Ini Tiga Pemicu Suburnya Politik Kebencian Menurut Imparsial


Al Araf (kedua kanan) dalam diskusi di kantor Imparsial, Selasa (30/5). (MP/Ponco Sulaksono)
Direktur Eksekutif Imparsial Al Araf mengatakan bahwa penyebaran kebencian atas dasar suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) tidak boleh digunakan untuk tujuan apa pun, terlebih dalam proses politik.
Menurut Al Araf, isu politisasi agama, isu etnis telah menempatkan penyebaran kebencian menjadi sarana yang efektif dalam dinamika politik dewasa ini.
"Dalam konteks itu, hate speech atas dasar SARA sesuatu yang harusnya tidak digunakan dalam sarana politik," ujar Al Araf usai diskusi bertajuk "Pancasila dan Kebhinnekaan: Problematika Ujaran Kebencian atas Dasar Identitas" di kantor Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (30/5).
Menurutnya, ada tiga faktor yang membuat politik kebencian menguat akhir-akhir ini. Pertama, transformasi sosial di dalam masyarakat yang mempunyai cara pandang eksklusif.
"Yang kedua adalah persoalan momentum dalam politik kekuasaan," katanya.
Kemudian yang ketiga, kata Araf, pemicu dari menguatnya politik kebencian adalah pragmatisme politik yang menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan.
"Baik itu dengan menggunakan mekanisme uang atau menggunakan politisasi terhadap isu agama dan ras," ungkapnya.
Politik kebencian atas dasar SARA, lanjut Araf, merupakan sesuatu yang tidak sehat dalam dinamika kehidupan politik lokal maupun nasional.
Ia berharap, dalam Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 nanti, politisasi agama dan isu SARA yang sempat menguat pada perhelatan Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu silam tidak kembali dikedepankan.
"Penyebaran kebencian, sesuatu yang harus dihentikan dan kita harus membangun politik yang rasional dan politik yang berdasarkan ide," pungkasnya. (Pon)
Baca juga berita terkait lainnya dalam artikel: Peneliti LIPI: Harus Ada Aturan Pelarangan Isu SARA Dalam Pilkada
Bagikan
Berita Terkait
Anutin Charnvirakul Jadi PM Baru Thailand, Keluarga Thaksin Shinawatra Menyingkir ke Dubai

Panggung Politik Suryadharma Ali Ketum Partai Sampai 2 Kali Menteri

Mantan Menag dan Ketum PPP Suryadharma Ali Meninggal, PPP Perintahkan Kader Gelar Salat Gaib

Imparsial Kritik Rencana Transfer Data Pribadi WNI ke AS, Sebut Langgar Hak Privasi Warga

Kaesang Gagas Pemilihan Raya, PSI Jakarta: Menjawab Keresahan Anak Muda untuk Berpolitik

Jokowi Diisukan Jadi Ketum PSI, Pengamat: Partai Bakal Kehilangan Arah dan Jati Diri

Motif Prabowo Terjun ke Politik, Tidak Bisa Tenang Sebelum Tercapai

Kontroversi Penghapusan Artikel Media Detik, Imparsial: Ini Ancaman Kebebasan Berekspresi

Buka Puasa Bersama Prabowo di Istana, Jokowi Ungkap Sempat Bahas Politik

MKGR Siapkan Strategi Naikkan Kader Jadi 2 Kali Lipat Terpilih Jadi Anggota Dewan
