Ini Tiga Pemicu Suburnya Politik Kebencian Menurut Imparsial

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 30 Mei 2017
Ini Tiga Pemicu Suburnya Politik Kebencian Menurut Imparsial

Al Araf (kedua kanan) dalam diskusi di kantor Imparsial, Selasa (30/5). (MP/Ponco Sulaksono)

Ukuran:
14
Audio:

Direktur Eksekutif Imparsial Al Araf mengatakan bahwa penyebaran kebencian atas dasar suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) tidak boleh digunakan untuk tujuan apa pun, terlebih dalam proses politik.

Menurut Al Araf, isu politisasi agama, isu etnis telah menempatkan penyebaran kebencian menjadi sarana yang efektif dalam dinamika politik dewasa ini.

"Dalam konteks itu, hate speech atas dasar SARA sesuatu yang harusnya tidak digunakan dalam sarana politik," ujar Al Araf usai diskusi bertajuk "Pancasila dan Kebhinnekaan: Problematika Ujaran Kebencian atas Dasar Identitas" di kantor Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (30/5).

Menurutnya, ada tiga faktor yang membuat politik kebencian menguat akhir-akhir ini. Pertama, transformasi sosial di dalam masyarakat yang mempunyai cara pandang eksklusif.

"Yang kedua adalah persoalan momentum dalam politik kekuasaan," katanya.

Kemudian yang ketiga, kata Araf, pemicu dari menguatnya politik kebencian adalah pragmatisme politik yang menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan.

"Baik itu dengan menggunakan mekanisme uang atau menggunakan politisasi terhadap isu agama dan ras," ungkapnya.

Politik kebencian atas dasar SARA, lanjut Araf, merupakan sesuatu yang tidak sehat dalam dinamika kehidupan politik lokal maupun nasional.

Ia berharap, dalam Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 nanti, politisasi agama dan isu SARA yang sempat menguat pada perhelatan Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu silam tidak kembali dikedepankan.

"Penyebaran kebencian, sesuatu yang harus dihentikan dan kita harus membangun politik yang rasional dan politik yang berdasarkan ide," pungkasnya. (Pon)

Baca juga berita terkait lainnya dalam artikel: Peneliti LIPI: Harus Ada Aturan Pelarangan Isu SARA Dalam Pilkada

#Imparsial #Masalah Sara #Politik
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Dunia
Anutin Charnvirakul Jadi PM Baru Thailand, Keluarga Thaksin Shinawatra Menyingkir ke Dubai
Politisi berusia 58 tahun itu memulai karir politiknya di Partai Thai Rak Thai yang didirikan eks perdana menteri Thaksin Shinawatra.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 06 September 2025
Anutin Charnvirakul Jadi PM Baru Thailand, Keluarga Thaksin Shinawatra Menyingkir ke Dubai
Indonesia
Panggung Politik Suryadharma Ali Ketum Partai Sampai 2 Kali Menteri
Berkat kecakapan politiknya, namanya kian melambung setelah menduduki posisi Ketua Umum PPP menggantikan Hamzah Haz pada 2007.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 31 Juli 2025
Panggung Politik Suryadharma Ali Ketum Partai Sampai 2 Kali Menteri
Berita
Mantan Menag dan Ketum PPP Suryadharma Ali Meninggal, PPP Perintahkan Kader Gelar Salat Gaib
Surya Dharma Ali dinyatakan meninggal dunia pada Kamis pagi setelah beberapa waktu sebelumnya menjalani perawatan di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 31 Juli 2025
Mantan Menag dan Ketum PPP Suryadharma Ali Meninggal, PPP Perintahkan Kader Gelar Salat Gaib
Indonesia
Imparsial Kritik Rencana Transfer Data Pribadi WNI ke AS, Sebut Langgar Hak Privasi Warga
Data pribadi tidak boleh dijadikan komoditas dalam perjanjian perdagangan, bisnis, atau kerja sama ekonomi, termasuk oleh negara.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 25 Juli 2025
Imparsial Kritik Rencana Transfer Data Pribadi WNI ke AS, Sebut Langgar Hak Privasi Warga
Indonesia
Kaesang Gagas Pemilihan Raya, PSI Jakarta: Menjawab Keresahan Anak Muda untuk Berpolitik
Pemilihan Raya disebut menjadikan PSI lebih demokratis lagi sebagai ‘Partai Terbuka’ ke depannya.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Kaesang Gagas Pemilihan Raya, PSI Jakarta: Menjawab Keresahan Anak Muda untuk Berpolitik
Indonesia
Jokowi Diisukan Jadi Ketum PSI, Pengamat: Partai Bakal Kehilangan Arah dan Jati Diri
Jokowi diisukan menggantikan posisi sang anak anak, Kaesang Pangarep, di kursi Ketum PSI.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 16 Juni 2025
Jokowi Diisukan Jadi Ketum PSI, Pengamat: Partai Bakal Kehilangan Arah dan Jati Diri
Indonesia
Motif Prabowo Terjun ke Politik, Tidak Bisa Tenang Sebelum Tercapai
Presiden Prabowo Subianto buka-bukaan terkait motif utama dirinya terjun ke dunia politik hingga menjadi Kepala Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Wisnu Cipto - Kamis, 05 Juni 2025
Motif Prabowo Terjun ke Politik, Tidak Bisa Tenang Sebelum Tercapai
Indonesia
Kontroversi Penghapusan Artikel Media Detik, Imparsial: Ini Ancaman Kebebasan Berekspresi
Direktur Imparsial Ardi Manto menyebut, "tindakan intimidasi terhadap warga sipil hanya karena menyampaikan kritik adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia dan ancaman serius terhadap kebebasan berekspresi".
Frengky Aruan - Minggu, 25 Mei 2025
Kontroversi Penghapusan Artikel Media Detik, Imparsial: Ini Ancaman Kebebasan Berekspresi
Indonesia
Buka Puasa Bersama Prabowo di Istana, Jokowi Ungkap Sempat Bahas Politik
Jokowi dan Prabowo buka puasa bersama di Istana Negara. Jokowi menyebutkan, bahwa keduanya sempat membahas politik.
Soffi Amira - Kamis, 27 Maret 2025
Buka Puasa Bersama Prabowo di Istana, Jokowi Ungkap Sempat Bahas Politik
Indonesia
MKGR Siapkan Strategi Naikkan Kader Jadi 2 Kali Lipat Terpilih Jadi Anggota Dewan
MKGR Jakarta memiliki mimpi besar, bahwa jumlah kader yang menempati kursi di DPRD DKI pada Pileg 2029 bisa bertambah.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 26 Maret 2025
MKGR Siapkan Strategi Naikkan Kader Jadi 2 Kali Lipat Terpilih Jadi Anggota Dewan
Bagikan