Menag Nasaruddin Puji Indonesia Peringkat 1 Negara yang Kuat Sedekah


Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar. (Foto: Merahputih.com/Asropih)
MERAHPUTIH.COM - INDONESIA menjadi negara peringkat nomor satu yang paling kuat dalam bersedekah di dunia. Hal tersebut berdasarkan hasil laporan lembaga World Giving Index.
"Jadi sebetulnya ini ditemukan badan internasional yaitu World Giving Index bahwa negara yang paling kuat sedekahnya ialah Indonesia. Pada 2023–2024, Indonesia nomor 1," kata Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar dalam pidatonya pada acara Madada Fest 2025: Festival Masjid Berdaya Berdampak di Kementerian Agama, Selasa (7/10).
Ia menjelaskan, meski pendapatan masyarakatnya relatif lebih rendah ketimbang negara lain, Indonesia tetap menjadi yang terdepan dalam bersedekah. Salah satu penyebabnya ialah budaya berbagi di acara pernikahan.
"Kenapa? Ya, memang miskin, tetapi undangannya setiap hari ada, tetangganya kawinan, walimah, dan seterusnya, selalu ada acara makan-makan. Nah, ini yang dihitung juga indeksnya, bahwa Indonesia negara yang paling banyak, negara yang paling dermawan," tuturnya.
Baca juga:
Respons Arahan Presiden, Cak Imin dan Menag Siapkan Pembenahan Pesantren
Ia juga menyoroti praktik sedekah di kalangan umat beragama lain seperti Katolik, yang kontribusinya bahkan bisa mencapai 20 persen dari penghasilan. "Apalagi teman-teman kita dari Katolik misalnya, Katolik itu bukan 2,5 persen. Itu bisa sampai 20 persen, kalau kita all in kan semua pengeluaran-pengeluaran ke gereja," ucap Nasarrudin.
Nasarrudin kemudian membandingkan dana umat antara rumah ibadah gereja dan masjid. "Coba kita lihat, ada yang pernah menghitung uang celengan Katolik dengan masjid. Kalau kita bongkar isi celengan itu, setengah mati kita menghitung, karena uang 100 perak gitu kan. Tapi kalau di Katolik itu, ini ada Pak Dirjen itu, wah ini uangnya merah nih. Sama Protestan juga, gerejanya kecil-kecil, tapi saldo-nya miliaran," ujarnya.
"Kita masjidnya gede-gede, bangga 500 ribu, 500 juta gitu ya. Jadi masjidnya gede, wah banyak sekali tabungannya. Coba dengarkan, pertama jawabannya gereja itu, gerejanya kecil, tapi dana umatnya besar," tambahnya.
Ia mengakui ada perbedaan teologis dalam konsep sedekah. Dalam Islam, sedekah tidak secara langsung dikaitkan dengan penghapusan dosa, meskipun diyakini dapat membawa manfaat, seperti menolak bala. Lebih lanjut, Nasaruddin mengajak seluruh umat beragama untuk mengelola dana umat secara lebih efektif.
"Jadi bapak-bapak sekalian, ini saya mohon kepada kita semuanya, mari umat beribadah, umat agama, agama apa pun yang hadir pada kesempatan ini, kembali kita mengefektifkan pendanaan umat ini, dana-dana umat ini. Di Hindu, Buddha, Katolik, Protestan itu luar biasa ya. Sebetulnya kalau kita efektifkan dana-dana seperti ini, tanpa ada dipa dari Bappenas itu pun juga bisa hidup, cuma kita enggak efektifkan," tutupnya.(Asp)
Baca juga:
Menteri Agama Berharap Tiap Untaian Doa Umat Katolik di Bulan Rosario Jadi Berkah untuk Indonesia
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Menag Nasaruddin Puji Indonesia Peringkat 1 Negara yang Kuat Sedekah

Pakar Sebut Kewenangan Atribusi Menag tidak Melawan Hukum

Rampung Diperiksa KPK, Eks Menag Gus Yaqut Bungkam soal Aliran Fee Kuota Haji ke Kemenag

Menag dan Ketua DMI Hadiri Peresmian Masjid Raya Baitul Mukhtar BSD City

Ojol yang Tewas Dilindas Mobil Rantis Brimob Didoakan Wafat Sebagai Syuhada

Menag Janji Laporan Kasus Intoleransi Segera Ditangani Kurang dari 24 Jam

KPK Cekal Mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas

Mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Hadiri Pemeriksaan KPK

Cek Kesehatan Gratis di Sekolah Layani 12,5 Juta Siswa Semua Agama, Menag: Sehat Bagian dari Iman

Menteri Agama Buka Alasan Keluarga Tolak Suryadharma Ali Dimakamkan di TMP Kalibata
