Indonesia Berpeluang Ambil Alih Distribusi Komoditas Minerba ke Eropa


Foto udara aktivitas bongkar muat batu bara di kawasan pantai Desa Peunaga Cut Ujong, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa. (ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS)
MerahPutih.com - Konflik Rusia dan Ukraine cukup berpengaruh terhadap bisnis pelayaran, baik wisata maupun angkutan logistik, yang menuju ke kedua pelabuhan negara yang sedang bertikai tersebut.
Pengamat Maritim, Marcellus Hakeng Jayawibawa mengatakan, perang ini dapat memberi efek positif bagi dunia maritim dan pelaut Indonesia. Termasuk bagi para pelaut Indonesia.
Baca Juga:
Rusia Telah Kuasai PLTN Zaporizhzhia Ukraina
"Dengan naiknya kebutuhan distribusi BBM, Gas dan Batubara ke Eropa serta Tiongkok, nantinya akan menggunakan kapal, maka akan berimbas peningkatan kebutuhan pelaut yang akan bekerja di atas kapal dimana tentunya Pelaut Indonesia bisa bekerja di atasnya," ujar Hakeng pada merahputih.com, Jumat (4/3).
Ia memaparkan, jika terjadi penutupan jalur pipa gas, dimanfaatkan Indonesia dengan menjadi pemasok kebutuhan gas pengganti. Saat ini, 30 persen total kebutuhan Gas Uni Eropa dipenuhi dari Rusia yang pengirimannya dilakukan melalui jalur pipa.
"Dan terganggunya pasokan batubara dari Rusia untuk Tiongkok juga tentunya akan berdampak besar, dikarenakan Rusia merupakan negara eksportir Batubara nomor dua ke China," katanya.
Indonesia, kata ia, juga bisa berperan dalam distribusi Crude Oil, Batubara ataupun LNG. Jadi, harusnya Indonesia bersiap, baik dari sisi komoditasnya maupun kapal-kapal pengangkutannya.
Baca Juga:
Menteri BUMN Puji Garuda dalam Misi Kemanusiaan Evakuasi WNI dari Ukraina
Pendiri dan Pengurus dari Perkumpulan Ahli Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia (AKKMI) ini mendorong, Indonesian National Shipowners Association (INSA) untuk dapat melihat serta memanfaatkan peluang ini. Misalnya dengan mendorong anggota INSA menyediakan kapal-kapal pengangkut Crude oil, batubara maupun LNG.
"Pemerintah Indonesia juga harus bisa mendorong INSA untuk mengambil peluang ini. Pemerintah harusnya dapat melakukan pemetaan terkait peningkatan kebutuhan batubara dalam waktu dekat dari Eropa dan China serta meminta para pengusaha batubara untuk melakukan persiapan mengantisipasinya," katanya.
Sebagai gambaran, Hakeng menyebutkan, negara Italia berencana mengaktifkan kembali pembangkit batubara akibat dari kenaikan harga gas alam di Eropa. Italia merupakan salah satu negara yang bergantung pada pasokan gas dari Rusia. Sebab, 45 persen gas diimpor dari Rusia dan mengalami peningkatan sekitar 27 persen dalam 10 tahun terakhir.
Hakeng mengingatkan kepada pemerintah, pemilik kapal serta biro-biro penempatan tenaga kerja pelaut, agar juga mengantisipasi resiko Ketika kapal melewati area War Risk Zone (WRZ). (Asp)
Baca Juga:
Ceko Siap Kirim Ratusan Tentara ke Dekat Ukraina
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi
