Gejala Sakit Kepala dan Pilek pada Varian Delta


Varian delta menunjukan gejala seperti pilek. (Foto: Unsplash/Martin Sanchez)
SAKIT kepala, sakit tenggorokan, dan pilek sekarang menjadi gejala yang paling sering dilaporkan terkait dengan infeksi COVID-19. Demikian kata para peneliti di Inggris.
Prof Tim Spector yang melakukan studi Zoe Covid Symptom mengatakan, tertular varian Delta (B.1.617.2) yang berasal dari India, bisa terasa "lebih seperti pilek" bagi orang yang lebih muda. Namun, meskipun mereka mungkin tidak merasa sakit parah, mereka bisa menular dan membahayakan orang lain. Oleh karena itu, siapa pun yang mengira mereka mungkin memiliki COVID-19 harus melakukan tes.
Dikatakan, gejala COVID-19 klasik yang harus diwaspadai orang, menurut NHS, Layanan Kesehatan Nasional Inggris, adalah:
- batuk
- demam
- kehilangan daya penciuman atau pengecap rasa
Baca Juga:

Namun, Prof Spector mengatakan ini sekarang kurang umum. Temuan ini berdasarkan data yang diterima tim Zoe dari ribuan orang yang telah mencatat gejala mereka di sebuah aplikasi. "Sejak awal Mei, kami telah melihat gejala teratas pada pengguna aplikasi, dan itu semua tidak sama seperti sebelumnya," katanya.
Perubahan tersebut tampaknya berhubungan dengan peningkatan varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India dan sekarang menyumbang 90 persen dari kasus COVID-19 di Inggris. Demam tetap cukup umum tetapi kehilangan penciuman tidak lagi muncul di 10 gejala teratas, kata Prof Spector.
Tidak Enak Badan

Menurutnya, varian ini tampaknya bekerja sedikit berbeda. "Orang-orang mungkin mengira mereka hanya terkena flu musiman dan masih pergi ke pesta dan mereka mungkin menyebar ke enam orang lainnya. Kami pikir inilah yang memicu banyak masalah," Prof Spector menambahkan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan, jika kamu masih muda, kamu akan mendapatkan gejala yang lebih ringan. "Ini mungkin hanya terasa seperti pilek atau perasaan 'tidak enak badan', tetapi tetaplah di rumah dan lakukan tes."
Baca Juga:
Nyeri Otot

Demikian pula ditemukan dalam studi Imperial College London React terhadap lebih dari satu juta orang di Inggris ketika varian Alpha (B.1.1.7) asal Inggris menjadi dominan. Penelitian tersebut menemukan berbagai gejala tambahan yang terkait dengan COVID-19.
Menggigil, kehilangan nafsu makan, sakit kepala dan nyeri otot bersama-sama paling kuat terkait dengan terinfeksi, di samping gejala klasik.
Berdasarkan temuan-temuan itu, saran pemerintah untuk gejala COVID-19 yang paling penting adalah:
- batuk baru yang terus menerus
- suhu tinggi
- kehilangan atau ada perubahan indera pembau atau perasa
"Ada beberapa gejala lain yang terkait dengan COVID-19. Gejala-gejala lain ini mungkin memiliki penyebab lain dan bukan alasan tersendiri untuk menjalani tes COVID-19. Jika kamu khawatir dengan gejala yang dialami, carilah bantuan medis," demikian Prof Spector. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
