JPW Desak Polda DIY Usut Pelaku Teror Panitia Diskusi UGM
Ilustrasi. (Foto: MP/Pixabay.com/Clker-Free-Vector-Images)
MerahPutih.com - Jogja Police Watch (JPW) mengecam keras tindakan ancaman pembunuhan kepada panitia dan narasumber diskusi secara virtual tentang "Persoalan Meluruskan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan" yang diselenggarakan oleh Constitutional Law Society (CLS), sedianya diselenggarakan pada Jumat (29/5). JPW mendesak Polda DIY untuk mengusut dan menangkap pihak-pihak yang meneror para panitia acara.
Kadiv Humas JPW Baharuddin Kamba menilai, ancaman pembunuhan ini sesuatu yang serius, bukan dilakukan orang iseng apalagi yang mengalami gangguan kejiawaan.
Baca Juga:
"Mereka melek teknologi karena berhasil meretas sosmed orang lain. Seharusnya mudah bagi Polda DIY untuk mengungkapnya," tegas Kamba melalui keterangan pers di Yogyakarta Selasa (02/06).
Pihak kepolisian sudah sangat terlatih dan memiliki alat yang canggih untuk mengungkap sebuah kasus. Misalnya mengungkap para terduga teroris dan menangkap pengedar narkoba.
"Itu bukti nyata mudah bagi kepolisian untuk mengungkapnya. Asalkan polisi serius mengusutnya," kata dia.
Kamba yakin, setiap komponen masyarakat mendukung upaya kepolisian untuk mengungkap kasus hingga tuntas. Selain itu, JPW mendorong para korban ancaman pembunuhan untuk segera melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian.
JPW mengajak seluruh elemen masyarakat di Yogyakarta untuk mengawal kasus ini hingga tuntas.
"Para saksi dan korban wajib dilindungi oleh Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) tanpa harus diminta,"pungkasnya.
Baca Juga:
Pelajar Rentan COVID-19, DPR Usul Pemerintah Bentuk 'Sekolah Virtual'
Sebelumnya, acara diskusi bertajuk "Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan" yang sedianya diselenggarakan secara daring pada Jumat 29 Mei 2020 batal diselenggarakan. Panitia penyelenggara acara mendapat tekanan bahkan ancaman pembunuhan dari sejumlah pihak.
Bahkan, akun sosial media ada beberapa panitia ada yang diretas dan dipakai pihak peretas menyebarkan informasi tak benar. (Teresa Ika)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Guru Besar UGM Usul Sistem Baru Agar Perceraian Tak Jadi Ajang Buka Aib Suami-Istri dan Saling Menyalahkan di Pengadilan
[HOAKS atau FAKTA]: Istri Menkeu Purbaya Diteror Paket Berisi Darah Segar oleh Orang tak Dikenal
Polisi Lacak Pelaku Teror Bom 3 Sekolah Internasional, Lokasinya di Luar Negeri
Polisi Cari Pelaku Teror Bom di Sekolah NJIS Kelapa Gading, Akun Kripto tak Terdaftar di Indonesia
Teror Bom Ancam 3 Sekolah Internasional di Jakarta Utara dan Tangsel, Minta Tebusan Uang hingga Kripto
UGM Nonaktifkan Status Mahasiswa Dwi Hartono Tersangka Otak Pembunuhan Kepala Cabang BRI
[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi
Kunjungi Fakultas Kehutanan UGM, Jokowi Mau Reuni dengan Teman Kuliah
Kemenlu Ungkap Diplomat Arya Daru Pernah Hadapi Bahaya di Turki dan Iran Hingga Saksi Kasus TPPO di Jepang
Diplomat Muda Tewas Dilakban di Kamar Kos, UGM Selaku Almamater Angkat Suara