegaskan Pemerintah tak Campuri Penunjukan Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum PBNU
Soal Isu Perebutan Kekuasaan di PBNU, Menag: Pemerintah tak Terlibat dalam Urusan Internal
Menteri Agama Siapkan Puluhan Kampus UIN dan Pesantren di Seluruh Indonesia, Tempat Anak-Anak Palestina yang Putus Sekolah
Menteri Agama Geram Ada Pendakwah Lecehkan Anak-Anak, tak Bisa Menoleransi Tindakan yang Mencederai Nilai Kemanusiaan
Menag Ungkap Pagu Efektif Pendidikan Islam 2025 Disesuaikan Jadi Rp 26,11 Triliun
Menag Nasaruddin Umar: Jangan Ada yang Beri ‘Stempel Negatif’ pada Pesantren
Menag Nasaruddin Puji Indonesia Peringkat 1 Negara yang Kuat Sedekah
Pakar Sebut Kewenangan Atribusi Menag tidak Melawan Hukum
Rampung Diperiksa KPK, Eks Menag Gus Yaqut Bungkam soal Aliran Fee Kuota Haji ke Kemenag
Menag dan Ketua DMI Hadiri Peresmian Masjid Raya Baitul Mukhtar BSD City