Sains

Ilmuan Temukan Virus di Palung Mariana

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 25 September 2023
Ilmuan Temukan Virus di  Palung Mariana

Ilmuwan temukan virus di Palung Mariana.(foto: jonathan-borba_unsplash)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

LAUTAN menyimpan banyak misteri. Di kedalamannya, tersimpan banyak hal-hal aneh yang belum kita ketahui. Manusia untuk saat ini hanya mampu menyelam ke dalam 11 km di dalam Palung Mariana. Di lautan lainnya, belum pernah ada sedalam itu.

Baru-baru ini, Gizmodo melaporkan bahwa para ilmuan telah menemukan virus terdalam di dalam Palung Mariana. Virus itu diyakini sebagai yang terdalam dari jenisnya yang pernah ditemukan dan memangsa bakteri tertentu.

BACA JUGA:

Dunia Tersembunyi Organisme Terkecil di Laut Terungkap

Palung Mariana, yang dinamai sesuai dengan pulau-pulau di dekatnya, berada di Samudra Pasifik dan merupakan palung samudra terdalam di Bumi. Kedalamannya mencapai 36 ribu kaki (sekitar 11 km) di bawah air. Meski palung itu teramat dalam, makhluk hidup dapat berkembang dan mengubah bentuknya. Para ilmuwan telah menemukan ikan, udang, dan berbagai macam mikroba di Palung Mariana. Dengan ada kehidupan, biasanya ada virus yang ingin mengambil keuntungan darinya. Namun, hanya sedikit yang diketahui tentang virus di laut dalam ini.

lautan
Beberapa mahkluk hidup di dalam Palung Mariana.(foto: jeremy-bishop_unsplash)

Virus baru ini ditemukan para peneliti dari Tiongkok dan Australia. Virus baru ini diberi nama vB_HmeY_H4907. Para ilmuwan mengambilnya dari sedimen yang dibawa dari kedalaman 8.900 meter, atau lebih dari 29 ribu kaki. Berdasarkan analisis genetik, virus ini merupakan bagian dari keluarga virus yang sebelumnya tidak teridentifikasi yang tersebar luas di seluruh samudra, yang oleh tim peneliti dinamakan Suviridae.

Virus ini merupakan bacteriophage, virus yang menggunakan bakteri untuk memperbanyak diri. Temuan tim ini dipublikasikan pada Rabu (20/9) di jurnal Microbiology Spectrum.

BACA JUGA:

Program 'Clean Up the World' Ajak Masyarakat Jaga Lautan

"Sepengetahuan kami, ini merupakan phage yang paling dalam yang diketahui di lautan,” kata penulis studi Min Wang, ahli virus di Ocean University of China, dalam sebuah pernyataan dari American Society for Microbiology, penerbit jurnal tersebut. Virus ini secara khusus menginfeksi bakteri Halomonas, sekelompok bakteri yang diketahui hidup di lingkungan laut dalam dan dekat ventilasi hidrotermal.

“Virus ini sebenarnya sangat mirip secara genetik dengan inangnya dan merupakan fag lisogenik. Itu berarti bahwa virus ini memasukkan materi genetiknya ke bakteri, tetapi biasanya tidak membunuhnya. Sebaliknya, baik virus maupun bakteri bereplikasi pada waktu yang sama," imbuh para peneliti. Mereka berteori bahwa vB_HmeY_H4907 mungkin telah berevolusi bersama dengan bakteri-bakteri ini untuk memastikan kelangsungan hidupnya dalam kondisi yang keras.

viru
Virus bacteriophage menggunakan bakteri untuk memperbanyak diri.(foto: cdc_unsplash)

Tim peneliti berencana mempelajari lebih lanjut interaksi antara phages dan inangnya pada tingkat molekuler. "Lingkungan yang ekstrem menawarkan prospek yang optimal untuk menemukan virus-virus baru," kata Wang.(aqb)

BACA JUGA:

Mengambil Lautan Sebagai Latar Belakang, 4 Film Keren Bangkitkan Cinta Bahari

#Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan