Facebook, Google, dan Twitter Siap Tindak Tegas Hoaks Vaksin Virus Corona

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Minggu, 22 November 2020
Facebook, Google, dan Twitter Siap Tindak Tegas Hoaks Vaksin Virus Corona

Sejumlah raksasa teknologi bekerjasama untuk melawan hoaks vaksin virus corona (Foto: pixabay/lobostudiohamburg)

Ukuran:
14
Audio:

FACEBOOK, Twitter, dan Google semakin serius memberantas hoaks. Ketiga perusahaan besar tersebut bekerja sama dengan pemeriksa fakta dan lembaga pemerintah dari seluruh dunia memerangi hoaks tentang vaksin Virus COVID-19.

Di bawah kemitraan baru, platform media sosial akan bekerja dengan peneliti dan lembaga pemerintah di Inggris dan Kanda untuk menciptakan kerangka kerja, guna menanggapi hoaks anti-vaksin selama pandemi.

Baca Juga:

Bill Gates Optimistis dengan Vaksin COVID-19, Tapi...

"Dengan vaksin Virus Corona yang berpotensi beberapa bulan lagi banyak dirilis, gelombang hoaks terkait vaksin bisa merusak kepercayaan pada vaksin tersebut," tulis Full Fact seperti dilansir laman Engadget. "Proyek ini menjadi upaya untuk mempelajari pelajaran dari gelombang informasi buruk sebelumnya, baik selama pemilu atau pandemi, untuk memastikan kita semua siap menghadapi krisis berikutnya sebelum terungkap".

Sejumlah perusahaan raksasa bekerjasama memberantas hoaks vaksin Virus Corona (Foto: pixabay/fernandozshiminaichela)

Facebook, Google, dan Twitter berpartisipasi dalam upaya tersebut, bersama dengan organisasi pengecekan fakta di AS, Inggris, India, Spanyol, Argentina dan Afrika.

Selain itu, Departemen Digital, Budaya, Media, Olahraga Inggris Raya, dan Kantor Dewan Penasihat Kanada juga turut berpartisipasi.

Menurut Full Fact, grup tersebut akan membuat standar akuntabilitas untuk menangani kesalahan informasi, dan mengembangkan kerangka kerja bersama untuk melawan "informasi buruk".

Platform media sosial telah mengambil beberapa langkah untuk mengabaikan teori konspirasi anti-vaksin, meski mereka memiliki sejarah buruk dengan subjek tersebut.

Misalnya, Facebook baru-baru ini mengumumkan larangan iklan mencegah vaksin, dan telah mempromosikan ILM untuk suntikan flu. Namun, perusahaan telah mengizinkan teori konspirasi vaksin menyebar di Instagram dan dalam grup di Facebook.

Baca Juga:

Pentingnya Penuhi Standar Baru Air dan Udara Berkualitas di Masa Pandemi COVID-19

Pada bulan September lalu Mark Zuckerberg membela keputusannya untuk tidak menindak anti-vaksin pada platform tersebut.

Sejumlah media sosial berlomba-lomba untuk memerangi hoaks soal vaksin virus corona (Foto: pixabay/alurean)

Begitu juga dengan YouTube, baru-baru ini melarang informasi salah tentang vaksin COVID-19, tetapi mengatakan akan menolak untuk menghapus video mengungkapkan 'kekhawatiran luas'. Twitter pun sudah mengambil langkah-langkah mempromosikan informasi kredibel tentang vaksin dan pandemi, namun belum menindak teori konspirasi vaksin tertentu.

Perlu juga dipertimbangkan pemeriksaan fakta saja mungkin tidak cukup. Informasi salah tentang vaksin sudah merajalela di media sosial selama bertahun-tahun meski sebelumnya ada upaya untuk mencegahnya.

Pendukung teori konspirasi pun mendapat pijakan di komunitas online, seperti kelompok parenting atau penggelar 'kesehatan alami'. Hal ini membuat sejumlah ahli memperingatkan pengecekan fakta saja tidak mungkin efektif tanpa intervensi lain.

Dalam laporan terbaru tentang hoaks vaksin Virus Corona, First Draft, sebuah lembaga nirlaba meneliti informasi salah di media sosial, mencatat pemeriksaan fakta dan moderasi dapat menjadi kontraproduktif.

First Draft menjelaskan masyarakat perlu berhenti mengandalkan upaya pemeriksaan fakta dan kebijakan moderasi konten platform untuk mengatasi defisit data.

First Draft mengatakan perusahaan harus mengambil pendekatan yang memberikan informasi andal jika diperlukan, mengawasi dengan cermat kelompok-kelompok yang kemungkinan besar akan menyebarkan teori konspirasi, dan mempromosikan cara bagi orang-orang yang memiliki masalah untuk terhubung dengan pakar kesehatan.

Semua itu terdengar seperti langkah-langkah yang dapat diadopsi perusahaan-perusahaan tersebut di bawah kemitraan dengan Full Fact. Namun, dengan vaksin virus corona pertama sekarang di depan mata, mereka mungkin perlu bertindak lebih cepat. (Ryn)

Baca juga:

Teknologi AI Bisa Deteksi COVID-19 Hanya dengan Mendengarkan Suara Batuk

#COVID-19 #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Indonesia
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK meminta bantuan BRI untuk memberikan informasi mengenai fasilitas kredit
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
Indonesia
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK.
Wisnu Cipto - Kamis, 05 Juni 2025
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Indonesia
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/6), mengakui ada kenaikan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 04 Juni 2025
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Indonesia
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) meminta masyarakat meningkatkan protokol kesehatan yang pernah dilakukan pada musim pandemi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Indonesia
Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
Dinkes DKI melakukan sejumlah langkah preventif untuk melindungi masyarakat dari potensi penularan COVID-19.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
Bagikan