Ilmuwan Ungkap Rahasia Hidup Abadi Ubur-Ubur


Ada spesies ubur-ubur yang diketahui mampu berulang kali kembali menjadi larva setelah reproduksi seksual. (freepik/wirestock)
PARA ilmuwan di Spanyol telah memecahkan kode genetik ubur-ubur yang dikatakan memiliki hidup abadi, alias mampu berulang kali kembali ke keadaan remaja. Keberhasilan itu diharapkan dapat mengungkap rahasia umur panjang mereka yang unik dan menemukan petunjuk baru tentang penuaan manusia.
Dalam studi yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences, Senin (29/8), Maria Pascual-Torner, Victor Quesada, dan rekan-rekannya di University of Oviedo memetakan urutan genetik Turritopsis dohrnii, satu-satunya spesies ubur-ubur yang diketahui mampu berulang kali kembali menjadi larva setelah reproduksi seksual.
BACA JUGA:
Seperti jenis ubur-ubur lain, T dohrnii menjalani siklus hidup dua bagian, hidup di dasar laut selama fase aseksual, saat peran utamanya ialah tetap hidup selama masa kelangkaan makanan. Ketika kondisinya tepat, ubur-ubur bereproduksi secara seksual.

Meskipun banyak jenis ubur-ubur memiliki beberapa kapasitas untuk membalikkan penuaan dan kembali ke tahap larva, sebagian besar kehilangan kemampuan ini setelah mereka mencapai kematangan seksual, tulis para penulis. Tidak demikian untuk T. dohrnii.
"Kami telah mengetahui bahwa spesies ini mampu melakukan sedikit tipu daya evolusioner selama mungkin 15-20 tahun," kata Monty Graham, pakar ubur-ubur dan direktur Institut Oseanografi Florida, AS yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Trik ini membuat spesies ini mendapat julukan sebagai ubur-ubur abadi, istilah yang diakui Graham agak hiperbolik.
BACA JUGA:
Sepi Pengunjung Pasca Lockdown, Pantai Filipina Diserbu Ribuan Ubur-Ubur Merah
Penelitian ini bertujuan untuk memahami apa yang membuat ubur-ubur ini berbeda dengan membandingkan urutan genetik T. dohrnii dengan Turritopsis rubra, sepupu genetik dekat yang tidak memiliki kemampuan untuk meremajakan setelah reproduksi seksual.
Apa yang mereka temukan adalah bahwa T. dohrnii memiliki variasi dalam genomnya yang mungkin membuatnya lebih baik dalam menyalin dan memperbaiki DNA. Mereka juga tampak lebih baik dalam mempertahankan ujung kromosom yang disebut telomer. Pada manusia dan spesies lain, panjang telomer telah terbukti memendek seiring bertambahnya usia.

Graham mengatakan penelitian itu tidak memiliki nilai komersial langsung. "Kami tidak bisa melihatnya sebagai, hei, kami akan memanen ubur-ubur ini dan mengubahnya menjadi krim kulit," katanya seperti diberitakan Reuters (29/8).
Ini lebih berkaitan dengan memahami proses dan fungsionalitas protein yang membantu ubur-ubur ini "menipu" kematian. "Itu salah satu makalah yang menurut saya akan membuka pintu ke jalur studi baru yang layak untuk dikejar," demikian Graham.(aru)
BACA JUGA:
Ajarkan Anak-anak Hal Kecil untuk Keselamatan Sebelum ke Pantai
Bagikan
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
