Karakter Pengudud di Tongkrongan, Ada yang Cuman Modal Bibir


Nongkrong tambah seru dengan ngebul. (Foto: Unsplash/Papaioannou Kostas)
MAU tak mau setiap tongkronan pasti ada kepulan asap rokok. Meskipun demikian tetap harus menyadari hibauan pemerintah yang dicantumkan pada setiap kemasan rokok yang dijual di pasaran.
Rokok, udud atau apapun namanya selalu menjadi jembatan yang meramaikan kumpul-kumpul dengan berbagai candaannya. Dalam setiap tongkrongan, tidak semua pengudud punya modal buat ngebul. Bisa jadi ada yang mampu membeli sepak udud, ada yang beli ketengan, tak sedikit pula yang berharap dapat pasokan dari temannya. Ada empat karakter pengudud yang mudah ditemukan di setiap tongkrongan.
Baca Juga:
Tipe A, Sebungkus rokok dan korek api

Tipe pengudud yang satu ini memiliki kemampuan kantong yang lumayan. Terkadang di setiap kali nongkrong dia bisa membawa lebih dari dua pak rokok. Sebagian memang merk udud kesukaannya, beberapa lainnya dibagikan pada teman-teman tongkrongannya. Atau membelikan salah satu teman terdekatnya di tongkrongan.
Dia bisa dengan santai ngebul tanpa rasa khawatir kehabisan mesiu di dompet. Pengudud ini tak keberatan untuk membagi isi bungkus ududnya pada teman yang meminta. Kalau tinggal sebatang di dalamnya, dia tidak pernah melarang orang untuk mengambilnya. Selain masih ada simpanan, dia memiliki alasan ‘warung masih buka’.
Tipe B, Sebungkus di kantong

Pengudud tipe ini hampir sama dengan tipe A, dia biasanya memiliki sebungkus rokok dan tidak pelit membagi ke teman-temannya. Hanya saja entah disengaja atau memang pelupa, dia selalu tidak membawa korek api. Selalu kebingungan kalau mau ngebul, pinjam korek api ke sana, ke sini. Kalau toh membeli koreak api, biasanya terlupa membawa atau meletakannya.
Alhasil dia memiliki amunisi buat ngebul tapi tidak memiliki senjatanya. Celakanya kalau dia nongkrong dengan teman yang tidak membawa korek api pula. Dijamin asem mulutnya.
Baca Juga:
Mengenal Ragam 'Kasta' di Tongkrongan, Dari Bos Hingga Bansur
Tipe C, Korek api di kantong

Pengudud yang satu ini selalu membawa korek api di kantongnya. Kalau di tongkrongan dia bisa menjadi penyelamat tipe B yang selalu kehilangan korek apinya. Bisa jadi dalam pikiran pengudud ini, kehadirannya selalu dinantikan orang lain. Koreak api yang dibawanya bukan tipe yang mahal. Hanya korek api biasanya yang banyak dijual di warung-warung, tidak lebih dari Rp2.500. Namun korek apinya tidak akan diletakan di sembarangan tempat. Dia selalu menyimpan kembali koreak apinya di kantong. Itu modal satu-satunya di tongkrongan.
Tipe D, Modal bibir

Pengudud tipe D adalah kasta yang paling rendah. Motivasinya tidak pernah diketahui, antara memang tidak punya uang, pelit, membatasi diri untuk mengudud atau takut dengan orang rumah karena sudah dilarang merokok. Jadi mereka memang tidak mengantongi rokok dan korek api. Satu-satu modalnya adalah bibirnya untuk menyelipkan udud.
Kalau yang memiliki alasan membatasi diri merokok, terlihat hanya mengudud sebat atau duabat saja. Namun kalau yang benar-benar modal bibir, terlihat asyik nyomot sana-sini dan menikmatinya selama masih ada batang-batang udud di tongkrongan.
Jadi kamu tipe yang mana? (psr)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Anggota DPR Usul Gerbong Kereta Khusus Merokok, Wapres Gibran: Belum Masuk Skala Prioritas

Penelitian Klaim Rokok Elektrik Jadi Jawaban Ampuh Berhenti Merokok, Tingkat Keberhasilan Hampir Tiga Kali Lipat dari Terapi NRT

Dinilai Menguntungkan dari Sisi Bisnis, Legislator PKB Usulkan KAI Sediakan Gerbong Khusus Merokok

Berani Merokok di Kereta? Siap-Siap Tiket Hangus dan Diusir Stasiun Terdekat!

Stop! Bahaya Asap Rokok di Baju Mengancam Nyawa Bayi, Begini Cara Menyelamatkannya

Jumlah Perokok Naik 5 Juta Orang, Termasuk Perokok Usia 15 Tahun

Dukung Satgas Rokok Ilegal, Jaga Penerimaan Negara dan Lindungi Industri Legal

Bukan Larangan Total! Wagub DKI Bocorkan Strategi Baru Hadapi Pro-Kontra KTR

Masa Depan Jakarta sebagai Kota Global Ditentukan oleh KTR, Sudah Saatnya Bebas Rokok

Bukan Solusi, Raperda KTR DKI Dinilai Malah Perparah Pengangguran dan Hantam Daya Beli Masyarakat
