Jelang Pemilu 2019, Sultan Yogyakarta Ingatkan Pentingnya Figur Pemimpin Lintas Batas
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Alun-Alun Utara Yogyakarta Rabu (2/5) (MP/Teresa Ika)
MerahPutih.Com - Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mengingatkan kembali pentingnya figur pemimpin yang lintas batas. Apalagi menjelang Pemilu 2019, Sultan Yogyakarta mengakui saat ini langka menemukan pemimpin yang mampu melintasi batas budaya dan tradisi.
Menurut Raja Yogyakarta ini, sosok atau figur pemimpin yang menjadi rujukan 'lintas batas' itu ada dalam diri Bung Karno.
"Terbilang langka karena sosok itu mampu 'melampaui dirinya', tidak hanya memikirkan diri sendiri dan golongannya tetapi juga melakukan pergumulan untuk orang lain dan bangsanya," kata Sultan di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Jumat (27/7) malam.
Pada peluncuran buku "Antologi Kebangsaan, Jogja Gumregah untuk Indonesia", Sultan mengatakan saat ini bangsa Indonesia berada pada tahun terakhir menjelang Pemilu 2019, tatkala rakyat mencari pemimpin.
Menjelang pemilu, menurut Sultan, rakyat "menguji-melacak" calon pemimpin, dan calon pemimpin "berjanji-mengajak" calon pemilih. Calon pemimpin meyakinkan calon pemilih, bahwa setiap calon pemimpin menyatakan siap menjalankan kepemimpinan bangsa untuk rakyat.
"Pemilu tentu saja tetap akan selalu kembali datang menawarkan musim semi harapan. Menghukum sang pecundang, sekalgus memberikan mandat kepada yang dipercaya," kata Raja Keraton Yogyakarta itu.
Sementara itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sebagaimana dilansir Antara dalam "Orasi Kebangsaan" mengatakan ketika keistimewaan DIY akan dituangkan kembali ke dalam UU tersendiri, pro dan kontra menjadi meluas dan pembahasan dalam proses legislasi menjadi agak berlarut-larut.
"Banyak yang mendukung karena secara historik Yogyakarta telah memainkan peran kunci pada saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia sehingga negeri ini benar-benar merdeka sampai sekarang," kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.
Menurut dia, Indonesia tetap merdeka dengan kekuatan sendiri berkat bantuan Sultan Hamengku Buwono IX (ayahanda Sultan HB X) yang bukan hanya menyediakan tempat perlindungan dan menjadikan Yogyakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia tetapi juga membantu material dan finansial.
"Namun, ada juga yang tidak setuju dengan status istimewa karena dianggap bertentangan dengan demokrasi dan akan menghambat demorasi di Indoensia. Padahal, sangat benderang bahwa pejuang-pejuang demokrasi yang tangguh dan ikut mengatur Indonesia dengan sistem demokrasi banyak yang lahir dari rahim DIY," kata Mahfud.
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengatakan DIY memang istimewa, meskipun penduduknya tidak terlalu banyak, perannya dalam sejarah Indonesia sangat vital.
"Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono IX jasanya luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia," kata Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Hadiri Ijtima Ulama, Anies Baswedan Sebut Sejarah Baru akan Tercipta
Bagikan
Berita Terkait
Mahfud MD Ungkap Akar Kisruh PBNU, Mulai dari Undangan Tokoh Israel hingga Isu Tambang
Sultan HB X dan Paku Alam X Melayat PB XIII, Ungkapkan Harapan Adanya Regenerasi
Jawab Tantangan Mahfud MD, KPK Bakal Proaktif Mandiri Usut Dugaan Korupsi Whoosh
KPK Pastikan Belum Ada Rencana Panggil Mahfud MD Terkait Dugaan Mark Up Proyek Whoosh
KPK Tanggapi Pernyataan Mahfud soal Proyek Whoosh: Kasus Korupsi Bisa Diusut Lewat Case Building
Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke-74 untuk Prabowo, Mahfud MD: Negara Akan Maju Jika Pemimpinnya Tambah Bugar
KPK Dorong Mahfud MD Laporkan Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh
KPK Minta Mahfud MD Laporkan Dugaan Korupi Proyek Kereta Cepat Whoosh
Mahfud Md Puji Keberanian Menkeu Purbaya Berbeda Pendapat dengan Luhut soal Program MBG