Mengenal Skizoid, Gangguan Kepribadian Sulit Dideteksi


Mampu menjalani hidup dengan baik, pengidap skizoid sulit dideteksi (Sumber: Pexels/Maksim Goncharenok)
ADA berbagai macam gangguan mental. Jika biasanya gangguan kepribadian mudah dideteksi dengan berbagai kriteria, ada satu jenis gangguan mental yang begitu sulit diprediksi. Gangguan tersebut bernama skizoid.
Yang membuat gangguan tersebut begitu sulit dideteksi karena mereka dengan gangguan skizoid kebanyakan terlihat seperti orang lain. Mereka biasanya memiliki pekerjaan, berfungsi dengan baik di tempat kerja, dan tidak terlihat berantakan.
Baca juga:
Menurut psikolog spesialis Bordeline, Narsistik, dan Skizoid, Elinor Greenberg, Ph.D, orang dengan gangguan skizoid menginternalisasi penderitaan mereka dan menyembunyikannya dari dunia luar.
"Ketika saya bertanya kepada salah satu klien skizoid saya apa yang dia ingin sampaikan kepada orang-orang tentang gangguan kepribadian skizoid, dia berkata, 'Katakan kepada mereka bahwa mereka tidak akan pernah menebak apa yang sebenarnya kita rasakan hanya dengan melihat kita'," tutur Greenberg
Greenberg menganggap gangguan kepribadian skizoid sebagai gangguan tersembunyi, karena kebanyakan pengidapnya sangat tenang. "Kecuali jika mereka memercayaimu bahwa mereka memiliki serangkaian masalah khusus ini, Anda tidak mungkin memperhatikan bahwa ada sesuatu yang salah," lanjutnya.
Jika kita memperhatikan mereka sekilas, kemungkinan besar kita akan berasumsi mereka adalah introvert pekerja keras yang tidak terlalu tertarik untuk mengenal orang lain. Namun, masalah mereka jauh lebih serius dari itu.
Seperti semua gangguan kepribadian, skizoid muncul sebagai proses adaptasi anak kecil dengan situasi keluarga tertentu. Jenis masalah apa yang dimiliki orang dengan kepribadian skizoid?
1. Kurangnya kepercayaan dasar

Orang-orang dengan skizoid memiliki pengalaman masa kecil traumatis. Mereka cenderung dibesarkan oleh orang tua yang tidak peduli, lalai, mengganggu, atau kasar.
Interaksi dengan orang dewasa semacam itu membuat klien skizoid tumbuh besar dengan keyakinan bahwa mengandalkan orang lain pada dasarnya tidak aman.
Berdasarkan jurnal ilmiah yang ditulis oleh Lawrence Robert Klein tahun 1995, kebanyakan dari pengidap skizoid melaporkan pada usia 7 tahun mereka sudah menyadari bahwa orang dewasa di sekitar mereka tidak dapat dipercaya untuk merawat mereka. "Seringkali mereka memiliki orang tua narsistik atau kejam sehingga menjadikan masa kecil mereka seperti neraka," jelas Greenberg.
2. Penyimpanan berlebihan

Kurangnya kepercayaan mereka pada orang lain membuat pengidap skizoid mencoba semandiri mungkin. "Alih-alih mencari bantuan atau validasi orang lain, seperti yang dilakukan klien saya yang narsistik, mereka mencoba untuk sepenuhnya mandiri," tutur Greenberg.
Greenberg mengatakan bahwa sebagian besar kliennya dengan gangguan skizoid pandai mengelola uang dan merupakan penabung yang cermat. Mereka mengatakan menjadi mandiri secara finansial memberi rasa aman lebih besar. Selain itu, mereka juga cenderung sangat pribadi. Mereka jarang berbagi detail kehidupan pribadi mereka dengan banyak orang.
3. Membuat lorong untuk melarikan diri dari hubungan asmara

Orang dengan skizoid mencari berbagai macam alasan untuk meninggalkan hubungan secara berkala seperti menerima pekerjaan yang mengharuskannya sering bepergian. Bisa juga mereka memulai perselingkuhan dengan orang sudah menikah yang tidak dapat bersama mereka sepanjang waktu.
Gagasan untuk menjalin hubungan lancar membuat mereka sangat cemas. "Klien saya melaporkan merasa terjebak dan sesak ketika mereka diharapkan berada dalam hubungan yang erat dan berkelanjutan bahkan dengan seseorang yang mereka cintai," terang Greenberg.
Baca juga:
4. Kehidupan fantasi yang rumit

Orang dengan skizoid cenderung memiliki kesulitan dalam membedakan dunia fantasi yang rumit dengan kehidupan nyata. Berbeda dengan kehidupan nyata, dalam fantasi mereka, mereka memiliki kendali penuh atas apa yang terjadi.
Itu membuat hubungan fantasi lebih aman. Beberapa orang dengan skizoid menciptakan dunia fantasi yang begitu menarik dan rumit. Tidak jarang beberapa orang dengan skizoid menjadi penulis terkenal.
5. Ketakutan eksistensial

"Klien skizoid saya adalah satu-satunya yang terkadang disibukkan dengan gagasan tentang kematian dan ketidakberartian hidup yang melekat," urai Greenberg.
Mereka juga mengungkapkan ketakutan bahwa pertahanan jarak mereka akan membuat mereka menjadi terisolasi total dari manusia lain. Mereka takut tenggelam dalam kehampaan tanpa koneksi dengan siapa pun, dan mereka tidak akan dapat terhubung kembali.
6. Menyembunyikan reaksi emosional

Ini sangat kontras dengan orang-orang dengan gangguan kepribadian ambang atau narsistik yang mungkin tidak segan menyerang orang lain ketika mereka merasa terpicu.
Kebanyakan pengidap skizoid diam-diam mencoba menangani semuanya sendiri. Hal terakhir yang mereka inginkan adalah melibatkan orang lain dalam masalah mereka. (avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
