Gibran Apresiasi Keberadaan Industri Garmen di Lapas Surakarta
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meninjau pabrik garmen di Rutan Kelas 1 Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (15/9). (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Kondisi Rutan Kelas 1 Surakarta mengalami over kapasitas 200 persen. Di mana kapasitas maksimal semestinya 293 orang, sekarang berisi 635 orang.
Hal itu mendapatkan sorotan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat melakukan tinjauan di Rutan Solo yang berlokasi di tengah kota, Jalan Slamet Riyadi, Rabu (15/9).
"Kondisi Rutan Surakarta ini sudah over kapasitas. Perlu dapat perhatian khusus," ujar Gibran pada awak media.
Baca Juga:
Pakar Nilai Pidana Aternatif Bisa Jadi Solusi Masalah Over Kapasitas Lapas
Putra sulung Presiden Jokowi ini menegaskan, melihat kondisi Rutan Surakarta yang over kapasitas ini, sudah seharusnya direlokasi ke tempat yang lebih luas.
Ia pun awalnya merencanakan memindahkan rutan ini ke tempat yang lebih layak.
"Rencana awal Rutan Surakarta ini dipindahkan ke luar Solo (Sukoharjo dan Karanganyar). Nanti kami carikan lokasi yang lebih layak," katanya.
Meskipun kondisi warga binaan over kapasitas, ia mengapresiasi tidak ada masalah apa pun di Rutan Surakarta. Hal itu didasari adanya industri garmen di dalam Rutan Surakarta.
"Kondisi rutan over kapasitas, para warga Rutan Surakarta tetap produktif dalam bekerja," ucap dia
Ia mengaku, saat awal menjadi Wali Kota Solo pernah meninjau Rutan Surakarta, melihat pabrik garmen di dalam tahanan belum beroperasi. Namun, sekarang sudah beroperasi dan pesanan mengalir.
"Ini luar biasa sekali. Ada ribuan orderan masuk, dibina untuk memiliki berbagai skill sangat membantu mereka,” kata dia.
Ia berharap makin banyak pabrik-pabrik yang menggunakan jasa warga binaan untuk produksi garmen.
Ia memastikan kualitas produksi narapidana tak kalah dibanding kualitas pabrik.
Baca Juga:
Yasonna Sebut Lapas Tangerang Over Kapasitas 400 Persen
Kepala Rutan Kelas I Solo Urip Dharma Yoga tidak menampik kondisi rumah tahanan over kapasitas. Meskipun demikian, warga binaan bisa dikendalikan dengan baik.
"Keamanan kita perkuat termasuk jaringan listrik kita kontrol terus guna mengantisipasi terjadinya kebakaran," kata Urip.
Urip menambahkan, untuk industri garmen di dalam rutan saat ini telah memproduksi sebanyak 3.000 pieces jersey. Kemudian 3.000 kemeja, dan 2.500 celana kolor dari Tangerang dan Bandung.
"Setiap kaus yang dibuat, para warga binaan mendapat upah Rp 2.000,” pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Evaluasi Pembelajaran Tatap Muka, Gibran Geram Ada Guru Mengajar Tak Pakai Masker
Bagikan
Berita Terkait
Gibran Pastikan Pengungsi Aceh Makan 3 Kali Sehari Plus Bonus Internet Ngebut
Wapres Gibran Jamin Penanganan Bencana Hidrometeorologi di Sumut Dipercepat
Narapidana Diduga Dipaksa Makan Daging Anjing, Kalapas di Sulut Dicopot
Sidang Etik Kalapas Enemawira Paksa Napi Makan Anjing Digelar di Jakarta, Statusnya Sudah Nonaktif
28 Pasien RS Pengayoman Cipinang Dievakuasi, Ditjenpas Sebut Awal Titik Api dari Gudang Logistik
LP Sragen Bongkar Penyelundupan Narkotika Libatkan Perempuan, Modusnya Besuk Tahanan
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Banggar DPR Soroti 4 Isu Krusial Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
KPK Kirim Sinyal Bahaya, Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran Diperkuat dengan Integrasi Pencegahan dan Penindakan
Warga Solo Boleh Ikut Demo 1 Tahun Prabowo-Gibran Berkuasa, Tapi Ada Syaratnya