Hidup Berkualitas dengan Dialectical Behavior Therapy


Dialectical behavior therapy membantu pasien gangguan mental untuk mencapai kehidupan yang berkualitas. (Foto: Unsplash/Fuu J)
DIALECTICAL behavior therapy menjadi salah satu terapi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kepribadian. Seiring waktu, terapi ini juga digunakan untuk mengatasi gangguan mental lain seperti gangguan makan, gangguan bipolar, dan kecemasan.
Mengutip laman Alodokter, dialectical behavior therapy sebenarnya berasal dari terapi perilaku kognitif. Namun, terapi ini secara khusus disesuaikan untuk orang-orang yang merasakan gejolak emosi yang sangat intens, misalnya putus asa terus-menerus sehingga memicu ide atau tindakan untuk mengakhiri hidup.
Secara garis besar, dialectical behavior therapy membantu pasien gangguan mental untuk mencapai kehidupan yang berkualitas melalui penerapan empat keterampilan penting. Ada mindfulness (menerima dan fokus pada kondisi saat ini), toleransi stres (untuk bertahan dalam situasi yang memicu tekanan mental dan tidak dapat dikendalikan), efektivitas interpersonal (bersikap asertif), dan regulasi emosi (mengenal dan mengontrol emosi).
Baca juga:

Metode dialectical behavior therapy umumnya mencakup empat sesi seperti berikut:
1. Sesi 1: Pre-asesmen
Pada sesi ini, terapis melakukan penilaian untuk mengetahui apakah dialectical behavior therapy cocok dalam mengatasi permasalahan yang dialami. Jika cocok, terapis akan menjelaskan prosedur yang hendak dijalani dan meminta persetujuan serta komitmen pasien untuk menjalani terapi ini.
2. Sesi 2: Terapi individu
Dalam sesi ini, terapis akan meminta pasien untuk mengisi buku harian guna melacak emosi dan perilaku. Nantinya, apa yang ditulis pasien di buku harian akan menjadi pertimbangan bagi terapis unutk menentukan langkah selanjutnya dalam terapi.
Baca juga:

3. Sesi 3: Latihan keterampilan dalam kelompok
Pada sesi ini, terdapat beberapa terapis yang akan mengajarkan pasien gangguan mental mengenai empat keterampilan penting yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah itu, terapis akan meminta pasien menerapkan keempat keterampilan penting tersebut melalui role play. Untuk mengasah keterampilan ini, terapis biasanya juga akan memberikan pekerjaan rumah kepada pasien setiap minggunya.
4. Sesi 4: Telephone crisis coaching
Telephone crisis coaching adalah sesi ketika pasien gangguan mental dapat menelepon terapis ketika muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri. Agar tidak menjadi ketergantungan, terapis biasanya menetapkan batasan mengenai waktu dan durasi menelepon.
Pada intinya, dialectical behavior therapy juga membutuhkan dukungan besar dari keluarga atau orang terdekat yang tinggal bersama pasien. Ini bertujuan untuk memberikan semangat agar dapat menjalani terapi dan mencegah tindakan bunuh diri atau negatif lainnya. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
